pembacanya. Kedua pakar ini dipandang sebagai pendukung ideologi yang berorientasi pada kebudayaan BSa atau domestication.
Kedua ideologi ini merupakan salah satu masalah pilihan dalam terjemahan, merupakan penentuan cara pandangan dan hal ini merupakan tahap
yang cukup penting dalam penerjemahan. Memilih ideologi penerjemahan foreignisasi atau domestikasi bukanlah merupakan suatu kesalahan, karena
keduanya mewakili aspirasi yang ada dan telah disepakati di kalangan masyarakat dan tentu saja disesuaikan dengan need dan audience analysis.
2.13 Alasan Pemilihan Teori Terjemahan
Padapenelitian ini, peneliti menggunakan teori Molina dan Albir, hal ini dikarenakan Molina dan Albir membagi teori mereka dalam uraian yang sangat
terperinci dan jelas. Hal itu dapat dilihat dari 18 poin yang berbeda dalam menjelaskan uraian terjemahan. Sehingga kita akan dengan mudah
mengklarifikasikan tiap-tiap kalimat yang akan diteliti. Pada metode, peneliti menggunakan diagram V milik Newmark yang telah
membagi terjemahan menjadi dua kategori. Kategori pertama berorintasi pada bahasa sumber. Kategori kedua berorientasi pada bahasa sasaran.
Sementara pemilihan ideologi peneliti bersumber pada teori yang dipaparkan oleh Venuti. Venuti begitu juga dengan Newmark telah membagi
ideologi dengan istilah terjemahan forenisasi dan terjemahan domestikasi. Dimana forenisasi beroreintasi pada bahasa sumber dan terjemahan domestikasi
berorientasi pada bahas sasaran. Dari kesamaan orientasi pada bahasa sumber
Universitas Sumatera Utara
dan bahasa sasaran, hal ini sangat memudahkan peneliti dalam menganalisa data yang ada.
Dari pemilihan ketiga teori diatas akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya, dikarenakan walaupun berbeda penemuan teori
tetapi mereka saling berhubungan satu sama lain. Sehingga dapat dikatakan jika teknik penerjemahan berada pada tataran mikro, metode penerjemahan berada
pada tataran makro, maka ideologi penerjemahan berada pada tataran super makro. Maksudnya, ideologi penerjemahan tidak bisa dilihat dari contoh per
contoh kasus, tetapi pada tataran yang lebih luas lagi yaitu prinsip si penerjemah dalam menerjemahkan. Namun, meskipun terletak pada tataran yang sangat luas,
ideologi masih dapat diidentifikasi, dapat dievaluasi pada penerapan teknik yang digunakan, kemudian dianalisis metodenya, lalu bagian ideologinya.
2.14 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian yang relevan dengan penelitian yang dapat menjadi acuan dalam penulisan tesis ini adalah Analisis Teknik Penerjemahan dan Kualitas Terjemahan
Buku “Asal Usul Elite Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial Belanda Abad ke XIXXX” yang ditulis oleh : Havid Ardi, mahasiswa Universitas
Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010. Dalam tesisnya, ia mengidentifikasi dan mendeskripsikan teknik,metode, dan ideologi penerjemahan, serta melihat
dampaknya terhadap kualitas terjemahan dari aspek keakuratan accuracy, keberterimaan acceptability serta keterbacaan readability terjemahan.
Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut
Universitas Sumatera Utara
merupakan penelitian holistik yang melibatkan 3 tiga jenis sumber data. Sumber data pertama adalah dokumen yang berupa buku sumber dan produk
terjemahannya sebagai sumber data objektif. Sumber data kedua, diperoleh dari informan yang memberikan informasi mengenai keakuratan, keberterimaan, dan
keterbacaan hasil terjemahan sebagai data afektif. Sumber data ketiga adalah para
penerjemah dan editor ahli sebagai sumber data genetik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 jenis teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam 285 data, antara lain : amplikasi
122 16,69, harfiah 86 11,76, padanan lazim 84 11,49, modulasi 73 9,99, peminjaman murni 71 9,71, reduksiimplisitasi 61 8,34, adaptasi
57 7,80, penambahan 37 5,06, transposisi 27 3,69, generalisasi 22
3,01, kalke 19 2,60, inversi 16 2,19, partikulasi 15 2,05, penghilangan 15 2,05, kreasi diskursif 10 1,37, deskripsi 9 1,23,
peminjaman murni 6 0,82 dan koreksi 1 0,14. Metode yang digunakan metode komunikatif dengan ideoligi domestikasi. Kualitas terjemahan cukup baik
dengan rata-rata skor keakuratan terjemahan 3,33, keberterimaan 3,55 dan keterbacaan 3,5.
Pada kajian yang relevan pertama menganalisis produk terjemahan yang memiliki kesamaan dengan yang saya lakukan baik itu dalam teknik
penerjemahan, metode penerjemahan dan juga ideologi penerjemahan tetapi Havid Ardi juga menganalisi kualitas terjemahan. Dan perbedaan lain adalah
sumber data, Havid mengambil sejarah budaya sebagai sumber data dan penelitian
Universitas Sumatera Utara
yang saya lakukan adalah sumber data yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai agama.
Pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Sulaiman Ahmadpada tahun 2011,mengkaji penerjemahan istilah-istilah budaya yang terdapat pada brosur
pariwisata berbahasa Indonesia dan Inggris, Provinsi Sumatera Utara,dengan Tesis yang berjudul “Analisis Terjemahan Istilah-Istilah Budaya pada Brosur
Pariwisata Berbahasa Inggris Provinsi Sumatera Utara” dengan tujuan mengidentifikasi teknik penerjemahan yang digunakan dalam terjemahan istilah-
istilah budaya dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Inggris dan mengidentifikasi pergeseran shift yang terjadi pada terjemahan istilah-istilah
budaya dimaksud. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif- kualitatif. Data yang digunakan adalah terjemahan istilah-istilah budaya yang
terdapat pada brosur pariwisata berbahasa Indonesia dan Inggris Provinsi Sumatera Utara, yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Sumatera Utara tahun 2008. Dari hasil penelitian ini ditemukan sebanyak 1 data 1,49, makanan sebanyak 13 data 19,40, benda budayaartefak sebanyak 2
data 2,98, pakaian sebanyak 4 data 5,97, bangunan sebanyak 6 data 8,96, transportasi sebanyak 1 data 1,49, bahasa sebanyak 4 data 5,97,
sosial budaya sebanyak 13 data 19,40, kemasyarakatan sebanyak 8 istilah budaya 11,94, agama sebanyak 3 data 4,48, dan seni sebanyak 12 data
17,91. Teknik terjemahan yang digunakan Penerjemahan Deskripsi sebanyak 25 37,31, Peminjaman sebanyak 21 31,34, Calque sebanyak 12 17,91,
Generalisasi 6 8,96, Literal sebanyak 2 2,99 dan Couplet sebanyak 1
Universitas Sumatera Utara
1,49. Terdapat 44 pergeseran shift pada terjemahan istilah-istilah budaya dari bahasa sumber ke dalam bahasa Inggris. Pergeseran shift tersebut terdiri atas
pergeseran unit unit shift sebanyak 28 63,63, pergeseran struktur structural shift sebanyak 13 29,55, dan pergeseran dalam intra-system shift sebanyak 3
6,82. Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman Ahmad menganalisis sumber
data brosur pariwisata sumatera utara. Sulaiman Ahmad menggunakan teknik penerjemahan yang sama tetapi beliau tidak meneruskan penelitiannya pada
metode dan ideologi penerjemahan melainkan pada pergeseran yang terjadi pada terjemahan brosur pariwisata. Melihat kondisi inilah maka peneliti mencoba
melakukan suatu yang berbeda dengan penelitian yang relevan. Diharapkan hal ini menambah khasanah dalam penelitian terjemahan.
Penelitian ketiga Tesis dengan judul “Analisis Penerjemahan dan Pemaknaan Istilah Teknis: Studi Kasus pada Terjemahan Dokumen Kontrak”
yang dilakukan oleh Roswani Siregar mahasiswa pasca sarjana Universitas Sumatera Utara tahun 2009. Ada enam dokumen kontrak sebagai produk
terjemahan sebagai sumber data dalam analisis ini. Dapat diidentifikasi bahwa istilah teknis yang digunakan dalam dokumen ini adalah istilah yang berkaitan
dalam bidang ekonomi akuntansi, manajemen, dan keuangan. Dalam membaca sebuah teks sebagai produk terjemahan, dapat ditemukan
berbagai masalah dalam memahami isi teks tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya perbedaan budaya antara penulis dan pembaca
Universitas Sumatera Utara
teks tersebut, yang berakibat pada perbedaan pandangan pada konsep kata yang dimaksudkan oleh penulis.
Para penerjemah biasa memilih dua metode penerjemahan, yaitu terjemahan harafiah literal yang terdiri atas peminjaman, terjemahan harfiah, dan
terjemahan wajib yang terdiri atas transposisi, modulasi, kesepadanan, dan penyesuaian. Oleh sebab itu, dalam menganalisis produk terjemahan penulis
berfokus pada analisis metode yang disebutkan di atas. Untuk mendapatkan makna istilah atau kosa kata yang terdapat pada bahasa sumber BS dan bahasa
target BT. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam tesis ini memperlihatkan
kompleksitas pemahaman tentang prosedur dan metode penerjemahan yang perlu untuk dipahami. Hal-hal yang berkaitan dengan cara identifikasi ialah, penerapan
metode penerjemahan yang meliputi banyak hal, seperti misalnya proses peminjaman, calque, terjemahan harafiah, transposisi, modulasi, kesepadanan,
penyesuaian, pergeseran struktur, unit, dan kelas, intrasistem dan juga sistem penyerapan istilah asing, sangat perlu untuk diperhatikan.
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya kesamaan dalam melaksanakan analisis penelitian yang berkisar pada metode penerjemahan, tetapi
pada penelitian yang dilakukan oleh Roswani Siregar, metode penerjamahan dianalisis dengan menggunakan teknik penerjemahan, seperti penggunaan teknik
kalke, transposisi, modulasi dan lainnya. Sehingga peneliti berasumsi bahwa telah terjadi kesalahan peletakan makna teknik penerjemahan dan makna metode
Universitas Sumatera Utara
penerjemahan. Hal ini memberikan satu masukan kepada peneliti untuk berhati- hati dalam menerapkan perbedaan antara metode dan teknik penerjemahan.
Pada sisi lain dalam penelitian terdahulu Roswani melakukan yang berbeda dengan yang saya lakukan, yaitu pergeseran dalam penerjamahan.
Tesis berjudul “Penerjemahan Teks Marpokat Haroan Boru dalam Perkawinan Adat Mandailing dari Bahasa Mandailing ke dalam Bahasa Inggris”
yang dilakukan oleh Dian Fazdilah Nasution pada Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara tahun 2011 merupakan penelitian yang keempat yang
peneliti jadikan sebagai hasil kajian yang relevan. Penelitian ini bertujuan, pertama, untuk mengetahui proses dan hasil terjemahan dari teks percakapan
marpokat haroan boru dalam perkawinan adat Mandailing. Kedua, untuk mengetahui dan menerapkan teknik terjemahan yang tepat pada teks yang terikat
dengan budaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif- kualitatif. Data penelitian ini adalah teks marpokat haroan boru ini tertulis dalam BM bahasa
Mandailing dan berbentuk prosa 21 paragraf dan pantun 2 pantun. Data yang terdiri dari percakapan antara suhut, dan dalihan na tolu dalam marpokat haroan
boru dalam perkawinan adat Mandailing diambill dari buku yang ditulis oleh H. Pandapotan Nasution yang diterbitkan tahun 2005 oleh FORKALA Prov.
Sumatera Utara sebagai sumber data. Penelitian ini menekankan pada penerjemahan makna bukan bentuk. Sebelum proses penerjemahan dilakukan,
peneliti melakukan analisis kontrastif dan kajian lintas budaya, hal ini dilakukan untuk mengetahui sistem kelinguistikan dan budaya kedua bahasa. Ditemukan
bahwa bahasa Mandailing dan bahasa Inggris memiliki lebih banyak perbedaan
Universitas Sumatera Utara
daripada persamaannya seperti sistem pronominal, struktur frasa, pola kalimat, komponen makna, polisemi, sinonim, dan antonim, makna generik dan spesifik,
metafora, idiom dan eufimisme. Juga ditemukan perbedaan yang luas pada budaya kedua bahasa meliputi agama dan kepercayaan, keluarga dan perkawinan, tipe
masyarakat, ketimpangan gender, pemakaian bahasa dan sopan santun sosial. Teks ini menerapkan beberapa teknik penerjemahan diantaranya teknik
penambahan, pengurangan, penyetaraan struktural, generalisasi, penerjemahan makna, penerjemahan literal dan parfrasa. Penerjemahan teks ini melalui beberapa
proses tahapan yaitu analisis struktur teks, transfer, penulisan draf pertama, analisis draf pertama dan penulisan draf kedua, evaluasi draf kedua, penulisan draf
ketiga, reevaluasi dan penulisan draf akhir. Pada penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Dian Fadilah Nasution,
beliau melakukan penelitian yang berdasarkan proses penerjemahan yaitu teks marpokat haraon dalam pernikahan adat mandailin, tetapi beliau tetap
menggunakan teknik penerjemahan dalam melaksanakan penelitiannya khususnya teknik penerjemahan yang berkaitan dengan budaya, hal ini juga memiliki
kesamaan dari nilai yang dianalisis yaitu budaya. Tetapi perbedaan yang ada pada cara penelitian yaitu analisis produk terjemahan dengan proses terjemahan.
Pada penelitian yang kelima. “Analisis Teknik, Metode, Ideologi dan Kualitas Terjemahan Cerita Anak Serial Erlangga for Kids. Penelitian ini adalah
Tesis yang dilakukan olehNovalinda. S pada Program Magister Linguistik Penerjemahan Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010. Penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
adalah tentang jenis-jenis teknik penerjemahan, metode penerjemahan, ideologi penerjemahan dan kualitas terjemahan. Tujuan dari penelitian ini adalah: petama
untuk mengidentifikasi teknik-teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan cerita anak, kemudian menganalisis metode
dan ideologinya. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi dampak penerapan teknik-teknik penerjemahan pada kualitas terjemahan cerita anak yang dilihat
berdasarkan keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Tujuan terakhir adalah mengidentifikasi teknik mana yang memiliki tingkat keakuratan dan
keberterimaan paling tinggi.
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah buku cerita anak yang berupa
bilingual book dan juga para informan. Dari data tersebut diidentifikasi teknik- teknik penerjemahannya, kemudian berdasarkan teknik penerjemahan yang
digunakan dapat disimpulkan metode penelitian dan ideologi penerjemahannya. Untuk menilai keakuratan dan keberterimaan data tersebut dinilai oleh tiga orang
rater yang sudah terbiasa dengan bidang penerjemahan dan Bahasa Indonesia, sedangkan untuk keterbacaan penulis meminta lima orang anak yang duduk di
kelas 3 dan 4 sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sepuluh teknik
penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan yaitu literal sebanyak 253 data dari 388 data atau 65 , transposisi sebanyak 58 data
atau 15, reduksi sebanyak 27 data atau 7, Amplifikasi sebanyak 21 data atau 5,4, modulasi sebanyak 9 data atau 2,3 , adaptasi sebanyak 10 data atau 2,6,
Universitas Sumatera Utara
pure borrowing 4 data atau 1 , kreasi diskursif 1 data atau 0,25, padanan tetap yang 3 data atau 0,7 dan generalisasi 1 buah data atau 0,25. Terdapat banyak
data yang diterjemahkan menggunakan lebih dari 1 teknik. Berdasarkan mayoritas teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dapat ditarik simpulan bahwa
metode penerjemahannya adalah metode penerjemahan literal dengan kecenderungan mempertahankan bentuk bahasa sumber atau ideologi foriegnisasi.
Penerapan teknik penerjemahan juga berdampak terhadap kualitas terjemahan yaitu adanya terjemahan yang sudah akurat, kurang akurat dan tidak
akurat. Untuk tingkat keberterimaan pun demikian menghasilkan terjemahan yang berterima, kurang berterima dan tidak berterima. Hal ini dibuktikan bahwa dari
388 data sebanyak 287 data 73,9 termasuk kategori terjemahan yang akurat, sebanyak 88 data 22,6 dikategorikan terjemahan kurang akurat dan sebanyak
14 data 3,6 termasuk kategori tidak akurat. Sementara untuk tingkat keberterimaan sebanyak 326 data 84 masuk kategori terjemahan berterima, 52
data 13,4 termasuk kategori terjemahan kurang berterima dan sebanyak 10 data 2,57 termasuk kategori terjemahan tidak berterima. Untuk tingkat
keterbacaan pada umumnya terbaca hanya teknik peminjamanlah yang punya tingkat keterbacaan rendah.
Untuk penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Novalinda memiliki kesamaan yang sangat kuat, dikarenakan teknik, metode, dan ideologi
penerjemahan yang digunakan adalah sama dan sumber data yang ada juga sama yaitu cerita anak. Peneliti memiliki tujuan yang berbeda pada sumber data, dimana
latar belakang cerita anak memiliki perbedaan, Novalinda berlatarbelakang cerita
Universitas Sumatera Utara
anak umum dan yang menjadi sumber data yang saya lakukan adalah sumber data cerita anak yang berlatarbelakang agama. Secara sepintas kelihatan penelitian ini
memiliki kesamaan yang besar tetapi bila ditilik lebih jauh maka akan didapati perbedaan yang cukup jauh, hal ini dikarenakan makna-makna agama memiliki
kekhususan yang memang harus dicermati secara khusus. Dalam istilah agama banyak didapati istilah yang tidak dapat diterjemahkan dan harus dilakukan teknik
penerjemahan peminjaman murni yang tidak melakukan perubahan pada saat melakukan proses terjemahan. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran peneliti
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dari apa yang telah dilakukan oleh Novalinda.
Secara global peneliti merangkumkan satu kesimpulan dengan penelitian yang relevan di bawah ini.
Dari kajian yang relevan, yang pertama menganalisa tentang metode dan kualitas terjemahan daribuku yang berjudul ”Analisis Teknik Penrjemahan dan
Kualitas Terjemahan Buku “Asal Usul Elite Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial Belanda Abad ke XIXXX”. Tesis tahun 2010. Yang kedua
Tesis yang dilakukan oleh Sulaiman Ahmad pada tahun 2011 yang berjudul “Analisis Terjemahan Istilah-Istilah Budaya pada brosur Pariwisata berbahasa
Inggris Provinsi Sumatera Utara” yang mengidentifikasi teknik penerjemahan yang digunakan dalam terjemahan istilah-istilah budaya dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran yaitu bahasa Inggris, dan mengidentifikasi pergeseran shift yang terjadi pada terjemahan istilah-istilah budaya dimaksud. Penelitian ketiga
Universitas Sumatera Utara
merupakan Tesis yang berjudul Analisis Penerjemahan dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus pada Terjemahan Dokumen Kontrak yang dilakukan oleh
Roswani Siregar pada tahun 2009 yang diidentifikasi bahwa istilah teknis yang digunakan dalam dokumen ini adalah istilah yang berkaitan dalam bidang
ekonomi akuntansi, manajemen, dan keuangan. Sedangkan yang keempat adalah penelitian yang berjudul “Penerjemahan Teks Marpokat Haroan Boru dalam
Perkawinan Adat Mandailing dari Bahasa Mandailing ke dalam Bahasa Inggris” yang dilakukan oleh Dian Fazdilah Nasution pada tahun 2011. Tesis ini bertujuan,
pertama, untuk mengetahui proses dan hasil terjemahan dari teks percakapan marpokat haroan boru dalam perkawinan adat Mandailing. Kedua, untuk
mengetahui dan menerapkan teknik terjemahan yang tepat pada teks yang terikat dengan budaya.
Dapat disimpulkan bahwa keempat penelitian yang relevan ini berkisar tentang penggunaan teknik terjemahan, pergeseran yang terjadi dan juga meneliti
proses terjemahan dan data yang menjadi sumber penelitian masih berkisar pada buku sejarah, budaya, dan kontrak kerja. Sedangkan penelitian kelima adalah
penelitian yang berjudul Analisis Teknik, Metode, Ideologi dan Kualitas Terjemahan Cerita Anak Serial Erlangga for Kids pada tahun 2010 yang
dilakukan terhadap cerita anak yang memiliki kesamaan dengan sumber data dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan, perbedaannya terletak pada
karakteristik sumber data, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh saudari Novalinda memakai buku cerita anak berkerakteristik umum sementara penelitian
yang peneliti lakukan adalah cerita anak yang berkarakter agama. Dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
latar belakang tersebut dan peneliti belum menemukan penelitian cerita anak tentang agama. Peneliti berharap hasil penelitian ini akan menambah cakupan
tentang teknik dan metode juga ideologi terjemahan yang belum dijumpai terutama penelitian yang berkaitan dengan cerita anak yang berisikan tentang
agama.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian