Teknik Penerjemahan Riwayat Pekerjaan

menyampaikan pesan yang dikandung oleh bahasa sumber dapat sampai kepada pembaca melalui bahasa sasaran. Ketidak-akuratan dalam penerjemahan ditandai oleh ketidak-ekuivalenan atau ketidak-paralelan antara bahasa sumber dengan bahasa sasaran, yang akhirnya hasil tersebut adalah produk terjemahan yang tidak baik sebab baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran tidak mengandung ide yang sama. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Halliday 2001:16 “That translation equivalance is define in ideational terms; if a text doesnot match its source text idetionally, it does not quality as a translation, so the question whether it is a good translation does not arise”.

2.10 Teknik Penerjemahan

Di dalam Collins English Dictionary, technique is a practical method, skill, or art applied to a particular task. Teknik adalah suatu metode, keahlian atau seni praktis yang tugas diterapkan pada suatu tugas tertentu. Ada dua hal yang penting pada definisi tersebut yakni: 1 teknik sebagai hal yang bersifat praktis dan 2 teknik di berlakukan terhadap tugas tertentu; dan dalam hal ini tugas penerjemahan yang secara langsung berkaitan dengan masalah penerjemahan dan pemecahannya. Machali, 2000:77 Sementara itu Molina Albir 2002:509 mendefinisikan teknik penerjemahan sebagai prosedur untuk menganalisa dan mengklarifikasikan bagaimana kesepadanan terjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada Universitas Sumatera Utara berbagai satuan lingual. Berikut ini akan dikemukakan teknik penerjemahan menurut Molina dan Albir

2.10.1 Adaptasi

Teknik ini dikenal dengan teknik adaptasi budaya. Teknik ini dilakukan dengan mengganti unsur-unsur budaya yang ada BSu dengan unsur budaya yang mirip dan ada pada BSa. Hal tersebut bisa dilakukan karena unsur budaya dalam BSu tidak ditemukan dalam BSa, ataupun unsur budaya pada BSa tersebut lebih akrab bagi pembaca sasaran. Teknik ini sama dengan teknik padanan budaya,contoh: frasa as white as snow dapat dipadankan dengan seputih kapas, karena kapas dikenal baik di Indonesia, tidak demikian halnya dengan salju, karena salju tidak dikenal dalam bahasa sasaran.

2.10.2 Amplifikasi

Teknik penerjemahan dengan mengeksplisitkan atau memparafrase suatu informasi yang implisit dalam BSu. Teknik ini sama dengan eksplisitasi, penambahan, parafrasa eksklifatif. Catatan kaki merupakan bagian dari amplifikasi. Teknik reduksi adalah kebalikan dari teknik ini, contoh: Idul Fitri dapat diparafrasekan menjadi hari raya umat Islam.

2.10.3 Peminjaman

Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan meminjam kata atau ungkapan dari BSu. Peminjaman itu bisa bersifat murni pure borrowing tanpa penyesuaian atau peminjaman yang sudah dinaturalisasi naturalized borrowing Universitas Sumatera Utara dengan penyesuaian pada ejaan ataupun pelafalan. Kamus resmi pada BSa menjadi tolok ukur apakah kata atau ungkapan tersebut merupakan suatu pinjaman atau bukan, contoh dari pure borrowing adalah Mixer yang diterjemahkan menjadi Mixer, sedangkan contoh naturalized borrowing adalah mixer yang diterjemahkan menjadi Mikser.

2.10.4 Kalke

Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menerjemahkan frasa atau kata BSu secara literal. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan acceptation, contoh: Directorate General diterjemahkan menjadi Direktorat Jendral.

2.10.5 Kompensasi

Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan pesan pada bagian lain dari teks terjemahan. Hal ini dilakukan karena pengaruh stilistik gaya pada BSu tidak bisa di terapkan pada BSa. Teknik ini sama dengan teknik konsepsi, contoh: A pair of scissors diterjemahkan menjadi sebuah gunting.

2.10.6 Deskripsi

Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya, contoh: Capati diterjemahkan menjadi roti panggang yang merupakan makanan utama pengganti nasi bagi orang India. Universitas Sumatera Utara

2.10.7 Kreasi Diskursif

Teknik penerjemahan dengan penggunaan padanan yang keluar konteks. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian calon pembaca. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan judul buku atau judul film. Teknik ini serupa dengan teknik proposal, contoh: The Godfather diterjemahkan menjadi Sang Godfather.

2.10.8 Padanan Lazim

Teknik dengan penggunaan istilah atau ungkapan yang sudah lazim baik berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari. Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah, contoh: Snack lebih dikenal daripada kudapan, handphone lebih dikenal daripada telepon genggam.

2.10.9 Generalisasi

Teknik ini menggunakan istilah yang lebih umum pada BSa untuk BSu yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan karena BSa tidak memiliki padanan yang spesifik. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan acceptation, contoh: Penthouse, Mansion diterjemahkan menjadi tempat tinggal.

2.10.10 Amplifikasi Linguistik

Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menambahkan unsur-unsur linguistik dalam BSa. Teknik ini lazim diterapkan pada pengalihbahasaan Universitas Sumatera Utara konsekutif dan sulih suara, contoh: no way diterjemahkan menjadi De ninguna de las maneras dalam bahasa Spanyol.

2.10.11 Kompresi Linguistik

Teknik yang dilakukan dengan mensintesa unsur-unsur linguistik pada BSa. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik amplifikasi linguistik. Teknik ini lazim digunakan pada pengalihbahasaan simultan dan penerjemahan teks film. Contoh: Yes so what? Diterjemahkan menjadi Y? Dalam bahasa spanyol

2.10.12 Penerjemahan Harfiah

Teknik yang dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata dan penerjemah tidak mengaitkan dengan konteks, contoh: killing two birds with one stone diterjemahkan menjadi membunuh dua burung dengan satu batu.

2.10.13 Modulasi

Teknik penerjemahan yang diterapkan dengan mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan BSu. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural, contoh:Nobody doesn’t like it diterjemahkan menjadi semua orang menyukainya.

2.10.14 Partikularisasi

Teknik penerjemahan dimana penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit, presisi atau spesifik, dari superordinat ke subordinat. Teknik ini Universitas Sumatera Utara merupakan kebalikan dari teknik generalisasi, contoh:air transportation diterjemahkan menjadi pesawat.

2.10.15 Reduksi

Teknik yang diterapkan dengan penghilangan secara parsial, karena penghilangan tersebut dianggap tidak menimbulkan distorsi makna. Dengan kata lain, mengimplisitkan informasi yang eksplisit. Teknik ini kebalikan dari teknik amplifikasi, contoh: SBY the president of republic of Indonesia diterjemahkan menjadi SBY.

2.10.16 Subsitusi

Teknik ini dilakukan dengan mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik intonasi atau isyarat, contoh: Bahasa isyarat dalam bahasa Arab, yaitu dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi Terima kasih.

2.10.17 Transposisi

Teknik penerjemahan dimana penerjemah melakukan perubahan kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Seperti kata menjadi frasa, contoh: adept diterjemahkan menjadi sangat terampil.

2.10.18 Variasi

Teknik dengan mengganti elemen linguistik atau paralinguistik intonasi, isyarat yang berdampak pada variasi linguistik: perubahan tona tekstual, gaya Universitas Sumatera Utara bahasa, dialek sosial, dialek geografis. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan naskah drama.

2.11 Metode Penerjemahan