Pendapatan Rumah Tangga Petani

5.3 Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani Hutan Rakyat

5.3.1 Pendapatan Rumah Tangga Petani

Dari 55 responden, sebanyak 53 responden memperoleh penghasilan dari bertani. Baik itu petani sawah yang menghasilkan padi,maupun petani lahan kering yang menghasilkan hasil bumi seperti palawija maupun buah-buahan. Penghasilan petani sangat beragam. Hal ini tergantung dari luasan lahan yang mereka garap dan mereka punyai. Seluruh responden yang mengikuti KHJL ini umumnya semua mempunyai mata pencaharian sampingan. Perbedaan sumber-sumber mata pencaharian responden akan berpengaruh langsung terhadap jumlah pendapatan responden. Pendapatan masyarakat selama setahun terakir dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Pendapatan rata-rata responden dari berbagai sumber pada tahun 2008 Sumber I 0,5 ha II 0,5-1 ha III 1 ha Pendapatan Rpth Rpth Rpth Usaha tani 4,130,000 38.0 6,854,545 53.1 5,476,667 29.5 Hutan rakyat 2,207,143 20.3 2,309,091 17.9 3,715,000 20.0 Peternakan 821,429 7.6 254,545 2.0 311,333 1.7 Sumber lain 3,714,286 34.2 3,500,000 27.1 9,041,667 48.8 Jumlah 10,872,858 100 12,918,181 100 18,544,667 100 Dari tabel 4 strata I dapat diketahui bahwa pendapatan petani terbesar diperoleh dari usaha tani sebesar Rp.4.130.000.00 per tahun 38. Tidak terlalu berbeda jauh dengan sumber pendapatan dari sumber lain seperti wiraswasta dan gaji bulanan pekerjaan lain seperti guru, PNS, dan lain-lain, yaitu sebesar Rp. 3.714,286.00 per tahun 34,2. Pendapatan paling kecil terdapat di sektor peternakan yaitu Rp. 821.429.00 per tahun 7,6. Hal ini terjadi karena banyak responden yang tidak mau menjual ternak mereka dan kebanyakan ternak mereka dikonsumsi sendiri. Sehingga dapat kita ketahui bahwa pada strata I responden lebih memprioritaskan pada pertanian dan sumber lain. Pada strata II dapat kita ketahui bahwa pendapatan terbesar dari sektor pertanian atau usaha tani sebesar Rp. 6.854.545.00 per tahun 53,1. Sedangkan sumber pendapatan terkecil terletak pada sektor peternakan yaitu Rp. 254.545.00 per tahun 2. Pada strata II terlihat bahwa selain dari sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama, mata pencaharian sumber lain memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan total petani. Pada strata III sektor pertanian tidak memberikan kontribusi yang banyak terhadap pendapatan petani. Hal ini terlihat pada sektor pertanian yang tidak terlalu besar yaitu Rp. 5.476.667.00 per tahun 29,5. Sedangkan dari sumber pendapatan lain seperti wiraswasta dan gaji bulanan pekerjaan lain seperti guru, PNS, dan lain-lain, memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan total petani yaitu sebesar Rp. 9.041.667.00 per tahun 48,8. Hal ini terlihat bahwa responden pada strata III menjadikan bertani sebagai mata pencaharian sampingan. Maksud arti dari mata pencaharian pokok adalah responden menjadikan suatu jenis pekerjaan sebagai sumber pendapatan keluarga yang utama. Sedangkan arti dari pekerjaan sampingan adalah responden menjadikan pekerjaaan yang ada selain pekerjaan pokok sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga. Tabel 5. Kontribusi Pendapatan Responden Hutan Rakyat terhadap pendapatan Total Rata-rata pada Tahun 2008 Strata Pendapatan Rata-Rata Hutan Rakyat RpthnHa Total RpthnHa Kontribusi I 2,207,143 10,872,858 20.30 II 2,309,091 12,918,181 17.87 III 3,715,000 18,544,667 20.03 Pada tabel 5 menjelaskan kontribusi pendapatan responden hutan rakyat terhadap pendapatan total. Pada strata I memberikan kontribusi sebesar 20,3; strara II sebesar 17,87; dan strata III sebesar 20,03. Pendapatan pertanian lebih besar daripada pendapatan hutan rakyat namun lebih kecil daripada pendapatan lain-lain non pertanian. Ini menunjukkan bahwa pengusahaan hutan rakyat hanya merupakan pekerjaan tambahan atau dapat dikatakan pekerjaan waktu luang saja sedangkan para petani hutan rakyat mengandalkan pendapatannya pada pekerjaan luar pertanian. Hal ini dikarenakan hutan rakyat mempunyai pertumbuhan tegakan yang lama sehingga tidak dapat memberi hasil yang cepat dan rutin. Hutan rakyat ini digunakan untuk keperluan mendesak serta sebagai tabungan untuk masa depan.

5.3.2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani