terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola
secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Fairness Kewajaran dan kesetaraan Dalam melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
2.10 Permasalahan dan Tantangan Implementasi Good Corporate
Governance.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dalam pengimplementasian GCG adalah Setiawan, 2007:
1. Kesadaran akan manfaat GCG belum menyatu dalam diri individu yang ada
dalam organ perusahaan Dewan Komisaris, Direksi,dan Pemegang Saham. 2.
Belum lengkapnya infra structure dan soft structure sebagai tools dalam penerapannya GCG sehingga membutuhkan biaya besar mahal.
3. Masih ada praktik pengelolaan perusahaan oleh pemegang saham mayoritas
atau pengendali sehingga memungkinkan terjadinya benturan kepentingan dalam pengambilan keputusan dan keterbukaan informasi.
4. Budaya perusahaan, karena masih banyak menghadapi berbagai
ketidakpastian dalam iklim usaha, maka para pengusaha lebih bertumpu pada short term strategy dibandingkan tujuan mencapai long term strategy
sehingga GCG adalah “barang mahal”.
2. 11 Hubungan Budaya Korporat dengan Good Corporate Governance
Menurut Moeljono 2006, budaya perusahaan merupakan sisi dalam atau sisi nilai dari pengelolaan korporasi, atau menjadi bagian hulu dari GCG
dengan muatannya yang fokus pada basic value dari pengelolaan korporasi yang kemudian ditentukan melalui sistem.
Corporate Governance memberikan perhatian pada bentuk fisik dan perilaku dari suatu perusahaan. Bentuk itu dapat dikembangkan melalui
peningkatan kemampuan atau skill dan peningkatan pengetahuan knowledge. Sementara itu, budaya perusahaan memberikan konsenterasi pada
bentuk sikap. Bentuk sikap merupakan kepribadian antar individu dalam perusahaan sehingga kumpulan sikap interaksi kepribadian antar individu
dalam perusahaan akan memunculkan karakter perusahaan dalam dirinya. Tanpa itu, perusahaan ibarat sebuah wadah tanpa nyawa. Perusahaan yang
besar, kuat, dan hidup beratus tahun sambil tetap menjadi idola dan pujaan adalah perusahaan yang kompeten yang menggerakan seluruh bagian tubuhnya
atas perintah dari dalam tubuhnya. Penggerak itu adalah budaya perusahaan sehingga dapat dikatakan bahwa budaya perusahaan merupakan inti dari GCG.
2. 12 Penelitian Terdahulu
Nawawi 2010, melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, teknik korelasional antara budaya perusahaan X dengan Good
Corporate Governance Y dengan cara menyebarkan yang berisi pertanyaan dan pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas harian dengan tugas.
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Kantor Daerah Telekomunikasi Bogor KANDATEL Bogor
yang berjumlah 200 orang dan dipilih 67 orang dipilih dengan teknik probability sampling pada simple random sampling.
Analisis data menggunakan regresi linear berganda dan teknik korelasional sederhana. Hasil penelitian menunjukan terdapat korelasi yang
kuat antara budaya perusahaan dengan good corporate governance, yang menunjukan semakin kuat penerapan budaya perusahaan maka semakin tinggi
penerapan GCG.
III. METODE PENELITIAN