3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Analisis deskriptif
Proses pengolahan ikan teri nasi setengah kering di Pulau Pasaran dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan keadaan di lapangan. Setiap
tahapan proses dijelaskan secara rinci kegiatan yang terjadi.
3.6.2 Metode sampling
Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Random Sampling, Convenience Sampling.
3.6.3 Rancangan percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dan menggunakan uji lanjut Duncan untuk menentukan beda nyata tiap
perlakuan yang diberikan. Faktor yang diamati adalah pengaruh penambahan garam pada proses perebusan. Diasumsikan bahwa dengan penambahan
kosentrasi garam yang berbeda akan memberikan pengaruh terhadap mutu rasa, aroma, penampakan, warna dan tekstur produk ikan teri nasi setengah kering
yang dihasilkan. Model rancangan percobaannya adalah sebagai berikut: Y
ijk
= µ + Ai + ℇ
ijk
Y
ijk
: Nilai pengamatan faktor pengeringan taraf ke-i dan ulangan ke-j µ
: Rataan umum Ai : Pengaruh faktor penambahan kosentrasi garam pada taraf ke-i
ℇ
ijk
: Galat sisa Hipotesis yang digunakan:
H : Faktor penambahan kosentrasi garam tidak signifikan
H
1
: Faktor penambahan kosentrasi garam signifikan
4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah
Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota
Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Secara geografis terletak di Selat Sunda. Peta lokasi daerah tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Peta Pulau Pasaran, Bandar Lampung Pulau pasaran merupakan lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan
sentra usaha kecil dan menengah pengolahan ikan teri nasi setengah kering. Hal ini dikarenakan pulau tersebut dekat dengan daratan dan jalur transportasi utama
kota Bandar Lampung. Memiliki luas lahan ± 12 Ha dengan jumlah pengolah 30 orang yang termasuk dalam binaan PT Sucofindo. Kegiatan usaha di Pulau
Pasaran telah menyerap banyak tenaga kerja baik penduduk asli Pulau Pasaran maupun yang datang dari luar daerahpulau. Produk yang dihasilkan yaitu teri nasi
teri medan, teri nilon dan teri jengki. Proses produksi hampir setiap hari. Masa produktif pengolah yaitu 20 hari
dalam 1 bulan dengan rata-rata produksi 5 tonorang. Kelompok pengolah rata-rata sudah mempunyai kapal masing-masing yang dilengkapi dengan alat
perebusan. Proses perebusan dilakukan di atas kapal pada saat bahan baku masih dalam kondisi segar. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisiensikan waktu
pengolahan dan mencegah terjadinya kerusakan bahan baku seperti retak-retak dan putus kepala. Perebusan ikan teri tersebut menggunakan air laut bersih dan
SKALA 1: 2.400.000
U
Pulau Pasaran
penambahan garam dengan perbandingan 25-50 kg garam dalam 100 L air laut. Tahap pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama 3-4 jam setengah
hari jika cuaca panas. Ketika musim hujan, atau mendung proses penjemuran dilakukan lebih dari 12 jam.
Daerah pemasaran ikan teri nasi meliputi kota Metro, kota Bandar Lampung dan Jakarta. Konsumen atau pengusaha datang langsung ke lokasi
tersebut. Produk dikirim ke Jakarta dengan periode pengiriman setiap hari mencapai 10
– 20 ton. Setiap 1 kg ikan teri yang dipasarkan, sebesar Rp 50,- disumbangkan untuk kas daerah. Produk yang di kirim ke Jakarta dikemas
menggunakan kardus. Untuk produk ikan teri yang menggunakan kemasan plastik hanya pada saat pameran dan untuk didistribusi ke swalayan atau toko.
Musim ikan terjadi pada bulan November-Maret. Pada saat tidak musim ikan, produksi rata-rata 1 kelompok pengolah sebesar 1 tonhari, sedangkan pada saat
musim ikan mampu berproduksi hingga 50 tonbulan.
4.2 Fasilitas Pengolahan di Unit Pengolahan Ikan Teri Nasi Setengah Kering