Objek kajian adalah teknik penerjemahan, metode penerjemahan, dan ideologi penerjemahan
Data yang dikaji merupakan satu rangkaian cerita yang mengandung topik demi topik yang saling berkaitan dalam empat cerita yang berbeda, dan penelitian
ini memfokuskan pada tingkatan kata, frasa dan kalimat.
1.6 Klarifikasi Makna Istilah
Istilah merupakan satu makna yang dapat diartikan dengan banyak pengertian, untuk menghindari terjadikan kesalahan dalam mengartikan istilah
yang ada, maka perlu diklarifikasikan. Istilah-istilah yang perlu diklarifikasikan adalah:
1. Penerjemahan adalah proses pengalihan makna TSu ke dalam TSa
2. Bahasa sumber BSu adalah bahasa teks asal yang diterjemahkan. Dalam
penelitian ini bahasa sumber adalah bahasa Inggris. 3.
Bahasa sasaran BSa adalah bahasa teks hasil terjemahan. Dalam penelitian ini bahasa target adalah bahasa Indonesia.
4. Teknik Penerjemahan adalah cara untuk menganalisis dan
mengklarifikasikan bagaimana kesepadanan penerjemahan berlangsung dan dapat diterapkan pada satuan lingual Molina dan Albir, 2002.
5. Metode Penerjemahan lebih kepada sebuah cara yang digunakan oleh
penerjemah dalam proses penerjemahan sesuai dengan tujuannya, sehingga metode penerjemahan sangat mempengaruhi hasil terjemahan.Molina dan
Albir 2002: 507-508.
Universitas Sumatera Utara
6. Ideologi Penerjemahan adalahseperangkat ide yang mengatur kehidupan
manusia yang membantu kita memahami hubungan kita dengan lingkungan kita Karuobi, 2008:5. Ideologi penerjemahan ini mempunyai
dua kutub. Pertama adalah kutub foreignisasi yang sangat berorientasi pada bahasa sumber. Sebaliknya, ideologi domestikasi beroreintasi pada
kaidah, norma dan budaya bahasa sasaran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka dimaksud untuk memberikan gambaran atau batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan teori. Dalam kajian pustaka akan
dijabarkan beberapa istilah yang berkaitan pada penelitian yang dilaksanakan. Istilah -istilah yang menjadi rujukan dalam penelitian ini antara lain: pengertian
cerita anak, penerjemahan, teknik penerjemahan, metode penerjemahan, ideologi penerjemahan.
2.1 Cerita Anak
Cerita anak merupakan bagian dari dongeng yang memiliki arti sebagai cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh
di jaman dahulu. Dongeng merupakan hasil karya sastra. Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia
yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Tarigan 1995:5 mengatakan bahwa buku anak-anak adalah buku yang
menempatkan mata anak-anak sebagai pengamat utama, mata anak-anak sebagai fokusnya. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman
anak-anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak.
Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sastra anak bertumpuh dan bermula pada penyajian
nilai dan himbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan. Wahidin, 2009.
Perkembangan anak akan berjalan wajar dan sesuai dengan periodenya bila disugui bahan bacaan yang sesuai pula. Sastra yang akan dikonsumsikan bagi
anak harus mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit- belit, menggunakan setting yang ada di sekitar mereka atau ada di dunia mereka,
tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang orang
yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak Puryanto, 2008:2.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra
anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu: 1 sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati, 2 sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya
makhluk hidup selain manusia, 3 sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri Wahidin, 2008.
2.2 Ciri Sastra Anak