58
menuangkan MSMn kedalam adonan makanan terlalu banyak dari standar yang dianjurkan peneliti sehingga berpengaruh terhadap rasa, aroma dan warna.
4.3.3 Respon Penerimaan ProdukSelama Intervensi
Penerimaan produk pangan merupakan ekspresi dari rasa suka dan kesenangan responden terhadap suatu produk yang didukung oleh perilaku dari
responden tersebut. Perilaku responden adalah tindakan responden yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti keputusan ini Engel et al.2003. Menurut Loudon dan Bitta 1998, perilaku konsumen responden adalah
suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa. Perilaku
konsumen tersebut menyangkut proses pengambilan keputusan sebelum menggunakan atau memakai, mengonsumsi dan menghabiskan produk.
Penerimaan responden terhadap produk baru tidak terjadi begitu saja, tetapi diperlukan proses pengulangan berulang kali untuk mengonsumsi makanan tersebut
sampai akhirnya responden mulai terbiasa dan terjadi peningkatan kesukaan. Menurut Sulivan and Birch 1994, Brich and Marlin 1982, dan Sullivan and Birch 1990,
bagi bayi diperlukan pengulangan 15 kali makan makanan baru bagi bayi untuk meningkatkan konsumsi lebih dari 2 kali, 10 kali makan bagi anak usia dua tahun dan
8 – 15 kali pengulangan makan pada anak usia 4-5 tahun untuk meningkatkan penerimaan. Penelitian mengenai penerimaan produk dilakukan pula oleh de Graaf et
al 2005 terhadap pria dan wanita dewasa, dimana responden diberi makan sebanyak 4-11 kali untuk mengetahui tingkat penerimaannya.
Penilaian terhadap penerimaan konsumen dalam penelitian ini dilakukan beberapa kali, yaitu pada 2 minggu setelah penggunaan, 1 bulan setelah penggunaan
dan 2 bulan setelah penggunaan. Keseluruhan penerimaan produk oleh responden tertuang pada kuesioner 3, 4 dan 5. Data hasil penerimaan produk oleh responden
tersebut dapat dilihat pada Tabel 19.
59
Tabel 19 Respon penerimaan produk selama masa intervensi
Atribut Peneri
maan
Penerimaan 2 Minggu
Penerimaan 1 Bulan Penerimaan 2 Bulan
Suka Agak Suka
Agak Tidak
Suka Tidak
Suka Suka Agak
Suka Agak
Tidak Suka
Tidak Suka
Suka Agak Suka
Agak Tidak
Suka Tidak
Suka
Rasa 75 3 0 0
78 0 0 0 78 0 0 0
Aroma 75 2 1 0
78 0 0 0 78 0 0 0
Warna 76 1 1 0
78 0 0 0 78 0 0 0
Dari Tabel 19 diatas dapat dilihat bahwa semakin hari tingkat penerimaan produk oleh responden semakin meningkat, bahkan pada masa intervensi 1 bulan dan
2 bulan, terlihat bahwa seluruh responden menerima dengan baik produk tersebut. Hal ini ditunjang pula oleh kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan
langsung oleh peneliti secara door to door setiap minggu dirumah responden. Kegiatan tersebut dapat memengaruhi persepsi dari responden, yang awalnya agak
mau atau agak menolak, menjadi 100 mau menerima produk MSMn. Menurut Pilgrim 1957, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi persepsi dari responden
yaitu karektiristik fisiologis individuresponden, sensasi yang merupakan hasil kombinasi pangan dan individu serta sikap individu. Faktor tersebut secara langsung
dapat mengubah pandangan responden tanpa harus merubah karakteristik produk. Adanya responden yang agak menolak dengan rasa, warna dan aroma pada
pemakaian 2 minggu disebabkan oleh adanya beberapa responden yang masih belum terbiasa dengan rasa yang agak getir dengan aroma yang khas dari lemak MSMn serta
warna produk masakan agak kekuningan. Namun perlahan kesan tersebut menjadi berubah karena persepsi responden terhadap produk menjadi berubah.Rasa yang getir
dan aroma yang khas dari MSMn karena adanya komponen asam lemak bebas dan komponen non-gliserida.
4.3.4 Respon Terhadap kemasan
Kemasan merupakan faktor penting yang melatarbelakangi minat responden dalam memilih produk, karena kemasan merupakan atribut pertama yang dinilai
dalam suatu produk. Hal ini didukung oleh Tjahaja dan Hidayat 2009, bahwa kemasan menjadi faktor yang secara fisik dilihat pertama kali oleh konsumen dan