DATA HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS IDENTIFIKASI DAN EVALUASI KUALITAS AIRTANAH

28

4.2 DATA HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

Data yang dihasilkan dari pengukuran dan analisis terdiri dari data muka airtanah sumur dangkal, muka airtanah sumur dalam, Daya Hantar Listrik sumur dangkal, Daya Hantar Listrik sumur dalam, Padatan Terlarut Total sumur dangkal, Padatan Terlarut Total sumur dalam, topografi Kota Tangerang Selatan dan penurunan muka airtanah akibat adanya pemanfaatan airtanah. Nilai H1 dan Hs didapatkan dari hasil pengukuran menggunakan multimeter sedangkan nilai H diperoleh dari hasil pengurangan nilai H1 dengan Hs dan untuk ketinggian wilayah atau topografi diperoleh dari hasil analisis pada peta topografi Kota Tangerang Selatan. Nilai Z atau jarak muka airtanah dari topografi wilayah diperoleh dari hasil pengurangan nilai topografi masing-masing wilayah dengan nilai H. Hasil pengukuran dan analisis lebih jelas disajikan pada Lampiran 3 hingga Lampiran 6.

4.3 IDENTIFIKASI DAN EVALUASI KUALITAS AIRTANAH

Kualitas air secara umum tergantung pada banyaknya konsentrasi endapan, unsur-unsur kimia dan mikroba yang terdapat di dalamnya Djijono, 2002. Evaluasi mengenai kualitas air ini sangat penting bagi peruntukannya. Kualitas airtanah dapat dijadikan parameter terjadi kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah berdasarkan kualitas airtanah dan pemanfaatan airtanah tersebut. Perubahan kualitas airtanah dapat terjadi akibat proses alami dan akibat kegiatan manusia. Pemanfaatan sumberdaya alam secara intensif dan produksi limbah yang cenderung meningkat, menyebabkan menurunnya mutu airtanah. Disamping itu kegiatan pengambilan airtanah secara besar- besaran akan menyebabkan turunnya permukaan airtanah secara drastis. Hal ini terutama berlangsung di daerah pantai yang cenderung menyebabkan terjadinya penyusupan air laut. Kriteria terjadi kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah dapat dilihat dari tingkat kegaraman airtanah berdasarkan Daya Hantar Listrik DHL dan Padatan Terlarut Total TDS airtanah serta dari fenomena penurunan muka airtanah akibat adanya pemanfaatan airtanah. Daya Hantar Listrik DHL menunjukan kemampuan air untuk menghantarkan aliran listrik. Konduktivitas air tergantung dari konsentrasi ion dan suhu air, oleh karena itu kenaikan Padatan Terlarut Total TDS akan mempengaruhi kenaikan DHL. Dari data sampel pada Lampiran 4 dan Lampiran 6 yang diukur dan dianalisis dapat dilihat bahwa kualitas airtanah pada sumur dangkal maupun sumur dalam di Kota Tangerang Selatan beragam tergantung pada lokasi dan lingkungan setempat. Sumur dangkal atau akuifer bebas di Kecamatan Setu mempunyai nilai DHL berkisar antara 125 mhoscm-155 mhoscm dan TDS 60 mgl-74 mgl, Kecamatan Serpong nilai DHL berkisar antara 111 mhoscm-309 mhoscm dan TDS 52 mgl-148 mgl, Kecamatan Serpong Utara nilai DHL berkisar antara 74 mhoscm-207 mhoscm dan TDS 34 mgl-100 mgl, Kecamatan Pamulang nilai DHL berkisar antara 45 mhoscm-260 mhoscm dan TDS 22 mgl-124 mgl, Kecamatan Ciputat Timur nilai DHL berkisar antara 115 mhoscm-363 mhoscm dan TDS 54 mgl-174 mgl, Kecamatan Pondok Aren nilai DHL berkisar antara 166 mhoscm-228 mhoscm danTDS 78 mgl- 110 mgl dan Kecamatan Ciputat nilai DHL berkisar antara 44 mhoscm-530 mhoscm dan TDS 20mgl-256 mgl. Sumur dalam atau akuifer terkekang di Kecamatan Setu mempunyai nilai DHL sebesar 159 mhoscm dan TDS 76 mgl, Kecamatan Serpong nilai DHL berkisar antara 123 mhoscm-187 mhoscm dan TDS 58 mgl-90 mgl, Kecamatan Serpong Utara nilai DHL berkisar antara 229 mhoscm-809 mhoscm dan TDS 110 mgl-396 mgl, Kecamatan Pamulang nilai DHL berkisar antara 436 mhoscm-450 mhoscm dan TDS 210 mgl-218 mgl, Kecamatan Ciputat Timur nilai DHL sebesar 229 mhoscm dan TDS 110 mgl, Kecamatan Pondok Aren nilai DHL berkisar antara 39 mhoscm-112 mhoscm dan TDS 18 mgl-54 mgl dan Kecamatan Ciputat nilai DHL sebesar 29 330 mhoscm dan TDS 160 mgl. Nilai DHL dan TDS terbesar untuk sumur dangkal terdapat di Kecamatan Ciputat, sedangkan nilai DHL dan TDS terbesar untuk sumur dalam terdapat di Kecamatan Serpong Utara. Dalam penelitian ini, klasifikasi zona airtanah berpedoman pada Kepmen ESDM Nomor 1451.K10MEM2000 tentang Pedoman Teknis Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah. Jika ditinjau dari kualitas airtanah, yaitu berdasarkan parameter DHL dan TDS dilokasi titik sampel, maka kondisi dan lingkungan airtanah di Kota Tangerang dikategorikan sebagai zona aman, yaitu wilayah yang memenuhi salah satu kriteria terjadi penurunan kualitas airtanah yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut total TDS kurang dari 1,000 mgl atau DHL kurang dari 1,000 µmhoscm. Kecenderungan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan alih fungsi lahan dari tahun ke tahun serta tidak adanya pembatasan penggunaan bahan yang dapat menjadi sumber pencemar akan mempengaruhi kualitas airtanah.

4.4 KONDISI DAN LINGKUNGAN AIRTANAH BERDASARKAN