Tujuan Penelitian Hipotesis PENDAHULUAN

14 didalam usus halus. Mekanisme konversi karoten menjadi vitamin A diatur oleh reaksi enzimatis didalam tubuh, yaitu enzim β-karoten 15, 15’-dioxygenase dan retinaldehida reduktase, sehingga vitamin A yang dihasilkan akan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kelebihan beta karoten akan digunakan tubuh sebagai antioksidan atau reaksi fisiologis lainnya yang belum banyak diketahui. Pengaturan konsumsi beta karoten atau senyawa karotenoid lainnya menjadi vitamin A oleh tubuh sendiri membuat karotenoid yang berasal dari sumber alamiah tidak menyebabkan efek samping yang merugikan walaupun dikonsumsi dalam jumlah yang banyak setiap harinya Narasingha 2000. Karotenoid banyak terdapat dalam minyak sawit mentah crude palm oil. Kandungan karotenoid pada minyak sawit mentah jumlahnya ekuivalen dengan 15 kali karotenoid pada wortel dan 300 kali karotenoid tomat Nagendran et al. 2000. Beta karoten sebagai salah satu zat gizi mikro didalam minyak sawit mentah mempunyai beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh. Karoten dalam minyak sawit mentah telah diteliti mampu menanggulangi defisiensi vitamin A. Menurut Muhilal 1991, manfaat beta karoten antara lain untuk menanggulangi kebutaan karena xerophtalamia, mengurangi peluang terjadinya penyakit kanker, proses penuaan dini, meningkatkan imunitas tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit degeneratif. Berbagai jenis karotenoid yang terdapat dalam MSMn dan produk turunannya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8Jenis karotenoid dalam minyak sawit mentah dan produk turunannya No Carotene Jenis Minyak Sawit MSMn MSM Red Palm Olein 1 Fitoen 1.3 2 0.61 - 0.68 2 Fitofluen 0.1 1.2 0.15 - 0.17 3 cis- β-carotene 0.7 0.8 - 4 β-carotene 56 47.4 40.0 - 42.0 5 α-carotene 35.1 37 40.6 -41.9 6 cis- α-carotene 2.5 6.9 9 - 11.4 7 ξ - carotene 0.7 1.3 0.5 - 0.72 8 -carotene 0.3 0.5 0.45 - 1.07 9 δ-carotene 0.8 0.6 0.72 - 0.83 10 β-zeacarotene 0.7 0.5 1.17 - 1.33 11 α-zeacarotene 0.2 0.3 0.5 - 0.56 12 Likopen 1.3 1.5 0.86 - 1.07 Sumber : Nagendran et al. 2000 15 Karotenoid merupakan antioksidan yang paling efisien untuk menginaktivasi singlet oksigen dalam sistem biologis. Kecepatan penghilangan singlet oksigen oleh karotenoid bergantung pada jumlah ikatan rangkap terkonjugasi dan pada jenis serta jumlah grup fungsional pada struktur cincin molekul karotenoid. Untuk dapat bertindak sebagai penghilang singlet oksigen yang efektif, paling sedikit harus terdapat 7 ikatan konjugasi dan makin efektif bila jumlah ikatan terkonjugasi semakin banyakLiebler 1993. Beta karoten memiliki kurang lebih 11 ikatan terkonjugasi yang dapat dengan cepat menghilangkan singlet oksigen Noviyanti 2010. Mekanisme stabilisasi beta karoten adalah dengan mendonorkan elektron kepada radikal bebas dan menjadi kation radikal beta karoten. Mekanisme reaksi tersebut adalah : 1 O 2 + Karotenoid 3 O 2 + 3 Karotenoid

2.3.2 Vitamin E

Vitamin E merupakan senyawa fenolik yang dapat menangkap radikal bebas. Vitamin E merupakan antioksidan larut lemak yang utama, dan terdapat dalam membran sel, dimana vitamin ini mereduksi radikal bebas lipidik lebih cepat dibandingkan dengan oksigen. Vitamin ini terdapat pula didalam lipoprotein yang bersirkulasi. Vitamin E bereaksi dengan radikal bebas lipidik membran sel membentuk vitamin E radikal yang bersifat reaktif dan dapat memutus reaksi propagasi dari reaksi rantai radikal. Vitamin E radikal akan mengalami regenerasi dengan adanya glutation dan vitamin C Packer and Weber 2001. Vitamin E terdiri atas dua senyawa isomer yaitu tokoferol dan tokotrienol. Tokoferol dan tokotrienol bersifat sangat non-polar dan terdapat pada fase lipid. Tokoferol merupakan komponen alami membran sel. Tokotrienol banyak ditemukan dalam jumlah yang banyak pada minyak sawit dan dalam jumlah sangat sedikit pada biji-bijian serealia. Vitamin E dalam minyak sawit mentah mengandung 80 tokotrienol dan 20 tokoferol Man dan Haryati 1967. Kedua komponen tersebut berfungsi sebagai antioksidan Muchtadi et al.1998. Tokoferol berperan pada 16 fertilisasi atau tingkat kesuburan dan pembentukan jaringan tulang Susanto dan Widyaningsih 2004. Struktur tokoferol dan tokotrienol merupakan turunan homolog dari 6-hidroksi chromane. Kelompok tokoferol mempunyai rantai samping isopern jenuh yang dibedakan menjadi α, β, dan tokoferol, sedangkan kelompok tokotrienol mempunyai rantai samping isopern tidak jenuh. Tokoferol tersusun atas cincin aromatik tersubstitusi oleh metal dan rantai panjang isoprenoid sebagai rantai samping. Aktivitas terbesar dari ketiga jenis tokoferol ini berdasarkan urutannya dari aktivitas terbesar sampai terendah adalah α, β, dan tokoferol Lehninger 1982. Gambar beberapa struktur vitamin E dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Struktur kimia vitamin E Wong et al.1988. Tokoferol dan tokotrienol memiliki ikatan rangkap yang dapat menyebabkan senyawa tersebut mudah teroksidasi. Oleh karena itu fungsi utama tokoferol adalah sebagai zat antioksidan penting bagi tubuh. Mekanisme vitamin E dapat dijelaskan melalui dua cara, yaitu vitamin E dapat bereaksi langsung dengan singlet oksigen dan vitamin E dapat bekerja menangkap radikal turunan asam lemak tidak jenuh dan menghentikan autooksidasi. Penggunaanvitamin E minyak sawit sebesar 0.1 mampu menunjukkan efektivitas yang sama dengan penggunaan tokoferol standar sebanyak 0.2 Susanto dan Widyaningsih 2004. Pada Tabel 9 dapat dilihat kandungan vitamin E pada MSMn dan beberapa produk turunannya.