II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SIKLUS HIDROLOGI
Menurut Sosrodarsono dan Takeda 1993, siklus hidrologi adalah air yang menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan setelah malalui beberapa proses dan kemudian
jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,
presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Menurut Asdak 2002, air yang jatuh ke permukaan bumi akan tertahan sementara di sungai, danau atau waduk dan dalam tanah, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
manusia dan makhluk hidup lainnya. Perjalanan air dimulai dari penguapan air permukaan ke atmosfer melalui proses evaporasi,
dari tumbuhan melalui proses transpirasi dan dari gabungan keduanya melalui proses evapotranspirasi. Uap air yang terbentuk dari proses evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi tersebut membentuk
awan setelah mencapai temperatur titik kondensasi dan jatuh ke permukaan bumi sebagai presipitasi. Sebagian air tersebut mengalir sebagai run off melalui berbagai bentuk badan air seperti sungai,
danau, rawa dan kemudian masuk ke laut. Sebagian air yang lain mengalami infiltrasi dan perkolasi membentuk aliran bawah permukaan menjadi aliran tanah. Dengan berbagai cara akhirnya airtanah
mengalir menuju laut Todd, 1980. Dalam siklus hidrologi, pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses
siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Energi matahari dan faktor-faktor iklim lain menyebabakan terjadinya evaporasi di permukaan vegetasi dan tanah, laut dan badan air. Hasil
evaporasi berupa uap air akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang bergunung maupun datar dan pada keadaan atmosfer yang memungkinkan dengan kondisi iklim tertentu, sebagian dari uap air
tersebut akan terkondensai dan kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju sleet, hujan gerimis atau kabut. Konsep siklus hidrologi secara jelas
disajikan pada Gambar 1.
Sumber : Soemarto, 1987
Gambar 1. Siklus hidrologi Sebelum mencapai permukaan, air hujan akan tertahan oleh tajuk vegetasi. Sebagian dari air
hujan tersebut akan tersimpan di permukaan tajuk dan sebagian akan jatuh ke atas permukaan tanah melalui sela-sela daun throughfall atau mengalir melalui permukaan batang pohon stemflow.
Sebagian air hujan tidak pernah sampai ke permukaan tanah karena terevaporasi kembali ke atmosfer
4 selama dan setelah berlangsungnya hujan interception loss. Air hujan yang mencapai permukaan
tanah, sebagian akan masuk terserap ke dalam tanah infiltration, sedangkan air hujan yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung sementara ke dalam cekungan-cekungan permukaan tanah
kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah dan selanjutnya masuk ke sungai. Air infltrasi akan membentuk kelembaban tanah karena tertahan di dalam tanah oleh gaya
kapiler. Apabila tingkat kelembaban airtanah telah cukup jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak lateral horisontal. Pada tempat tertentu air tersebut akan keluar lagi ke
permukaan tanah subsurface flow dan akhirnya mengalir ke sungai.
2.2 AIRTANAH