D. Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit
Pengurusan adalah menginventarisasi, menjaga dan memelihara agar harta pailit tidak berkurang dalam jumlah, nilai dan bahkan bertambah dalam jumlah
dan nilai. Jika ternyata kemudian putusan pailit tersebut dibatalkan oleh, baik putusan kasasi atau peninjauan kembali, maka segala perbuatan yang telah
dilakukan oleh kurator sebelum atau pada tanggal kurator menerima pemberitahuan tentang putusan pembatalan, tetap sah dan mengikat bagi debitur
pailit. Jika upaya perdamaian tidak ada dalam proses kepailitan yang disebabkan karena debitur pailit tidak menawarkan perdamaian, debitur pailit menawarkan
perdamaian akan tetapi ditolak oleh para kreditur, atau debitur pailit menawarkan perdamaian kemudian disetujui oleh para kreditur akan tetapi ditolak oleh Hakim
Pengadilan Niaga, maka proses selanjutnya adalah tahap pemberesan. Yang dimaksud dengan pemberesan adalah merupakan suatu tugas yang dilakukan oleh
kurator terhadap pengurusan harta debitur pailit, dimana pemberesan baru dapat dilakukan setelah debitur pailit benar-benar dalam keadaan tidak mampu
membayar insolvensi setelah adanya putusan pernyataan pailit yang artinya suatu tahap dimana akan terjadi jika tidak terjadi suatu perdamaian samapai
dihomologasi dan tahap ini akan dilakukan suatu pemberesan terhadap harta pailit.
40
Terhitung sejak tanggal putusan pernyataan pailit di ucapkan debitur pailit tidak lagi diperkenankan untuk melakukan pengurusan atas harta kekayaannya
yang telah dinyatakan pailit harta pailit atau budel pailit. Selanjutnya pelaksanaan pengurusan danatau pemberesan atas harta pailit tersebut diserahkan
40
M.Hadi Shubhan, Op.Cit., hlm. 144.
kepada kurator yang diangkat oleh pengadilan, dengan diawasi oleh seorang hakim pengawas yang ditunjuk dari hakim pengadilan. Pengangkatan tersebut
harus ditetapkan dalam putusan penyataan pailit tersebut. Pelaksanaan pengurusan harta pailit tersebut oleh kurator besifat seketika, dan berlaku saat itu pula
terhitung sejak tanggal putusan diucapkan, meskipun terhadap putusan kemudian diajukan kasasi atau peninjauan kembali.
41
Para pihak yang berwenang dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit adalah :
1. Hakim pengawas Hakim pengawas berwenang mengawasi pengurusan dan pemberesan
harta pailit.
42
Pengadilan wajib medengarkan pendapat hakim pengawas sebelum mengambil suatu putusan mengenai pengurusan dan pemberesan harta pailit.
43
Hakim pengawas juga berwenang untuk mendengarkan keterangan saksi atau memerintahkan penyelidikan oleh para ahli untuk memperoleh kejelasan tentang
segala hal mengenai kepailitan. Saksi dipanggil atas nama hakim pengawas. Dalam hal saksi tidak datang mengadap atau menolak memberi kesaksian maka
berlaku ketentuan hukum acara perdata. Dalam hal saksi bertempat tinggal diluar daerah hukum pengadilan yang memutus pailit, hakim pengawas dapat
melimpahkan pemeriksaan saksi tersebut kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tenpat tingal saksi. Istri atau suami, bekas istri atau suami, dan
keluarga sedarah menurut keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari debitur pailit
41
Gunawan Widjaja, Resiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Pailit Jakarta : Forum Sahabat, 2009,hlm. 86.
42
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ,Pasal 65.
43
Ibid., Pasal 66.
mempunyai hak undur diri sebagai saksi.
44
Terhadap semua penetapan hakim pengawas, dalam waktu lima hari setelah penetapan tersebut dibuat, dapat
diajukan permohonan banding ke pengadilan. 2. Kurator
Tugas kurator adalah melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit. Dalam melaksanakan tugasnya, kurator :
a. Tidak diharuskan memperoleh persetujuan dari atau menyampaikan pemberitahuan terlebih dahulu kepada debitur atau salah satu organ
debitur, meskipun dalam keadaan diluar kepailitan persetujuan atau pemberitahuan demikian dipersyaratkan;
b. Dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, hanya dalam rangka menigkatkan nilai harta pailit.
Apabila dalam melakukan pinjaman dari pihak ketiga kurator perlu membebani harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek,
atau hak agunan atas kebendaan lainnya maka pinjaman tersebut harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan hakim pengawas. Pembebanan harta pailit dengan
gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya hanya dapat dilakukan terhadap bagian harta pailit yang belum dijadikan
jamin utang. Untuk menghadap di sidang pengadilan, kurator harus terlebih dahulu mendapat izin dari hakim pengawas, kecuali menyangkut sengketa
pencocokan piutang.
45
44
Ibid., Pasal 67.
45
Ibid., Pasal 69.
Kurator sebagaimana dimaksud diatas adalah: a. Balai harta peninggalan; atau
b. Kurator lainnya. 1 Orang perseorangan yang berdomisili di Indonesia, yang memiliki
keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus danatau membereskan harta pailit; dan
2 terdaftar pada kementerian yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum dan peraturan perundang-undangan.
46
Pengadilan setiap waktu dapat mengabulkan usul penggantian kurator, setelah memanggil dan mendengar kurator, dan mengangkat kurator lain dan atau
mengangkat kurator tambahan atas : a. Permohonan kurator sendiri;
b. Permohon kurator lainnya, jika ada; c. Usul hakim pengawas;
d. Permintaan debitur pailit.
47
3. Panitia kreditur Melalui putusan pailit atau dengan penetapan kemudian, pengadilan dapat
membentuk panitia kreditur sementara terdiri atas 3 tiga orang yang dipilih dari kreditur yang dikenal dengan maksud memberikan nasihat kepada kurator.
Kreditur yang diangkat dapat mewakilkan kepada orang lain semua pekerjaan yang berhubungan dengan tugas-tugasnya dalam panitia. Dalam hal seorang
kreditur yang ditunjuk menolak pengangkatannya, berhenti, atau meninggal,
46
Ibid., Pasal 70.
47
Ibid., Pasal 71.
pengadilan harus mengganti kreditur tersebut dengan mengangkat seorang di antara 2 dua calon yang diusulkan oleh hakim pengawas.
48
Setelah pencocokan utang selesai dilakukan, Hakim pengawas wajib menawarkan kepada Kreditur
untuk membentuk panitia kreditur tetap. Atas permintaan kreditur konkuren berdasarkan putusan kreditur konkuren dengan suara terbanyak biasa dalam rapat
kreditur, hakim pengawas berwenang mengganti panitia kreditur sementara, apabila dalam putusan pailit telah ditunjuk panitia kreditur sementara atau
membentuk panitia kreditur, apabila dalam putusan pailit belum diangkat panitia kreditur.
49
Panitia kreditur setiap waktu berhak meminta diperlihatkan semua buku, dokumen, dan surat mengenai kepailitan. Kurator wajib memberikan kepada
panitia kreditur semua keterangan yang dimintanya.
50
Dalam hal diperlukan, Kurator dapat mengadakan rapat dengan panitia kreditur, untuk meminta
nasihat.
51
Sebelum mengajukan gugatan atau meneruskan perkara yang sedang berlangsung, ataupun menyanggah gugatan yang diajukan atau yang sedang
berlangsung, kurator wajib meminta pendapat panitia kreditur. Ketentuan sebagaimana disebutkan diatas tidak berlaku terhadap sengketa tentang
pencocokan piutang, tentang meneruskan atau tidak meneruskan perusahaan dalam pailit, dalam hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38,
Pasal 39, Pasal 59 ayat 3, Pasal 106, Pasal 107, Pasal 184 ayat 3, dan Pasal 186, tentang cara pemberesan dan penjualan harta pailit, dan tentang waktu
48
Ibid., Pasal 79.
49
Ibid., Pasal 80.
50
Ibid., Pasal 81.
51
Ibid., Pasal 82.
maupun jumlah pembagian yang harus dilakukan. Pendapat panitia kreditur tidak diperlukan, apabila Kurator telah memanggil panitia kreditur untuk mengadakan
rapat guna memberikan pendapat, namun dalam jangka waktu 7 tujuh hari setelah pemanggilan, panitia kreditur tidak memberikan pendapat tersebut.
52
Kurator tidak terikat oleh pendapat panitia kreditur. Dalam hal kurator tidak menyetujui pendapat panitia kreditur maka Kurator dalam waktu 3 tiga hari
wajib memberitahukan hal itu kepada panitia kreditur. Dalam hal panitia kreditur tidak menyetujui pendapat kurator, panitia kreditur dalam waktu 3 tiga hari
setelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat meminta penetapan hakim pengawas. Dalam hal panitia kreditur meminta penetapan
hakim pengawas maka Kurator wajib menangguhkan pelaksanaan perbuatan yang direncanakan selama 3 tiga hari.
53
52
Ibid., Pasal 83.
53
Ibid., Pasal 84.
BAB III TINDAKAN DEBITUR YANG DIKATEGORIKAN
SEBAGAI PERBUATAN TIDAK KOOPERATIF
A. Pengertian perbuatan tidak kooperatif