4.3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Jumlah responden yang dianalisis dalam penelitian ini berjumlah 71 orang. Uji validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT XYZ. Uji
validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing- masing variabel indikator dengan skor totalnya. Pengolahan dengan
menggunakan software SPSS 17 Ver.17.0. Setelah melakukan pengujian terhadap 30 kuesioner, semua
pernyataan sebanyak 40 butir tebukti valid, dimana korelasi diantara pendapat atas pernyataan yang ada lebih besar dari 0,361 lampiran 2.
Sedangkan untuk uji reabilitas menggunakan Teknik Cronbach dibantu software SPSS 17.0, diperoleh alpha hitung sebesar 0,925 lampiran 2.
Nilai alpha hitung lebih besar dari batas minimal 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut realibel.
4.4. Analisis Karakteristik Responden
Responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 71 orang karyawan dan informasi karakteristik responden diperoleh berdasarkan
kuesioner yang diberikan kepada 71 orang karyawan untuk dianalisis lebih lanjut secara deskriptif dengan cara mengelompokkan karyawan
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama bekerja, divisi, dan status kepegawaian.
4.4.1 Karakteristik Jenis Kelamin
Karyawan PT XYZ pada penelitian ini didominasi oleh karyawan bejenis kelamin perempuan yaitu sebesar 56 persen atau
40 orang. Sedangkan, karyawan PT XYZ pada penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 44 persen atau 31 orang.
Perbedaan jumlah karyawan antara laki-laki dan perempuan ini disebabkan karena pekerjaan pada perusahaan asuransi cenderung
bersifat administratif. Pekerjaan bersifat administratif sangat membutuhkan ketelitian, karyawan perempuan memiliki sifat yang
lebih teliti dibandingkan karyawan laki-laki Robbins, 2008. Sehingga pekerjaan ini cenderung didominasi oleh perempuan
dibandingkan laki-laki. karakteristik jenis kelamin mencirikan suatu budaya yang disebut dengan budaya maskulin dan budaya
feminim yang mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial dalam perusahaan. Budaya maskulin dicirikan dengan manajer
yang diharapkan tegas dan asertif, menekankan diri pada kompetisi diantara teman sekerja yang memiliki kinerja tinggi. Sedangkan
budaya feminim dicirikan dengan manajer memakai intuisi dan melangkah ke arah konsensus. Konflik diselesaikan dengan
kompromi. Wirawan, 2008. Karakteristik Karyawan PT XYZ berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin
4.4.2 Karakteristik Usia
Usia karyawan pada hakikatnya berkaitan dengan pengalaman kerja karyawan dan menentukan kinerja karyawan.
Semakin tua umur seorang karyawan maka semakin kurang produktif dalam menjalankan pekerjaannya. Tingkat usia yang
berbeda juga dapat memepengaruhi karyawan dalam menerapkan budaya yang terdapat dalam perusahaan.
Mayoritas Karyawan PT XYZ yang menjadi responden dalam penelitian berusia 31-40 tahun sebesar 59,2 atau 42 orang.
Karyawan berusia 41-50 tahun sebesar 21,1 atau 15 orang. Karyawan berusia 20-30 tahun sebesar 18,3 dan karyawan yang
berusia 50 tahun sebesar 1,4 atau 1 orang. Pemahaman karyawan terhadap budaya korporat dan implementasi GCG pada
PT XYZ berbeda satu sama lainnya sesuai dengan lamanya
44 56
Laki-laki Perempuan
18.30
59.20 21.10
1.40 20-30 tahun
31-40 tahun 41-50 tahun
50 tahun
karyawan tersebut bekerja. Mayoritas karyawan PT XYZ masih dalam kisaran usia produktif untuk terus belajar dan berkembang,
sehingga karyawan dapat lebih memahami budaya korporat dan implementasi GCG pada perusahaan. Karakteristik Karyawan PT
XYZ berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Usia. 4.4.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan
Mayoritas Karyawan berpendidikan sarjana sebesar 69 persen atau 49 orang. Karyawan yang berpendidikan diploma
sebesar 21 persen atau 15 orang. Karyawan yang berpendidikan S2 sebesar 9,9 persen atau 7 orang. Hal ini diakibatkan karena
sebagian besar pekerjaan pada PT XYZ membutuhkan kemampuan analisis
yang kuat sehingga didominasi oleh karyawan
bependidikan S1. Pendidikan di PT XYZ hanya digunakan sebagai prasayarat pada proses recruitment karyawannya, artinya untuk
menduduki posisi tertentu pendidikan bukan hal yang mutlak diperlukan. Perusahaan tidak menyediakan program beasiswa
untuk melanjutkan studi bila ingin menduduki posisi tertentu. Perusahaan cenderung memberikan peningkatan skill bagi
karyawannya seperti pelatihan Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, serta pelatihan analisis resiko.
Tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi pemahaman terhadap nilai-nilai budaya perusahaan. Semakin tinggi tingkat
21
69 10
Diploma Sarjana
Master
pendidikan karyawan keinginan untuk belajar dan mampu menyerap pengetahuan, informasi dan teknologi baru yang
mendukung pekerjaan. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
4.4.4 Karakteristik Lama Bekerja .
Mayoritas Karyawan PT XYZ telah bekerja selama lebih dari 10 tahun sebesar 53,5 persen atau 38 orang. Karyawan yang
bekerja selama 2-4 tahun sebesar 21,1 persen atau sekitar 15 orang. Karyawan yang bekerja selama 4-6 tahun sebesar 9,9 persen atau 7
orang. Karyawan yang bekerja selama 6-8 tahun sebesar 9,9 persen atau 7 orang, dan karyawan yang bekerja selama 8-10 tahun
sebesar 5,6 persen atau 4 orang. Lama bekerja mencerminkan pengalaman kerja dan tingkat
kemampuan seorang karyawan yang menunjukkan tingkat penguasaan seseorang terhadap pekeerjaannya. Lama bekerja yang
dijalankan juga secara umum merupakan ukuran budaya korporat yang dimiliki. Semakin lama seorang karyawan berada
diperusahaan maka karyawan semakin memahami seluk-beluk budaya korporat. Sehingga budaya korporat telah mengakar di
dalam dirinya dan mempengaruhi perilaku serta tindakan karyawan. Lama bekerja juga menandakan sudah seberapa loyal
karyawan terhadap
perusahaan. Karakteristik
responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada Gambar 8.
21.10 9.90
9.90 5.60
53.50 2-4 tahun
4-6 tahun 6-8 tahun
8-10 tahun 10 tahun
Gambar 8. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja.
4.4.5 Karakteristik Divisi
Mayoritas responden berdasarkan divisinya pada PT XYZ yaitu divisi claim sebesar 22,5 persen atau 16 orang. Divisi
japanese business sebesar 18,3 persen atau 13 orang. Divisi underwritting and reinsurance 16,9 persen atau 12 orang. Divisi
finance sebesar 12,7 persen atau 9 orang. Divisi broker business sebesar 11,3 persen atau 8 orang. Divisi administration sebesar 8,5
persen atau 6 orang. Divisi local business sebesar 4,2 persen atau 3 orang. Divisi IT sebesar 2,8 persen atau 2 orang. Divisi secretary
sebesar 1,4 persen atau 1 orang dan divisi Internal Audit sebesar 1,4 persen atau 1 orang.
Mayoritas responden berasal dari divisi claim, divisi ini memiliki karyawan yang lebih banyak dibandingkan divisi yang
lain. Hal ini disebabkan oleh untuk menangani claim dari customer diperlukan karyawan yang cukup banyak mengingat divisi claim
berhubungan langsung dengan customer sehingga dengan karyawan yang banyak diharapkan mampu melayani claim dari
customer dengan proses yang lebih cepat. Karakteristik responden berdasarkan divisi dapat dilihat pada Gambar 9.
1.40 12.70
4.20 8.50
2.80 16.90
11.30 1.40
22.50 18.30
Secretary Finance
Local Business Administration
IT Underwritting Reinsurance
Broker Business Internal Audit
Claim Japanese Business
Gambar 9. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Divisi
4.4.6 Karakteristik Jabatan
Jabatan yang dipilih untuk menjadi responden adalah Junior Clerk, Clerk, Senior Clerk, Chief, Senior Chief, Manajer,
Asisten Manajer dan Senior manajer. Berdasarkan Jabatan, karyawan didominasi oleh karyawan yang bergolongan Senior
Clerk. Hal ini berhubungan dengan tingkat pendidikan akhir, dimana respoden didominasi oleh karyawan yang pendidikan
terakhirnya S1 dan golongan Senior Clerk diperuntukkan karyawan yang berpendidikan S1. Untuk mengetahui persepsi karyawan
terkait dengan budaya korporat dan implementasi GCG diperlukan posisi penting yang telah mengetahui seluk-beluk perusahaan.
Senior clerk diharapkan mampu mengetahui hal tersebut dengan baik. Senior clerk diharapkan mampu menjadi contoh bagi staff
yang masih bergoloongan clerk dalam proses sosialisasi dan internalisasi budaya yang ada di perusahaan dan Karakteristik
responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada Gambar 10.
1.40 19.70
21.10 12.70
19.70 9.90
12.70 2.80
Jr Clerk Clerk
Sr.Clerk Chief
Sr.Chief Ass.Manager
Manager Sr.Manager
98.60 1.40
Permanen Kontrak
Gambar 10. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Jabatan.
4.4.7 Karakteristik Status Kepegawaian
Mayoritas Karyawan PT XYZ mempunyai status kepegawaian permanen sebesar 98,6 atau 70 orang, sedangkan
sisanya sebesar 1,4 persen atau 1 orang berstatus karyawan kontrak. Perbedaan yang signifikan ini disebabkan karena
mayoritas karyawan yang sudah bekerja lebih dari 2 tahun biasanya perusahaan menetapkan karyawan tersebut menjadi karyawan
permanentetap. Karakteristik karyawan berdasarkan status kepegawaian dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Karakteristik Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian
4.5. Tingkat Penilaian Karyawan Terhadap Variabel Budaya Korporat