41
Pembangunan yang terus berlangsung diharapkan akan membuat penyerapan tenagakerja di Sektor Pertanian mengalami penurunan. Sedangkan,
penyerapan tenagakerja di Sektor Nonpertanian diharapkan lebih berkembang, terutama Subsektor Industri Pengolahan dan Subsektor Perdagangan, karena
Sektor Nonpertanian ini lebih berperan dalam pembentukan PDRB. Disamping itu, penyerapan tenagakerja di Sektor Industri di daerah perkotaan diharapkan
lebih baik perkembangannya daripada di perdesaan. Sedangkan, penyerapan tenagakerja di Sektor Jasa-jasa akan sedikit berkurang sebagai akibat dari proses
pembangunan yang terus berlangsung.
4.4.2. Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja di Sektor Pertanian, Industri dan Jasa-jasa
Penyerapan tenagakerja yang mengalami pertumbuhan terbesar selama periode tahun 2003-2010 terjadi pada Subsektor Pertambangan, Penggalian,
Listrik dan Air Bersih yaitu sebesar 126,94 persen. Pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 2005-2006 sebesar 53,63 persen. Sedangkan, yang mengalami
penurunan terbesar terjadi pada Subsektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yaitu sebesar 12,37 persen selama periode 2003-2010 dengan
penurunan terbesar terjadi pada tahun 2004-2005 yaitu sebesar 57,01 persen. Sektor Pertanian pertumbuhannya mengalami fluktuasi yang cukup besar
dimana pada tahun 2003-2004, tahun 2006-2007 dan tahun 2008-2009 pertumbuhannya negatif, masing-masing sebesar 27,86 persen, 9,71 persen dan
0,19 persen. Pertumbuhan Sektor Pertanian yang mengalami penurunan paling
42
drastis terjadi pada tahun 2003-2004, hal ini berkaitan mulai diberlakukannya moratorium pelarangan penebangan kayu oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur. Sedangkan, Sektor Industri pertumbuhannya menunjukkan keanehan pada tahun 2004-2005 dan tahun 2006-2007 dimana pada tahun tersebut mengalami
pertumbuhan yang negatif sebesar 5,58 persen dan 5,48 persen, sedangkan pada tahun lainnya mengalami pertumbuhan yang positif. Sektor Jasa-jasa justru
mempunyai pertumbuhan penyerapan tenagakerja yang lebih baik karena hanya pada tahun 2006-2007 saja yang mengalami pertumbuhan negatif, selebihnya
pertumbuhannya positif.
Tabel 7. Tingkat pertumbuhan penyerapan tenagakerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kalimantan Timur Tahun 2003-2010
Lapangan pekerjaan utama 2003-
2004 2004-
2005 2005-
2006 2006-
2007 2007-
2008 2008-
2009 2009-
2010 1
2 3
4 5
6 7
8
Pertanian -27,86
14,94 10,80
-9,71 23,60
-0,19 0,07
Agriculture -27,86
14,94 10,80
-9,71 23,60
-0,19 0,07
Pertambangan, Penggalian, Listrik dan Air Bersih
-19,39 41,56
53,63 -19,38
12,50 8,57
49,45 Industri Pengolahan
23,99 -13,41
-15,71 5,75
1,17 -9,83
9,88 Bangunan
65,58 -16,11
-7,93 -1,59
17,48 3,97
4,50
Manufacture 25,22
-5,58 3,71
-5,48 9,78
0,60 21,37
Perdagangan, Hotel dan Restauran 9,43
2,82 1,02
1,75 11,31
9,32 15,79
Pengangkutan dan Komunikasi 60,87
-0,66 -12,47
6,99 12,92
-12,49 6,63
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan -16,00
-57,01 35,75
-47,69 -7,26
2,95 76,89
Jasa-Jasa -16,18
6,63 -6,31
7,62 14,85
14,46 26,16
Services 2,94
0,37 4,24
-0,55 11,79
7,58 21,02
Total -5,68
3,51 6,38
-4,82 15,39
3,43 13,75
Sumber : BPS Kalimantan Timur Tahun, 2011.
Sektor Pertanian mengalami kenaikan penyerapan tenagakerja sebesar 11,65 persen selama periode 2003-2010, akan tetapi struktur penyerapan
tenagakerjanya turun sebesar 9,56 persen Tabel 6. Sedangkan, Subsektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami kenaikan penyerapan tenagakerja
sebesar 126,94 persen, perubahan struktur penyerapan tenagakerja hanya
43
mengalami kenaikan sebesar 3,96 persen. Hal ini terjadi karena biasanya Subsektor Pertambangan dan Penggalian membutuhkan tenagakerja dengan
tingkat pendidikan dan ketrampilan yang tinggi. Peningkatan yang terjadi di Kalimantan Timur selama periode tahun 2003-
2010 pada Sektor Jasa-jasa lebih tinggi bila dibandingkan peningkatan Sektor Industri. Oleh Squire 1981 lebih lanjut dikatakan bahwa kecilnya proporsi
angkatan kerja di Sektor Industri seringkali diperkirakan sebagai suatu kegagalan di dalam proses pembangunan ekonomi. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
Sektor Pertanian dan Sektor Jasa-jasa pada umumnya mempunyai produktivitas yang rendah. Dalam keadaan jumlah pengangguran yang meningkat dengan
disertai produktivitas tenagakerja yang rendah karena keterbatasan pendidikan dan ketrampilan, maka tenagakerja yang berlebih tidak akan tertampung dalam
sektor modern Sektor Industri. Sektor informal pada Sektor Jasa-jasa menjadi pilihan utama dalam penyerapan tenagakerja karena tidak terlalu mementingkan
pendidikan dan ketrampilan selain kemudahannya untuk keluar masuk pada sektor informal.
4.4.3. Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Penciptaan Kesempatan Kerja