5.3.2 Pengeluaran Rumah Tangga Petani
Pengeluaran setiap responden masing-masing strata berbeda-beda hal ini dipengaruhi oleh pola konsumsi, tingkat pengetahuan, jumlah tanggungan setiap
keluarga dan faktor lainnya. Jenis-jenis pengeluaran masyarakat untuk semua responden hampir sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan beras dan non beras,
biaya pendidikan, biaya transportasi, biaya usaha tani, dan untuk pengeluaran lain- lain. Responden diklasifikasikan berdasarkan luasan hutan rakyatnya, bukan
berdasarkan luasan pertanian sehingga pengeluaran rata-rata tiap responden berbeda-beda. Rata-rata pengeluaran petani per tahun dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata pengeluaran responden pertahun
Sumber I 0,5 ha
II 0,5-1 ha III 1 ha
Pengeluaran Rpth
Rpth Rpth
Beras 2,292,857
22.3 2,774,545 26.6 2,619,333
20.8 Non beras
2,171,429 21.2 2,022,727
19.4 2,958,000 23.5
Input usaha tani 745,714
7.3 754,545 7.2 945,533
7.5 Pendidikan
1,002,857 9.8 1,063,636
10.2 963,333 7.7
Lain-lain 4,047,143
39.4 3,797,273 36.5 5,079,033
40.4 Jumlah
10,260,000 100 10,412,726
100 12,565,232 100
Pada strata I pengeluaran terbanyak pada kebutuhan hal lain-lain seperti pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, rekreasi, peralatan rumah tangga,
pajak, dan biaya tak terduga lainnya, yaitu Rp. 4.047.143.00 per tahun 39.4. Dan pengeluaran terkecil pada kebutuhan akan input usaha tani yaitu sebesar Rp.
745.714.00,- per tahun 7.3. Hal ini terjadi karena banyak responden yang enggan atau tidak mau menggunakan pupuk dalam kegiatan penanaman. Dan
jarang sekali responden melakukan perawatan terhadap tanaman yang mereka punyai sehingga kebutuhan mereka akan input usaha tani sangat kecil. Besarnya
nilai kebutuhan akan hal-hal lain itu terjadi karena banyak responden mempunyai pengeluaran yang tiba-tiba di dalam kurun waktu satu tahun ini. Selain itu juga
kebutuhan responden akan kendaraan sangat tinggi sehingga memerlukan konsumsi bahan bakar yang tinggi pula. Rumah juga mempunyai sumber
pengeluaran yang tinggi dikarenakan harga material yang harganya cukup mahal di pasaran.
Pada strata II pengeluaran terbesar masih pada kebutuhan lain-lain yaitu sebesar Rp. 3.797.273.00
per tahun 36,5. Sedangkan untuk pengeluaran paling
kecil ada pada kebutuhan akan input usaha tani sebesar Rp. 754.545.00 per tahun 7,2. Pada strata III pengeluaran terbesar juga pada kebutuhan akan lain-lain
dengan rata-rata sebesar Rp. 5.079.033.00 per tahun 40.4 dan kebutuhan
terkecil pada imput usaha tani yaitu dengan rata-rata sebesar Rp. 945.533.00 per
tahun 7.5. Tingkat pengeluaran responden akan sangat berpengaruh pada pendapatan
per kapita responden. Dengan pengeluaran yang besar maka pendapatan per kapita responden akan berkurang, apabila pengeluaran lebih besar daripada pendapatan
maka responden akan mengalami defisit yang mengakibatkan responden harus mengeluarkan sejumlah uang dari tabungannya untuk memenuhi kebutuhannya,
sedangkan jika pengeluaran lebih kecil daripada pendapatan maka responden akan mendapatkan sisa yang dapat ditabung untuk kebutuhan yang akan datang.
Pada tabel 7 secara keseluruhan dari ketiga kelas, presentase pendapatan terhadap pengeluaran adalah 125,9. Dengan kata lain masyarakat di Desa
Lambakara dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, bahkan mempunyai sisa. Sisa dari pendapatan tersebut biasanya mereka gunakan untuk membeli barang yang
bersifat monumental seperti membangun rumah, membeli tanah, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya presentase pendapatan total rata-rata terhadap
pengeluaran total rata-rata dapat dilihat di table 7. Tabel 7. Presentase Pendapatan Total Rata-rata terhadap Pengeluaran Total Rata-
rata
Kelas Pendapatan Pengeluaran
Presentase Pendapatan Rata-rata
Rata-rata Terhadap Pengeluaran
I 10,872,857 10,260,000
106.0 II
12,918,182 10,412,727 124.1
III 18,544,667 12,565,233
147.6 Rata-rata
14,111,902 11,079,320 125.9
5.4 Analisis Finansial Usaha Hutan Rakyat