Oksidasi dan Antioksidan Polifenol

39 Gambar 7 Skema kerja penelitian Penjajakan Calon Responden Penentuan Lokasi Intervensi dan Perancangan Kuisioner -Dramaga - Babakan Wawancara dan Pengisian Kuisioner 1 Penentuan Responden 78 Responden Bersedia diambil darah YA TIDAK Pengambilan Darah Tahap Awal untuk 22 Responden Wanita usia Pembagian Produk Olahan Minyak Sawit Mentah MSMn dan Intervensi selama 60 hari Pengambilan Darah Tahap Akhir untuk 22 Responden Wanita usia produktif Analisa Tingkat Penerimaan Konsumen Analisa Darah ; Analisa Protein, Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase danKatalase 40

3.3.3 Penjajakan Calon Responden

Penjajakan calon responden dilakukan dengan mengunjungi secara langsung keluarga calon responden secara door to door yang dimediasi oleh aparatur desa dan kaderposyandu. Dasar utama penentuan calon responden adalah merupakan keluarga prasejahtera. Dasar penunjang yang digunakan dalam pemilihan responden adalah karakteristik responden yaiu jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan yang tertuang pada kuesioner 1, status kesehatan responden wawancara, kebiasaan makan dan penggunaan minyak responden wawancara, serta pengetahuan terhadap vitamin A dan produk minyak sawit mentah. Responden dipilih dari alamat yang bervariasi untuk tujuan keanekaragaman dan sebaran responden yang merata serta menunjukkan adanya perbedaan dengan beberapa peneliti lainnya. Lampiran alamat setiap responden dapat dilihat pada Lampiran 7 .

3.3.4 Penentuan Responden

Berdasarkan hasil wawancara langsung dan pengisian kuesioner pertama yang dilakukan pada tahapan penjajakan diperoleh sebanyak 78 responden yang berasal dari 32 keluarga di desa Dramaga RT 01RW 01, RT 03RW01, RT 01 RW 03 dn RT 02RW 03 dan Babakan RT 01RW 02 dan RT 02RW 06.Dari sejumlah total responden tersebut dilakukan pengambilan darah terhadap 22 orang wanita usia produktif dengan kisaran usia mulai dari 28 tahun sampai dengan 43 tahun. Bagi responden dan responden analisa darah, setelah dimintai persetujuan secara langsung mengenai kesediaan pengambilan darah, kemudian menandatangani Inform Consent pengambilan darah.Penggunaan 22 responden ini berdasarkan survei bahwa ibu-ibu pada usia produktif tersebut tidak mendapatkan asupan vitaminA sintetik dari pemerintah serta tidak menggunakan produk suplemen lainnya minimal 3 bulan sebelum ditetapkan sebagai responden yang akan diambil darah. Format inform consent responden dan responden analisa darah dapat dilihat pada Lampiran 8a dan 8b. 41

3.3.5 Pengambilan Darah Tahap Awal dan Akhir

Tahapan pengambilan darah bertujuan membuktikan secara ilmiah bahwa konsumsi produk minyak sawit mentah ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap status kesehatan responden serta untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari status gizi responden. Pengambilan darah dilakukan terhadap 22 responden analisa darah pada saat sebelum dan sesudah menggunakan minyak sawit mentah MSMn.Pengambilan darah dilakukan oleh perawat yang bersertifikat dari rumah sakit atau klinik yang telah distandarisasi.Pengambilan darah dilakukan di dua tempat, yaitu di desa Dramaga dan desa Babakan bertempat dirumah Kader Desa.Darah diambil menggunakan tabung vacuntainer berisi EDTA antikoagulan dan langsung dibawa ke Laboratorium untuk dipisahkan menjadi 3 bagian, yaitu plasma, limfosit dan eritrosit.Kemudian sampel darah dialiquot dan disimpan pada freezer suhu -20 o C sampai siap dianalisa. Proses pengambilan darah dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Proses pengambilan darah responden oleh perawat terlatih

3.3.6 Pembagian Produk Olahan Minyak Sawit MentahMSMndan Intervensi

Pembagian produk minyak sawit mentah MSMn dilakukan sehari setelah proses pengambilan darah dilakukan. Pembagian produk awal dilakukan secara serentak untuk kedua desa. Pada saat pembagian produk olahan ini dilakukan kegiatan pertemuan masal seluruh responden dan pengarahan tentang tata cara penggunaan produk, manfaat pentingnya konsumsi MSMn serta bahan pangan yang memberikan efek terhadap kesehatan. Produk MSMn yang diberikan kepada 42 responden sebanyak 1 botol kemasan 140 ml per keluarga per minggu, dengan asumsi 1 botol tersebut dapat digunakan untuk 1 keluarga dengan anggota keluarga maksimal 10 orang. Penggunaan produk MSMn yang dianjurkan apat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Anjuran penggunaan produk minyak sawit mentah No Volume Minyak Sawit Mentah MSMn Cara Penggunaan 1 1 sendok makan 6 ml Digunakan sebagai minyak tumis, untuk porsi makan seluruh keluarga dalam sehari. 2 1 sendok teh 4 ml Digunakan untuk menumis makanan per porsi satu kali makan 3 1-2 kecrotan ± 4 ml Digunakan untuk makanan siap santap 1 porsi untuk 1 orang per satu kali makan

3.3.7 Monitoring dan Evaluasi

Selama proses intervensi berlangsung, dilakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi penggunaan produk dengan cara sosialisasi, diskusi serta kunjungan secara rutin setiap minggu ke rumah responden. Peneliti melakukan pemantauan dan penambahan produk bagi responden yang stok produk MSMn mulai berkurang atau habis. Dalam kegiatan ini dilakukan pula kegiatan sosialisasi penggunaan minyak sawit mentah pada pertemuan masal seluruh responden dan peneliti sebelum intervensi, sebulan setelah intervensi, dan 2 bulan setelah intervensi yang bertempat di balai desa atau majelis taklim desa setempat. Kegiatan lain yang dilakukan adalah penyuluhan singkat mengenai minyak sawit mentah yang berupa manfaat dan cara penggunaan MSMn, demo masak bahan pangan non beras dan non terigu yang ditambahkan MSMn dan pembagian brosur serta komik yang berisi cara penggunaan minyak sawit mentah. Brosur dan komik yang digunakan selama intervensi dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10. Kegiatan intervensi beserta kegiatan monitoring, diskusi dan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 9. 43 Gambar 9 Kegiatan intervensi dan sosialisasi di desa dramaga dan babakan

3.3.8 Analisa Tingkat Penerimaan Konsumen Terhadap Produk

Analisa penerimaan konsumen bertujuan mengetahui respon dari responden terhadap produk olahan MSMn yang dibagikan. Analisa tingkat penerimaan konsumen ditunjang berdasarkan isi kuesioner yang diedarkan sejak awal sampai akhir penelitianprogram.Respon konsumen yang ingin diketahui meliputi respon awal terhadap produk, respon setelah penggunaan produk selama beberapa hari berkaitan dengan bau, rasa dan aroma, respon terhadap kemasan produk dan respon konsumen sampai akhir penggunaan produk.

3.3.9 Analisa Darah

Analisa darah dilakukan setelah kegiatan atau program intervensi berlangsung. Komponen darah yang dianalisa adalah eritrosit, parameter yang dianalisa adalah aktivitas enzim superoksida dismutase dan aktivitas enzim katalase.Analisa kadar protein dilakukan untuk menghitung aktivitas spesifik dari enzim katalase menggunakan metode Bradford. Enzim superoksida dismutase dianalisa menggunakan metode reduksi warna nitro blue tetrazolium dalam skala mikro microassay dengan sedikit modifikasi. Sedangkan untuk enzim katalase menggunakan metode Sinha 1978 dengan modifikasi. 44 - Pemisahan Darah dan Isolasi Eritrosit Darah yang diperoleh dari pembuluh vena responden analisa darah dimasukkan kedalam tabung vacuntainer steril yang berisi zat antikoagulan Ethylene Diamine Tetra Acid EDTA. Kemudian dilakukan pemisahan komponen darah menggunakan sentrifugator pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Setelah sentrifugasi maka komponen darah tersebut akan terpisah menjadi 3 bagian, yaitu cairan bening kekuningan pada bagian atas yang disebut plasma, lapisan kedua berupa lapisan tipis yang disebut buffycoat dan lapisan paling dasar berwarna merah adalah sel darah meraheritrosit. Dipisahkan masing-masing komponen dan dibuat aliquot, selanjutnya disimpan pada freezer suhu -20 o C sampai waktu akan digunakan. - Analisa Kadar Protein Eritrosit Bradford 1976 Pembuatan Reagen Bradford Reagen Bradford dibuat dengan mereaksikan sebanyak 100 mg coomasie blue G-250 dalam 50 ml etanol 95 bersama 100 ml asam fosfat 85 dan diencerkan dengan aquadest sampai volume 1 Liter. Larutan disaring menggunakan kertas saring Wathman Nomor 1 dan disimpan pada botol gelap pada suhu ruang. Pembuatan Protein Standar BSA Sebanyak 0.01 gram Bovine Serum AlbumineBSA dilarutkan ddalam 10 ml aquades sehingga diperoleh BSA dengan konsentrasi 1000 ppm. Dijadikan larutan stok dan disimpan pada suhu -20 o C sebelum digunakan. Larutan stok diencerkan dengan seri pengenceran 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700. 800, 900, dan 1000 ppm. Seri larutan standar tersebut direaksikan dengan 5 ml reagen Bradford, dihomogenkan dan diinkubasi selama ± 60 menit pada suhu ruang. Hasil reaksi menunjukkan warna biru yang terbaca menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 595 nm. Hasil absorbansi masing-masing seri pengenceran dibaca dan dibuat kurva standar menggunakan regresi linear sehingga diperoleh persamaan matematika yang selanjutnya akan digunakan pada pengukuran kadar protein eritrosit. 45 Pengukuran Protein SampelEritrosit Eritrosit diencerkan dengan 2 kali tingkat pengenceran menggunakan buffer fosfat, kemudian suspensi diambil sebanyak 0.1 ml sampel dan ditambahkan 5 ml reagen Bradford, dihomogenkan dan diinkubasi selama ± 60 menit pada suhu ruang. Serapan dibaca pada panjang gelombang 595 nm. Nilai serapan dimasukkan kedalam kurva standar BSA sehingga diperoleh kadar protein eritrosit masing-masing responden baik sebelum intervensi maupun setelah intervensi. - Analisa Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase Sun et al 1988 yang Dimodifikasi Analisa aktivitas enzim superoksida dismutase SOD ; E.C. 1.15.1.1 dilakukan berdasarkan metode Sun et al. 1988 berdasarkan reduksi senyawa nitro blue tetrazolium NBT. Sampel eritrosit dilarutkan menggunakan ddH 2 O dengan perbandingan 1:4. Selanjutnya disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit suhu 4 o C untuk memisahkan supernatant dan pellet. Supernatan yang diperoleh diambil sebanyak 1 bagian dan diencerkan menggunakan samplebuffer sebanyak 100X perbandingan 1:100. Selanjutnya dalam lmpeng ELISA mikro dimasukkan larutan NBT sebanyak 200 µl, sampel sebanyak 20 µl dan enzim xanthine oksidase XO sebanyak 20 µl lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 20 menit untuk memaksimalkan kerja enzim. Kemudian serapan dibaca menggunakan ELISAreader pada panjang gelombang 450 nm. Prosedur analisa aktivitas enzim superoksida dismutase dan rumus perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12 - Analisa Aktivitas Enzim Katalase Metode Sinha 1978yang Dimodifikasi Prinsip analisa yang digunakan dengan menggunakan zat warna potassium bikromat K 2 Cr 2 O 7 5 dalam asam asetat glacial 1:3 sebagai indikator. Dalam suasana asam ion bikromat akan tereduksi oleh adanya senyawa H 2 O 2 menjadi senyawa kromat dan serapannya akan terbaca pada panjang gelombang 570 nm. 1 unit aktivitas katalase CAT ; E.C. 1.11.16 dinyatakan sebagai banyaknya H 2 O 2 dalam mol yang akan digunakan oleh katalase per menit. Langkah pertama yang 46 dilakukan untuk analisa ini adalah pengenceran sampel eritrosit sebanyak 2.5 kali volume eritrosit menggunakan buffer fosfat pH 7.2, kemudian dihomogenkan. Selanjutnya ditambahkan substrat berupa hidrogen peroksida H 2 O 2 0.2 M dan diinkubasi selama 60 detik pada suhu ruang. Sebanyak 1 ml larutan tersebut diambil dan ditambahkan larutan kalium bikromat sebanyak 2 ml. Selanjutnya dipanaskan selama 10 menit dan didinginkan kemudian serapan dibaca menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 570 nm. Prosedur analisa aktivitas enzim katalase dan rumus perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 12. 3.4Analisa Data Analisa tingkat penerimaan konsumen dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner 1 sampai dengan kuesioner 5. Rancangan percobaan yang digunakan adalah uji t berpasangan untuk setiap parameter enzim antioksidan dengan membandingkan hasil aktivitas enzim SOD dan katalase sebelum dan sesudah intervensi produk. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software excel 2010. 47

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Dramaga terletak di wilayah Bogor Barat dengan luas wilayah 2.437.636 Ha. Batas wilayah bagian utara kecamatan Dramaga adalah kecamatan Rancabungur, sebelah selatan adalah kecamatan Ciomas, sebelah Barat dengan kecamatan Ciampea dan sebelah timur dengan kecamatan Bogor Barat. Secara administratif kecamatan Dramaga terdiri atas 10 desa, 24 dusun, 72 RW, 309 RT dan 20.371 Kepala Keluarga. Pada Tabel 14 disajikan data desa yang ada di kecamatan Dramaga. Gambaran mengenai lokasi intervensi dan kecamatan Dramaga secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 13. Tabel 14 Daftar desa lokasi intervensi di kecamatan dramaga No Desa Jumlah Penduduk Pendapatan per Kapita RpBulan Luas Wilayah ha Kepadatan Penduduk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sukadamai Ciherang Sinarsari Sukawening Petir Purwasari Cikarawang Babakan Dramaga Neglasari 6.760 9.548 6.840 6.737 9.537 6.032 7.043 7.988 9.059 5.984 90.162,40 848.499,28 60.500 212.251,55 314.348,17 170.570,69 216.762,59 81.447,37 952.192,98 274.326,03 304 466 172 287 450 286 227 334 163 196 2.224 2.049 3.977 2.347 2.119 2.109 3.103 2.392 5.558 3.053 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2011, jumlah penduduk miskin yaitu penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 30.02 juta orang atau 12,49 dari total penduduk Indonesia. Kabupaten Bogor merupakan kabupaten terbesar di provinsi Jawa Barat dengan populasi terbanyak kedua diantara kabupaten-kabupaten di Indonesia yaitu sebesar 48 4.7 juta jiwa dengan jumlah penduduk miskin sekitar 40 BPS kabupaten Bogor 2010. Dari Tabel 7 diatas, yang menjadi lokasi penelitian adalah desa Dramaga RT 01RW 01, RT 03RW01, RT 01 RW 03 dn RT 02RW 03 dan desa Babakan RT 01RW 02 dan RT 02RW 06. Desa Dramaga merupakan pusat pemerintahan kecamatan Dramaga. Secara umum, karakteristik desa Dramaga dan Babakan sama dengan karakteristik keseluruhan kecamatan Dramaga.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan faktor penting yang harus diketahui berkaitan dengan penerimaan konsumen terhadap produk. Karakteristik responden secara langsung akan mempengaruh karakteristik keluarga, kebiasaan dan pola makan dalam keluarga, sikap dan presepsi responden, serta perilaku responden terhadap bahan pangan dan kecenderungan penerimaan bahan pangan tersebut. Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan per kapita per bulan, kondisi kesehatan awal penggunaan produk, pengetahuan umum tentang minyak sawit mentah, pola makan keluarga serta pengetahuan dasar tentang vitamin A. Keseluruhan responden yang diamati berasal dari keluarga prasejahtera yang diperoleh dari data sekunder berupa kartu keluarga dan informasi dari kantor desa Dramaga dan desa Babakan serta survei langsung secara door to dooryang disertai dengan pengisian kuesioner 1. Keseluruhan responden berjumlah 78 orang, yang terdiri atas 52 orang perempuan 66.7 dan 26 orang laki-laki 33.3 . Kisaran usia responden adalah 0 – 56 tahun, dengan rata-rata usia sebesar 28.78 tahun, dengan tingkat pendidikan rata- rata adalah Sekolah Dasar SD. Rata-rata pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga dan buruh harian, dengan total pendapatan per kapita per bulan sebesar Rp. 100.000 – Rp. 250.000. Berdasarkan data karakteristik tersebut dapat dikatakan bahwa seluruh responden dalam penelitian ini termasuk masyaraat prasejahtera. Karakteristik Responden dapat dilihat pada Tabel 15. Informasi karakteristik responden secaraumum disajikan pada Lampiran 14.