Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja

37 keluarga perempuan sangat dipengaruhi kegiatan ibu rumahtangga dan anaknya dalam membantu pekerjaan ayahnya menggarap lahan di persawahan. Selain itu, juga disumbang oleh subsektor perdagangan. Pembangunan yang dilaksanakan selama ini dan masa yang akan datang diharapkan dapat meningkatkan proporsi angkatan kerja yang berstatus buruh, sedangkan proporsi angkatan kerja yang bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain dan proporsi pekerja keluarga akan semakin berkurang. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi perubahan-perubahan pada pola tradisional yang ada di daerah perkotaan maupun di perdesaan, terutama perempuan pada status yang sama di daerah perdesaan.

4.3.3. Tingkat Pendidikan Angkatan Kerja

Tabel 5a dan 5b memberikan keterangan tentang pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh angkatan kerja dan berdasarkan jenis kelamin selama periode tahun 2003-2010. Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar angkatan kerja berada pada pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA, baik laki-laki maupun perempuan. Untuk laki-laki pada tahun 2003 proporsi yang bekerja dengan kelulusan SLTA sebesar 28,68 persen dan pada tahun 2010 naik menjadi 37,01 persen. Sedangkan, untuk angkatan kerja perempuan yang lulus SLTA pada tahun 2003 sebesar 15,87 persen dan pada tahun 2010 naik menjadi 28,76 persen. 38 Tabel 5a. Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Seminggu yang lalu di Kalimantan Timur Tahun 2003-2010 Laki-laki Jenis Kegiatan Seminggu yang lalu Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bekerja 82,36 80,45 78,41 78,59 74,93 76,08 75,22 79,76 Mencari Pekerjaan 6,33 6,40 7,09 8,79 8,69 8,38 9,81 5,91 Sekolah 7,39 7,83 10,31 7,69 10,19 9,11 9,30 8,77 Mengurus rumahtangga 0,97 1,06 0,50 0,56 1,46 1,17 1,18 1,03 Lainnya 2,95 4,26 3,69 4,37 4,72 5,26 4,49 4,52 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Angkatan Kerja Ribuan 849,74 847,72 873,55 886,57 865,91 981,50 1.017,70 1.128,02 Sumber : BPS Kalimantan Timur, 2011. Perkembangan pendidikan ini menunjukkan bahwa telah terjadi keberhasilan dari Dinas Pendidikan Kalimantan Timur dengan program pendidikan dasar sembilan, yaitu wajib mempunyai pendidikan minimal tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Sebelumnya Dinas Pendidikan menerapkan program pendidikan dasar enam tahun, dimana penduduk wajib berpendidikan minimal sampai Sekolah Dasar SD. Tabel 5b. Persentase Penduduk Usia Kerja menurut Jenis Kelamin dan Jenis Kegiatan Seminggu yang lalu di Kalimantan Timur Tahun 2003-2010 Perempuan Jenis Kegiatan Seminggu yang lalu Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bekerja 36,24 27,59 29,96 36,60 32,39 36,06 37,57 37,03 Mencari Pekerjaan 6,64 6,27 6,83 9,30 6,13 5,76 3,81 7,61 Sekolah 7,42 9,61 10,55 7,94 9,58 9,00 9,00 9,58 Mengurus rumahtangga 47,66 53,54 49,29 43,57 47,02 46,24 46,49 42,71 Lainnya 2,03 2,99 3,37 2,58 4,87 2,94 3,14 3,07 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Angkatan Kerja Ribuan 372,84 314,49 340,13 438,32 375,51 435,47 443,29 520,43 Sumber : BPS Kalimantan Timur, 2011. 39 Dampak langsung dari rendahnya tingkat pendidikan adalah berhubungan dengan kualitas dan kecakapan dari angkatan kerja. Namun, tendensi penurunan secara umum partisipasi angkatan kerja yang tidak berpendidikan, baik laki-laki maupun perempuan memberikan gambaran yang cukup baik di masa depan. Banyaknya perempuan yang kurang berpendidikan juga menjadi sebab sulitnya angkatan kerja perempuan masuk ke dalam sektor modern di perkotaan. Sehingga, kebanyakan masuk pada sektor tradisional di perdesaan. 4.4. Pergeseran Penyerapan Tenagakerja secara Sektoral 4.4.1. Peranan Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa-jasa dalam Penyerapan Tenagakerja Tabel 6 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja yang terserap dalam lapangan pekerjaan utama mengalami peningkatan selama periode tahun 2003- 2010. Pada tahun 2003 jumlah angkatan kerja yang terserap sebesar 1,1 juta orang dari seluruh angkatan kerja dan meningkat menjadi 1,48 juta orang pada tahun 2010. Lebih sepertiga dari seluruh angkatan kerja yang terserap itu tertampung pada Sektor Pertanian yaitu sebesar 40,37 persen pada tahun 2003 dan menurun menjadi 30,80 persen pada tahun 2010. Hal ini, menunjukkan bahwa Kalimantan Timur masih termasuk daerah agraris, yaitu nampak dari besarnya penduduk yang bekerja di Sektor Pertanian. Sebenarnya Sektor Jasa-jasa yang paling banyak menyerap tenagakerja yaitu 42,51 persen pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 49,38 persen pada tahun 2010. Namun, bila dilihat dari subsektor dalam Sektor Jasa-jasa yang paling 40 banyak menyerap tenagakerja adalah Subsektor Perdagangan, Hotel dan Restauran yaitu sebesar 18,20 persen pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 22,09 persen pada tahun 2010. Tabel 6. Persentase penyerapan tenagakerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kalimantan Timur tahun 2003-2010 Lapangan pekerjaan utama Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian 40,37 30,87 34,28 35,70 33,87 36,28 35,01 30,80 Agriculture 40,37 30,87 34,28 35,70 33,87 36,28 35,01 30,80 Pertambangan, Penggalian, Listrik dan Air Bersih 4,29 3,67 5,01 7,24 6,13 5,98 6,28 8,25 Industri Pengolahan 7,85 10,32 8,64 6,84 7,60 6,66 5,81 5,61 Bangunan 4,98 8,74 7,08 6,13 6,34 6,45 6,49 5,96 Manufacture 17,12 22,73 20,73 20,21 20,07 19,10 18,58 19,82 Perdagangan, Hotel dan Restauran 18,20 21,11 20,97 19,91 21,29 20,54 21,71 22,09 Pengangkutan dan Komunikasi 4,49 7,66 7,36 6,05 6,80 6,66 5,63 5,28 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,72 2,42 1,01 4,33 2,38 1,91 1,90 2,96 Jasa-Jasa 17,10 15,19 15,65 13,78 15,59 15,51 17,17 19,04 Services 42,51 46,40 44,99 44,08 46,06 44,62 46,41 49,38 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Kesempatan Kerja Ribuan 1104,16 1041,49 1078,09 1146,88 1091,63 1259,59 1302,77 1481,90 Sumber : BPS Kalimantan Timur, 2011. Sektor Industri yang paling dominan dalam pembentukan PDRB Lihat Tabel 1, hanya mampu menyerap tenagakerja yang lebih kecil dari Sektor Pertanian maupun Sektor Jasa-jasa yaitu sebesar 17,12 persen pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 19,82 persen pada tahun 2010 dari seluruh angkatan kerja. Sedangkan Subsektor Pertambangan dan Penggalian yang menjadi andalan dalam membentuk Sektor Industri hanya mampu menyerap tenagakerja 4,29 persen pada tahun 2003 dan meningkat menjadi 7,82 persen pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena biasanya Subsektor Pertambangan dan Penggalian membutuhkan tenagakerja dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang tinggi. 41 Pembangunan yang terus berlangsung diharapkan akan membuat penyerapan tenagakerja di Sektor Pertanian mengalami penurunan. Sedangkan, penyerapan tenagakerja di Sektor Nonpertanian diharapkan lebih berkembang, terutama Subsektor Industri Pengolahan dan Subsektor Perdagangan, karena Sektor Nonpertanian ini lebih berperan dalam pembentukan PDRB. Disamping itu, penyerapan tenagakerja di Sektor Industri di daerah perkotaan diharapkan lebih baik perkembangannya daripada di perdesaan. Sedangkan, penyerapan tenagakerja di Sektor Jasa-jasa akan sedikit berkurang sebagai akibat dari proses pembangunan yang terus berlangsung.

4.4.2. Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja di Sektor Pertanian, Industri dan Jasa-jasa