Analisis kadar air SNI 01-2354.2-2006 Analisis kadar abu SNI 2354.1:2010 Analisis kadar protein SNI 01-2354.4-2006

3.4.2 Uji TPC SNI 01-2332.3-2006

Prinsip kerja dari pengujian TPC ini adalah penghitungan jumlah koloni bakteri yang ada dalam sampel dengan pengenceran sesuai dengan keperluan. Jenis-jenis bakteri yang sering terdapat pada produk olahan kering adalah E.coli, Salmonella, dan Vibrio. Sampel teri ditimbang 10 g lalu dimasukkan ke dalam 90 ml larutan garam fisiologis pengenceran 10 -1 secara aseptis. Selanjutnya, untuk pengenceran 10 -2 , suspense sampel dari pengenceran sebelumnya di pipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml garam fisiologis. Pengenceran dilakukan dengan cara yang sama hingga pengenceran 10 -5 . Proses selanjutnya adalah pengambilan sampel dari masing masing pengenceran sebanyak 1 ml dengan menggunakan pipet dan dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian di dalam cawan petri di tuangkan agar steril PCA yang telah didinginkan kira-kira sebanyak 15 ml. Setelah agak memadat, cawan petri di inkubasikan di dalam inkubator selam 1 x 24 jam, pada suhu 27-30 C dengan posisi terbalik. Setelah masa inkubasi selesai, koloni yang terbentuk di hitung dengan menggunakan standard plate count. Apabila digunakan dua cawan petri duplo per pengenceran, maka data yang di ambil adalah dari kedua cawan petri tersebut. Untuk menghitung jumlah koloni digunakan rumus sebagai berikut: Jumlah koloni per ml = jumlah koloni per cawan x 1faktor pengenceran

3.4.3 Analisis Proksimat

Uji proksimat yang dilakukan pada sampel meliputi uji kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan protein.

3.4.3.1 Analisis kadar air SNI 01-2354.2-2006

Cawan yang akan digunakan dioven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105 o C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang A. Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam cawan yang sudah dikeringkan B, kemudian dioven pada suhu 100-105 o C selama 6 jam lalu didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang C. Tahap ini diulangi hingga dicapai bobot yang konstan. Kadar air dihitung dengan rumus : Kadar air = x 100 Keterangan: A : Berat cawan kosong g B : Berat cawan dengan sampel g C : Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan g

3.4.3.2 Analisis kadar abu SNI 2354.1:2010

Cawan yang akan digunkan di oven terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105 o C, kemudian didinginkan dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang A. Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam cawan yang sudah dikeringkan B, kemudian dibakar diatas nyala pembakar sampai tidak berasap dan dilanjutkan dengan pengabuan didalam tanur dengan suhu 550-600 o C sampai pengabuan sempurna sesekali pintu tanur dibuka sedikit agar oksigen masuk. Sampel yang sudah diabukan didinginkan dalam desikator dan ditimbang C, tahap pembakaran dalam tanur diulangi sampai didapat bobot yang konstan. Kadar abu dihitung dengan rumus : Kadar abu = x 100 Keterangan: A : Berat cawan abu porselen kosong g B : Berat cawan abu porselen dengan sampel g C : Berat cawan abu porselen dengan sampel setelah dikeringkan g

3.4.3.3 Analisis kadar protein SNI 01-2354.4-2006

Analisis kadar protein yang digunakan adalah metode semi mikro Kjeldahl. Cara penentuan meliputi tahap destruksi, destilasi dan titrasi. Tahap destruksi dilakukan untuk mengubah protein dalam bahan menjadi garam amonium sulfat. Pada tahap destilasi, garam ini direaksikan dengan basa dan amonia diuapkan untuk diserap dalam larutan asam borat. Jumlah nitrogen yang terkandung dapat ditentukan dengan tahap titrasi dengan HCl. Mula-mula 2 g bahan ditimbang dalam labu Kjeldahl kemudian ditambahkan 1,9±0,1 g K 2 O 4 , 40±10 mg HgO, 2,0±H 2 SO 4 . Selanjutnya dengan penambahan batu didih, larutan didihkan 1-1,5 jam sampai cairan menjadi jernih. Setelah larutkan didinginkan dan diencerkan dengan akuades, sampel didestilasi dengan penambahan 8-10 ml larutan NaOH- Na 2 S 2 O 3 . Hasil destilasi ditampung dengan erlenmeyer yang telah berisi 5 ml H 3 BO 3 dan 2-4 tetes indikator merah metil dan alkohol dengan perbandingan 2:1. Destilat yang diperoleh kemudian diditrasi dengan larutan HCl 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari hijau menjadi abu abu. Hasil yang diperoleh adalah total N, yang kemudian dinyatakan dalam faktor konversi 6,25. Kadar protein yang dihitung berdasarkan rumus perhitungan: Kadar N = Kadar protein = N x faktor konversi 6, 25

3.4.3.4 Analisis kadar lemak SNI 01-2354.3-2006