III. METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilakukan di outlet Pro AB Chicken cabang Kota Jambi yang beralamatkan di jalan Soemantri Brojonegoro, Kebun Jeruk, Sipin, Kota Jambi. Kegiatan pengumpulan data dilakukan
selama sembilan bulan dimulai dari bulan Januari hingga September 2011.
B. JENIS DAN SUMBER DATA
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan menggunakan observasi dan wawancara langsung di
lapangan, seperti harga bahan baku, peralatan, penerimaan, biaya operasional perusahaan dan lain- lain. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur serta informasi
dari beberapa instansi terkait seperti BPS Kota Jambi, dan referensi-referensi lainnya berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, serta internet.
C. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Data yang diolah serta dianalisis dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dianalisis untuk mengkaji aspek pasar, pemasaran, teknis, sumber daya manusia dan
manajemen. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menganalisis kelayakan aspek finansial restoran Pro AB Chicken melalui kriteria kelayakan Net Present Value NPV, Internal Rate of
Return IRR, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, dan Payback Period yang diolah dengan Microsoft Office Excel 2007.
14
D. ASPEK NON FINANSIAL
1. Aspek Pasar
Aspek ini mengkaji tiga indikator yaitu bentuk pasar, penawaran, dan permintaan. Analisis permintaan pasar dilakukan dengan cara memproyeksikan jumlah permintaan berdasarkan
jumlah populasi umur target pasar menggunakan berbagai asumsi. Penawaran pasar dianalisis dengan cara menghitung realisai penjualan ayam goreng krispi di restoran tersebut. Selain itu
dianalisis jenis pasar yang dimasuki oleh restoran tersebut jika dilihat dari sisi produsen dan konsumen.
2. Aspek Pemasaran
Aspek ini dinilai dengan cara melihat penempatan restoran Pro AB Chicken pada segmentasi, target, dan posisi pasar. Aspek pemasaran juga melihat bagaimana restoran tersebut
mampu bersaing dengan melihat bauran pemasarannya yang meliputi 4P place, product, promotion, price.
3. Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknis dianalisis secara deskriptif dengan melihat kebutuhan bahan baku, peralatan pada restoran Pro AB Chicken, dan teknis proses produksi suatu produk dibuat. Proses produksi
dibuat terkait kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, pemakaian peralatan, lokasi proyek, input proyek persediaan serta output produk. Selain itu
mengkaji proses pembuatan produk beserta komposisinya untuk menghasilkan produk pada restoran tersebut.
4. Aspek Manajemen
Melihat perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian restoran Pro AB Chicken yang sudah berjalan satu tahun dalam operasi nanti sesuaikah dengan struktur organisasi yang ada. Analisis
ini digunakan secara kualitatif untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam kegiatan operasional suatu usaha. Analisis ini dapat dilihat berdasarkan sesuai tidaknya proyek
dengan pola kerja pihak yang terlibat dan kesanggupan atau keahlian staf yang ada untuk mengelola usaha. Jikafungsi manajemen dapat diterapkan, maka usaha restoran Pro AB Chicken
layak dari aspek manajemen.
5. Aspek Sumber Daya Manusia
Cara menganalisis aspek ini adalah dengan cara menilai secara deskriptif pengelolaan karyawan di restoran tersebut. Indikator pengelolaan karyawan tersebut meliputi jumlah
karyawan, spesifikasi pekerjaan, komposisi karyawan, rekrutmen, produktivitas kerja, pelatihan karyawan, mekanisme PHK, pengembangan karyawan, dan keselamatan kerja. Hasil dari tiap-
tiap indikator tersebut dijabarkan serta kemudian ditarik suatu hasil apakah aspek sumber daya manusia pada restoran tersebut layak.
15
E. Aspek Finansial
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam melakukan suatu evaluasi terhadap investasi proyek adalah Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Net Benefit Cost Net BC, dan
Payback Period.
1. Net Present Value NPV
Net Present Value merupakan manfaat bersih yang diterima selama umur proyek pada tingkat diskonto tertentu. Metode ini dihitung dengan cara mengurangi nilai penerimaan arus
tunai pada waktu sekarang dengan biaya arus tunai pada waktu sekarang selama waktu tertentu. Kelayakan investasi dinilai layak adalah bila NPV0. Persamaan yang digunakan untuk
menentukan nilai NPV adalah sebagai berikut:
NPV CFt
K I
Keterangan: CFt = aliran kas pertahun pada periode t
I = investasi awal pada tahun 0
K = suku bunga discount rate.
2. Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return IRR menunjukkan rata-rata tingkat keuntungan internal tahunan perusahaan yang melaksanakan investasi dan dapat dinyatakan dalam persen. Nilainyadicari
dengan menggunakan rumus IRR pada Microsoft Excel 2007. Kriteria kelayakan investasi jika nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang digunakan dalam perhitungan discount factor
aliran kas pada usaha tersebut.
3. Net Benefit Cost Ratio Net BC
Net Benefit Cost Ratio adalah besarnya manfaat tambahan pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Indikator ini layak bila nilainya lebih dari 1. Nilai Net BC dihitung dengan
menggunakan persamaan seperti di bawah ini. Net
B C
Bt Ct i
untuk Bt Ct Bt Ct
i untuk Bt Ct
Keterangan: Bt
= penerimaan pada tahun ke-t Ct
= biaya pada tahun ke-t n
= umur proyek tahun i
= tingkat diskonto.
16
4. Payback Period
Payback Period merupakan penilaian kelayakan investasi dengan mengukur jangka waktu pengembalian investasi. Lamanya pengembalian investasi tersebut ditentukan dengan
menggunakan persamaan seperti di bawah ini.
F. Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Umur proyek adalah 5 tahun, hal ini berdasarkan atas lamanya perjanjian dan kadaluarsa pembayaran royalti antara pihak manajemen pusat dengan restoran Pro AB Chicken cabang Kota
Jambi. 2.
Keseluruhan sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. 3.
Tingkat suku bunga yang digunakan yaitu berdasarkan tingkat suku bunga di Bank BCA sebesar 12 persen untuk suku bunga kredit pinjaman tahun 2012.
4. Biaya penyusutan dihitung dengan metode garis linier tanpa nilai sisa pada akhir umur ekonomi
barang. 5.
Biaya pemeliharaan setiap tahunnya sebesar 5 persen dari total nilai investasi yang dikeluarkan. 6.
Arus kas dari penerimaan inflow berasal dari penjualan makanan dan minuman. 7.
Penjualan produk diasumsikan konstan dari tahun kedua hingga kelima berdasarkan perhitungan kapasitas produksi optimal.
8. Harga input dan output yang digunakan dalam penelitian adalah harga konstan, hal ini untuk
mempermudah perhitungan arus kas. 9.
Biaya tenaga kerja pada tahun kedua hingga kelima ditetapkan berdasarkan kelayakan tanggung jawab dan strata pendidikan yang dimiliki karyawan.
10. Perhitungan pajak dilakukan melalui analisis rugi laba berdasarkan undang-undang nomor 17
Tahun 2009. Apabila laba bersih 0 sampai dengan 50 juta rupiah maka besarnya pajak yang harus dibayarkan sebesar 10 persen dari laba bersih. Bila laba bersih diantara 50 juta rupiah
sampai 100 juta rupiah, maka pajak yang dibayarkan sebesar 10 persen dari 50 juta rupiah ditambah sisa labanya dikalikan sebesar 15 persen. Bila nilai laba bersih diatas 100 juta rupiah
maka pajak yang harus dibayarkan sejumlah 50 juta rupiah dikalikan 10 persen ditambah 100 juta dikalikan 15 persen ditambah dengan sisa laba yang dicatatkan dikalikan 30 persen.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ASPEK PASAR
1. Bentuk Pasar
Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen dan juga dari sisi konsumen. Jika dilihat dari sisi produsen maka produk Pro AB Chicken berada pasar persaingan hampir
sempurna karena pada kenyataanya tidak ada pasar persaingan sempurna di dunia ini. Restoran cepat saji dapat didirikan oleh siapapun dan sudah banyak dijalankan dari yang
berskala kecil hingga besar. Konsumen bebas memilih produk cepat saji sesuai dengan yang mereka kehendaki.
Selanjutnya, jika dilihat dari sisi konsumen maka produk Pro AB Chicken berada pada pasar konsumen karena produk yang digunakan oleh konsumen dikonsumsi
langsung bukan untuk dijual kembali melainkan untuk keperluan pribadi. Produk Pro AB Chicken merupakan makanan dan minuman siap santap sehingga tidak mungkin
untuk dijual lagi reseller oleh konsumen yang membelinya.
2. Penawaran Pasar
`Produk utama dari restoran ini adalah ayam goreng krispi. Untuk itu penulis menganalisis jumlah penawaran ayam goreng krispi pada usaha tersebut. Penawaran dari
bulan pertama hingga bulan keenam sejak beroperasi dapat dilihat pada Gambar 1. Data proyeksi jumlah penawaran didapat dari jumlah realisai penjualan ayam goreng krispi di
restoran tersebut. Jumlah penawaran dari bulan pertama hingga keenam terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini diakibatkan oleh beberapa faktor. Faktor yang
memungkinkan terjadinya peningkatan tersebut diantaranya keberhasilan penjualan, perencanaan kapasitas produksi, dan pengelolaan SDM.
April Mei
Juni Juli
Agustus September
Penawaran 3440
3880 4809
5380 5908
6924 1000
2000 3000
4000 5000
6000 7000
8000
Ayam Gore ng
Kr isp
i Potong
Gambar 1.
Grafik Realisasi Penjualan Ayam Krispi Restoran Pro AB Chicken Bulan April-September 2011