Pengusahaan Hutan Rakyat TINJAUAN PUSTAKA

6. Investasi yang tersedia dan keterkaitan dengan industri pengelolaan kayu. Departemen Kehutanan 1995 juga menyebutkan sistem pendanaan yang dilaksanakan dalam pengembangan hutan rakyat dapat ditempuh melalui: 1. Swadaya masyarakat baik perorangan, kelompok, maupun mitra usaha 2. Program bantuan impres penghijauan dan reboisasiAPBD 3. Kredit, berupa pinjaman lunak kepada petanikelompok tani dengan pola acuan P3KUK-DAS melalui bank penyalur 4. Kredit usaha perhutanan rakyat, berupa pinjaman lunak kepada petani melalui mitra usaha yang pelaksanaannya diatur oleh Departemen Kehutanan dan BRI selaku bank penyalur.

2.5 Pengusahaan Hutan Rakyat

1. Biaya Pengusahaan Hutan Rakyat Biaya secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan. Jadi biaya pengusahaan hutan rakyat adalah segala bentuk korbanan ekonomi yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan untuk mencapai tujuan pembangunan hutan rakyat. Pada prinsipnya biaya yang terlibat dalam pengusahaan hutan rakyat dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu biaya produksi tetap fixed cost dan biaya produksi berubah variable cost. Biaya produksi tetap adalah semua jenis biaya yang tidak berubah besarnya walaupun jumlah barang yang dihasilkan berubah, misalnya sewa tanah. Sedangkan biaya produksi berubah adalah biaya produksi yang besarnya tergantung dari jumlah barang yang dihasilkan, misalnya membeli pupuk, bibit, upah tenaga kerja Sumarta, 1963 dalam Hayono, 1996. 2. Pendapatan Usaha Hutan Rakyat Pendapatan adalah penerimaan total dari penjualan hasil produksi sebelum dikurangi dengan biaya produksi. Besarnya Pendapatan dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkandiproduksi dan harga masing-masing jenis dan kualitas produk. Pendapatan dari usaha hutan rakyat diperoleh dari penjualan kayu rakyat baik berupa kayu pertukangan maupun kayu bakar. 3. Analisis Finansial Pengusahaan Hutan Rakyat Analisis finansial adalah analisis dimana suatu proyek dilihat dari sudut badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam suatu proyek. Analisis finansial pengelolaan hutan rakyat dapat dipakai sebagai ukuran keberhasilan dalam pengelolaan hutan rakyat lebih lanjut bagi masyarakat maupun pemerintah untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan manfaat di masa yang akan datang, sehingga penggunaan dan alokasi sumberdaya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara lebih efisien dan efektif. Menurut Gittinger 1986, dalam menilai suatu proyek yang menggunakan Discounted Cash Flow DCF atau aliran kas yang berdiskonto berdasarkan pada tiga kriteria, yaitu : 1. Net Present Value NPV, yaitu nilai kini atau sekarang dari suatu proyek setelah dikurangi dengan seluruh biaya pada suatu tahun tertentu dari keuntungan atau manfaat yang diterima pada tahun bersangkutan dan didiskontokan pada tingkat bunga yang berlaku. 2. Benefit Cost Ratio BCR, adalah suatu cara evaluasi proyek dengan membandingkan nilai sekarang seluruh hasil yang diperoleh proyek dengan nilai sekarang seluruh biaya proyek. 3. Internal Rate of Return IRR, adalah suatu tingkat suku bunga maksimal yang dibayarkan oleh suatu proyek untuk semua investasi dan sumberdaya yang digunakan. Proyek diprioritaskan pelaksanaannya layak, apabila nilai NPV0, BCR1 dan IRR lebih besar daripada suku bunga yang berlaku.

2.6 Pendapatan Rumah Tangga Petani