15 Di daerah pantai Jakarta intrusi air laut terjadi karena susunan daratan pantainya tersusun
oleh endapan berfasies laut dan daratan dengan ukuran butiran halus lempung sampai kasar kerikil, intrusi air laut kemungkinan dapat pula terjadi karena adanya aliran air asin dari
lempung berfasies laut ke dalam sistem akuifer tawar. Lempung berfasies laut ini bertindak sebagai akuiklud, yakni lapisan batuan yang mampu menyerap air tetapi tidak mampu
melepaskannya dalam jumlah yang berarti DGTL, 1988.
2.5.2 Indikasi Terjadinya Intrusi Air Laut
Intrusi air laut di suatu wilayah dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu muka airtanah di bawah muka air laut, curah hujan yang kering, sifat fisik tanah dan
batuan kuranglambat meluluskan air, letaknya dekat dengan pantai, luas lahan terbangun sangat luas dan penduduknya sangat padat Hamid, 2000. Menurut DGTL 1988, intrusi air
laut di suatu wilayah dapat dikenal dengan melakukan pendekatan kualitas airtanah, hidrolika airtanah dan lingkungan batuan yang menyusunnya.
Pendekatan lingkungan
pengendapan dilakukan
terutama untuk
menafsirkan kemungkinan terjadinya aliran air asin dari formasi batuan berfasies laut atau kejadian
sebaliknya, yakni adanya sistem akuifer tawar disekitar airtanah asin. Pendekatan kualitas airtanah, yakni menganalisa kimia fisika airtanah baik airtanah dangkal bebas maupun
airtanah dalam tertekan dan mengukur kedudukan muka airtanah. Pendekatan hidrolika airtanah, yakni dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan muka airtanah dalam
kaitannya dengan pengambilan airtanah.
2.6 ANALISIS REGRESI
Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang menggambarkan hubungan antara peubah bebas dan terikat. Secara kuantitatif hubungan antara peubah bebas dan peubah terikat tersebut
dapat kita modelkan dalam suatu persamaan matematik, sehingga dapat menduga nilai suatu peubah tak bebas apabila diketahui peubah bebas Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Menurut Walpole 1995,
persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas.
Dalam suatu peramalan kita mengetahui nilai peubah tak bebas y berdasarkan peubah bebas x yang kemudian dianalisis dalam bentuk kurva regresi. Analisis regresi adalah suatu alat ukur yang
juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel Hasan, 2003. Analisa regresi lebih akurat dalam melakukan analisa korelasi karena pada analisa itu kesulitan dalam
menunjukan slop tingkat perubahan suatu varabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan. Jadi dengan analisa regresi, peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih
akurat pula.
2.6.1 Persamaan Regresi Linear
Menurut Supranto 1998, persamaan regresi dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu regresi linear, regresi kuadratis atau regresi parabola dan regresi eksponensial atau logaritma. Regresi
linear adalah regresi yang variabel bebasnya variabel x berpangkat paling tinggi satu. Untuk regresi linear sederhana, yaitu regresi linear yang hanya melibatkan dua variabel variabel x
dan y, persamaan garis regresinya dapat dituliskan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut : …………………………………..………………………………………..…. 3
Keterangan : a, b = konstanta atau parameter.
16 x = variabel bebas yang nilainya dapat dipergunakan untuk meramalkan.
y = variabel terikat.
2.6.2 Regresi Kuadratis atau Regresi Parabola
Regresi kuadratis adalah regresi dengan variabel x ada yang berpangkat dua. Bentuk regresi kuadratis adalah :
……………………….………………………………………………... 4 Keterangan :
y = variabel terikat. x = variabel bebas.
a, b, c adalah konstanta.
2.6.3 Regresi Eksponensial atau Logaritma
Regresi eksponensial adalah regresi dengan variabel x berpangkat konstanta b atau konstanta b berpangkat x. bentuk umum regresi eksponensial adalah :
…………………………….………………….………………………………..… 5 Keterangan :
y = variabel terikat. x = variabel bebas.
a,b = konstanta atau penduga.
2.6.4 Persamaan Regresi Polynomial
Persamaan regresi polynomial adalah persamaan regresi yang terdiri dari persamaan regresi sederhana dan regresi kuadratik. Menurut Draper dan Smith 1981, model regresi
polynomial terdiri dari beberapa pangkat yang dinotasikan dalam x
j
. Model pangkat pertama sederhana hanya dengan satu variabel penduga. Model pangkat kedua biasa digunakan dalam
studi hasil awal dimana diharapkan nila y diperoleh lebih tinggi. Model pangkat tiga juga digunakan dalam menentukan hasil kerja suatu variabel dengan lebih banyak frekuensi
daripada model pangkat dua. Model ini digunakan untuk mendapatkan nilai koefisien yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua model diatas.
Variabel tidak bebas y sering dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas x. Hubungan variabel y dan beberapa variabel x ini akan lebih tepat apabila ditunjukan atau diperkirakan
melalui analisis regresi ganda multiple regression atau yang disebut juga dengan regresi polynomial. Metode regresi polynomial digunakan untuk mendapatkan fungsi linear yang
benar. Polynomial orthogonal digunakan untuk mendapatkan sebuah model polynomial dari
beberapa pangkat orde ke dalam satu variabel. Misalkan terdapat n pengamatan x
i
, y
i
= 1,2,………..n dimana x adalah sebuah varabel bebas variabel penduga dan y adalah variabel
tak bebas variabel hasil dan akan dihasilkan sebuah model persamaan regresi polynomial sebagai berikut Draper dan Smith, 1981 :
…… ………………………….…………….... 6
Keteranngan : y
i
= peubah tak bebas, x
i
= peubah bebas. β = koefisien peubah.
Dari trend persamaan pada kurva regresi dapat diketahui hubungan DHL dan TDS terhadap jarak dari tepi pantai yang dapt digunakan untuk memprediksi intrusi air laut.
III. METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2012 sampai dengan bulan April 2012 di wilayah Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Peta lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Alat tulis kantor ATK dan kalkulator. 2.
Perangkat lunak Microsoft Excel. 3.
Perangkat lunak Surfer 9. 4.
Perangkat lunak Arcview GIS 3.2. 5.
DHL dan TDS meter. 6.
Multimeter. 7.
Data Kepadatan Penduduk Kota Tangerang Selatan. 8.
Peta Administrasi KotaTangerang Selatan. 9.
Peta Geologi KotaTangerang Selatan. 10.
Peta Topografi KotaTangerang Selatan. 11.
Peta Geomorfiologi KotaTangerang Selatan. 12.
Peta Hidrogeologi KotaTangerang Selatan. 13.
Peta Tata Guna Lahan dan Jenis Tanah. 14.
Peta RDTR Kabupaten Tangerang 2008.
3.3 METODE PENELITIAN
3.3.1 Kerangka Pendekatan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengikuti kerangka pendekatan seperti disajikan pada Gambar 4. Tahap awal penelitian adalah survey dan studi lapangan dengan tujuan untuk
mengetahui lokasi sebelum dilakukan pengukuran dan pengambilan data. Pengukuran dan pengambilan data terdiri dari data sekunder dan data primer.
Tahap selanjutnya adalah identifikasi dan analisis kondisi dan lingkungan airtanah ditinjau dari kualitas airtanah dan pemanfaatan airtanah berdasarkan Kepmen ESDM Nomor
1451.K10MEM2000 tentang Pedoman Teknis Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excell 2010, Surfer 9 dan Arcview GIS 3.2 untuk mengetahui kontur muka airtanah, kontur DHL, kontur TDS, sebaran kualitas airtanah dan sebaran penurunan muka airtanah.
Pengumpulan data yang dibutuhkan dalam mendeskripsikan permasalah untuk memprediksi pola penyebaran intrusi air laut di akuifer dalam dan dangkal terdiri dari analisa
airtanah dan peta RDTR Kabupaten Tangerang 2008 data jarak dari pantai di setiap titik pengukuran. Tahap selanjutnya adalah adalah menganalisis hubungan antara daya hantar
listrik dan padatan terlarut total terhadap jarak dari pantai dengan menggunakan metode regresi. Analisis data dengan metode regresi menggunakan perangkat lunak Microsoft Excell
2010. Kemudian memprediksi pola penyebaran intrusi air laut pada akuifer dangkal dan akuifer dalam. Tahap yang terakhir, yaitu penyajian hasil yang terdiri dari peta kondisi dan lingkungan