Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Hutan Masyarakat di Konawe Selatan strata II dan III pada periode pembenahan hutan rakyat ini tidak layak untuk diusahakan berdasarkan nilai NPV, BCR dan IRR. Strata I NPV yang diperoleh impas. Nilai NPV yang diperoleh pada strata I, II dan III pada tingkat suku bunga 18 suku bunga yg berlaku di konawe Selatan 2008 yaitu masing-masing –Rp. 27.501,00; –Rp. 4.231.546,00 dan –Rp. 9.254.448,00. Untuk BCR masing-masing strata yaitu sebesar 1,00; 0,78; dan 0,67. Sedangkan untuk IRR masing-masing strata nilainya 17,94; 12,37; 10,00. Apabila diusahakan selama daur pertama pembenahan, hutan tersebut menjadi layak dengan nilai NPV, BCR, dan IRR pada masing masing strata yaitu untuk NPV sebesar Rp. 7.704.499,00; Rp. 4.854.191,00 dan Rp. 3.241.314,00. Untuk BCR masing-masing strata yaitu sebesar 1,59; 1,24; dan 1,11. Sedangkan untuk IRR masing-masing strata nilainya 25,08; 20,77; 19,23. Setelah dilakukan peningkatan penanaman nilai NPV pada strata II dan III masing-masing sebesar Rp. 10.022.538,00 dan Rp. 27.849.197,00. BCR masing-masing sebesar 1,42 dan 1,60. Untuk IRR masing-masing sebesar 22,35 dan 23,22. 2. Status hutan pada periode pembenahan hutan rakyat masing-masing strata menjadi layak pada saat strata I menaikkan harga kayu lebih dari 10. Strata II menjadi layak juga saat dinaikkan harga kayu lebih dari 30, dan strata III sebesar 50. Pada pembangunan hutan rakyat selama daur pertama pembenahan, peningkatan biaya pengusahaan hutan akan mempengaruhi status kelayakan hutan. Pada strata I dan II masih layak diusahakan ketika biaya naik 50. Pada strata III menjadi tidak layak ketika kenaikan biaya sebesar 30. 3. Pola kemitraan yang terjadi antara KHJL dengan petani hutan rakyat termasuk dalam pola kemitraan jangka panjang. Hal ini ditandai dengan adanya hubungan jual beli antara KHJL dengan Masyarakat. Hubungan kerjasama antara KHJL dengan TFT termasuk dalam pola kemitraan jangka panjang. Hal ini terjadi karena saling tergantungnya KHJL terhadap TFT untuk masalah pemasaran dan pelatihan-pelatihan. Untuk hubungan kerjasama antara KHJL dengan penyewaan truk, termasuk dalam pola hubungan jangka pendek atau insidental. 4. Kontribusi pendapatan hutan rakyat terhadap pendapatan total rata-rata terbesar diperoleh pada strata III yaitu sebesar 20,03. Hasil ini hampir sama dengan strata I sebesar 20,30. Pada strata II, hutan rakyat hanya memberikan kontribusi senilai 17,87 terhadap pendapatan total petani. 5. KHJL melakukan penjualan kayunya berdasarkan pemesanan, namun tidak melebihi jatah tebang tahunan. KHJL memasarkan kayunya dalam bentuk square dengan bersertifikat FSC. KHJL memasarkan kayunya dengan berbagai cara seperti: melalui fasilitasi pendamping dalam melakukan pertemuan dengan pembeli dan penyebaran lefletbrosur. Tetapi umumnya para pembeli mengetahui informasi kayu FSC KHJL dari browsing internet.

6.2 Saran