Metode Pengambilan Sampel Metode Pengambilan Data Metode Pengolahan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lambakara, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan, Propinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan Agustus 2008.

3.2 Sasaran

Sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik hutan rakyat di desa Lambakara, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan, Propinsi Sulawesi Tenggara. Selain itu penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi-instansi terkait. Penentuan responden dilakukan dengan metode stratified random sampling terhadap rumahtangga yang memiliki usaha hutan rakyat berdasarkan luas penguasaan lahannya.

3.3 Pengumpulan Data

1. Data Sekunder Laporan kegiatan pengelolaan hutan rakyat, LSM pendamping, Kepala Desa dan Forum Kelompok Tani Hutan. 2. Data Primer a. Wawancara dengan pengelola hutan rakyat, LSM Pendamping, Kepala Desa dan Forum Kelompok Tani Hutan. b. Pengecekan langsung di lapangan.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Metode Pengambilan Sampel

Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode stratified random sampling terhadap rumah tangga yang memiliki usaha hutan rakyat berdasarkan luas penguasaan lahannya. Stratifikasi lahan dibuat berdasarkan luas kepemilikan lahan masyarakat yang diketahui dari buku penduduk Desa Lambakara. Stratifikasi kepemilikan lahan masyarakat desa yang dijadikan sample terbagi menjadi 3 strata yaitu : Strata 1 : kepemilikan lahan 0,5 Ha Strata 2 : kepemilikan lahan 0,5-1 Ha Strata 3 : kepemilikan lahan 1 Ha

3.4.2 Metode Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah : a. Teknik Observasi Data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti baik untuk responden maupun di lapangan. b. Teknik Wawancara Data dikumpulkan melalui tanya jawab yang dilakukan langsung terhadap responden yang terlibat dalam pengelolaan hutan rakyat, pejabat setempat dan pemimpin formal maupun informal.

3.4.3 Metode Pengolahan Data

a. Kriteria Pembagian Hutan Rakyat berdasarkan luas lahan Hutan rakyat dibagi menjadi 3 strata dengan batasan luasan sebagai berikut : i. Strata I : Luas lahan kurang dari 0,5 Ha ii. Strata II : Luas lahan antara 0,5-1 Ha iii. Strata III : Luas lahan lebih besar dari 1 Ha b. Penerimaan dan Pendapatan Petani Hutan Rakyat Penerimaan merupakan perkalian jumlah hasil produk dengan harga satuannya. Selanjutnya pendapatan merupakan selisih total penerimaan total revenue dengan total biaya yang dikeluarkan dalam usaha pengelolaan hutan total cost. Untuk menentukan pendapatan dengan cara membagi jenis pendapatannya. Misalnya perolehan pendapatan dari padi, dari hutan rakyat, jasa, dagang, dan pengelolaan hutan rakyatnya. Setelah itu membagi jenis pendapatannya ke dalam beberapa strata. Sesuai dengan pembagian hutan rakyat berdasarkan luas lahan. Setelah itu jumlahkan rata-rata dari masing-masing strata. Secara sistematis untuk menentukan pendapatan dituliskan sebagai berikut: Pendapatan = TR-TC Keterangan : TR = Total Revenue TC = Total Cost c. Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis Deskriptif Kualitatif menyangkut analisis tingkat pendapatan dan sumbangan masing-masing sektor ekonomi sebagai sumber pendapatan rumah tangga yaitu hutan rakyat dan non hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga buruh dan pekerja jasa dengan tujuan untuk melihat pengaruh kedua jenis usaha petani hutan rakyat. Adapun analisis yang digunakan adalah : 1. Rata-rata Pendapatan dan pengeluaran petani Diperoleh dengan cara membagi antara pendapatan dan pengeluaran rumah tangga dari para petani per tahun dari jenis usaha tersebut dengan banyaknya rumah tangga responden. 2. Rata-rata Pendapatan san Pengeluaran Total Rumah Tangga Petani Diperoleh dengan menjumlahkan total semua pendapatan dan pengeluaran rumah tangga para petani dari berbagai jenis usaha yang ada di tempat itu dengan banyaknya rumah tangga responden. 3. Kontribusi Kegiatan Sumber pendapatan petani tidak sama antara lain usaha tani, hutan rakyat, dan jasa. Dalam hal ini hanya membandingkan dua saja yaitu mencari pendapatan masyarakat dari usaha hutan rakyat dan peranannya terhadap pendapatan total masyarakat. Hasil hutan rakyat biasanya dijadikan sebagai sumber penghasilan. Nantinya diharapkan dapat membandingkan kontribusi dari masing-masing kegiatan seperti mencari kontribusi pendapatan dan pengeluaran responden hutan rakyat terhadap pendapatan dan pengeluaran total rata-rata selama tahun 2008. Untuk mencari pendapatan rumah tangga dari usaha bertani : X ki = 100 x Xti Xwi   Keterangan : ∑Xwi = Pendapatan rumah tangga dari petani per tahun jenis usaha ke–i ∑Xti = Pendapatan rumah tangga total dari petani per tahun jenis usaha ke–i Xki = Kontribusi kegiatan yang diperoleh petani d. Analisis Kelayakan Usaha 1. Nilai Sekarang Present Value Konsep nilai sekarang atau Present Value merupakan konsep untuk mengetahui nilai uang sekarang dan akan datang. Dalam perhitungan PV tersebut ditentukan discount factor untuk menilai uang terhadap waktu. Rumus discount factor adalah : df = t r 1 1  keterangan : df = discount factor t = jangka waktu thn r = suku bunga PV = present value Sehingga rumus untuk PV adalah PV = t n t r Vt 1 1    keterangan : Vt = Value pada tahun ke-t 5. Net Persent Value NPV Net Persent Value merupakan nilai sekarang dari manfaat atau pendapatan dan biaya atau pengeluaran. Dengan demikian apabila NPV bernilai positif dapat diartikan juga sebagai besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha. Sebaliknya NPV yang bernilai negatif menunjukan kerugian. NPV = t n t i Ct Bt 1 1     Keterangan : Bt = penerimaan benefit pada tahun ke-t i = discount rate yang berlaku Ct = biaya cost pada tahun ke-t n = umur proyek tahun 1. NPV0 ; maka proyek menguntungkan dan dapat atau layak dilaksanakan. 2. NPV=0 ; maka proyek tidak untung dan tidak juga rugi, jadi tergantung pada penilaian subyektif pengambilan keputusan. 3. NPV0 ; maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan. 6. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return yaitu tingkat suku bunga yang membuat proyek akan mengembalikan semua investasi salama umur proyek. Jika dinilai Internal Rate of Return lebih kecil dari discount rate maka NPV0, artinya sebaiknya proyek itu tidak dilaksanakan. Inti analisis finansial adalah membandingkan antara pendapatan dengan pengeluaran, dimana suatu kegiatan atau usaha adalah feasible apabila pendapatan lebih besar dari pengeluaran. IRR = 1 2 2 1 1 1 i i x NPV NPV NPV i    Keterangan : i 1 = discount rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = discount rate yang menghasilkan NPV negative NPV 1 = NPV yang bernilai positif NPV 2 = NPV yang bernilai negative 1. IRR discount rate yang berlaku ; maka kegiatan investasi layak dijalankan 2. IRR discount rate yang berlaku ; maka kegiatan investasi tidak layak dijalankan 7. Benefit Cost Ratio BCR Benefit Cost Ratio merupakan suatu cara evaluasi proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek. BCR diperoleh dengan membagi jumlah pendapatan terdiskonto dengan jumlah hasil diskonto biaya. Apakah usaha tersebut sudah layak dilaksanakan atau tidak,maka kita perlu menghitung nilai BCRnya. Kriteria usaha tersebut haruslah lebih besar dari 1. BCR =       n t t t n t t t i C i B 1 1 1 1 Keterangan : Bt = penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct = biaya cost pada tahun ke-t t = umur proyek tahun i = discount rate yang berlaku BCR 1 ; maka proyek layak atau menguntungkan BCR 1 ; maka proyek tidak layak atau tidak menguntungkan e. Kemitraan Mengetahui pola kemitraan dengan mengetahui bentuk-bentuk kerjasama yang terjadi. Bentuk kerjasama dapat berupa : 1. Kemitraan Insidental Bentuk kemitraan ini didasarkan pada kepentingan ekonomi bersama dalam jangka pendek dan dihentikan jika kegiatan tersebut telah selesai, dengan atau tanpa kesepakatan tertulis atau kontrak kerja. 2. Kemitraan Jangka Menengah Bentuk kemitraan ini didasarkan pada motif ekonomi bersama dalam jangka menengah atau musim produksi tertentu, dengan atau tanpa perjanjian tertulis. 3. Kemitraan Jangka Panjang Kemitraan ini dilakukan dalam jangka waktu yang sangat panjang dan terus- menerus dalam skala besar dan dengan perjanjian tertulis.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN