Hubungan Panjang Bobot Faktor Kondisi Mortalitas dan Laju Eksploitasi

10

2.4. Pertumbuhan

Pertumbuhan suatu individu merupakan penambahan bobot atau panjang dalam satuan waktu, sedangkan pertumbuhan dalam suatu populasi dinyatakan dalam penambahan jumlah individu Effendie 2002. Akan tetapi jika ditelaah lebih lanjut pertumbuhan merupakan proses biologis yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor dalam dan luar. Faktor-faktor ini ada yang dapat di kontrol ada yang tidak. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sulit dikontrol, antara lain keturunan, umur, parasit, dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang paling mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan. Di daerah tropik makanan merupakan faktor yang lebih penting daripada suhu perairan Effendie 2002. Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menduga parameter- parameter pertumbuhan K = koefisien pertumbuhan; L ∞ = panjang asimtotik; t = umur ikan ketika panjangnya sama dengan nol, yaitu plot Gulland Holt, plot Ford-Walford, metode Chapman, dan plot von Bertalanffy.

2.5. Hubungan Panjang Bobot

Menurut Ricker 1970 in Effendie 2002 studi pertumbuhan ikan, sering digunakan dalam menganalisis hubungan panjang bobot untuk menjelaskan sifat dan pola pertumbuhannya. Bobot dianggap sebagai salah satu fungsi panjang. Hubungan panjang bobot hampir mengikuti hukum kubik, dimana bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Nilai yang didapat dari perhitungan panjang bobot ini adalah untuk menduga bobot dari panjang ikan atau sebaliknya. Selain itu juga dapat diketahui pola pertumbuhan, kemontokan, dan pengaruh perubahan lingkungan terhadap pertumbuhan ikan. Effendie 2002 menjelaskan bahwa jika nilai panjang dan bobot diplotkan dalam suatu gambar maka akan didapatkan persamaan W = aL b . Nilai konstanta b, merupakan harga pangkat yang dapat menjelaskan pola pertumbuhan ikan. Selain menunjukkan pola pertumbuhan ikan, hubungan panjang bobot juga dapat digunakan untuk melihat faktor kondisi ikan Rounsel Everhart 1962 in Rifqie 2007. 11

2.6. Faktor Kondisi

Salah satu turunan penting dari pertumbuhan adalah faktor kondisi. Faktor kondisi adalah keadaan yang menyatakan kemontokan ikan dalam angka. Faktor kondisi disebut juga Panderal’s Index Lagler 1961 in Effendie 1979. Faktor kondisi menunjukkan keadaan ikan dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan melakukan reproduksi Effendie 2002. Satuan faktor kondisi sendiri tidak berarti apapun, namun kegunaannya akan terlihat jika dibandingkan dua atau lebih populasi yang spesifik yang dipelihara pada kondisi ketersedian makanan, kepadatan density, atau iklim climate yang sama ataupun berbeda Hendyds 2009. Perhitungan faktor kondisi didasarkan pada panjang dan bobot ikan. Variasi nilai faktor kondisi tergantung pada makanan, umur, jenis kelamin, dan kematangan gonad Effendie 1979.

2.7. Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Mortalitas suatu kelompok ikan yang mempunyai umur yang sama dan berasal dari stok yang sama atau sering disebut kohort. Mortalitas terdiri atas mortalitas karena penangkapan dan mortalitas karena sebab-sebab lain yang disebut sebagai natural mortality yang meliputi berbagai peristiwa seperti kematian karena predasi, penyakit dan umur Sparre Venema 1999. Laju mortalitas total Z adalah penjumlahan laju mortalitas alami M dan laju mortalitas penangkapan F King 1995. Nilai laju mortalitas alami berkaitan dengan nilai parameter pertumbuhan von Bertallanffy yaitu K dan L ∞ . Ikan yang pertumbuhannya cepat nilai K tinggi mempunyai nilai M tinggi dan begitu juga sebaliknya. Nilai M berkaitan dengan karena pemangsa ikan besar lebih sedikit dari ikan kecil Beverton Holt 1957. Menurut Pauly 1984, faktor lingkungan yang mempengaruhi nilai M adalah suhu rata-rata perairan selain faktor panjang maksimum secara teoritis L ∞ dan laju pertumbuhan. Menurut Pauly 1984, laju eksploitasi E merupakan bagian dari suatu kelompok umur yang akan ditangkap selama ikan tersebut hidup, sehingga laju eksploitasi juga didefinisikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik faktor alami maupun 12 faktor penangkapan. Stok yang dieksploitasi optimal, maka laju mortalitas penangkapan F sama dengan laju mortalitas alami M dan sama dengan 0.5.

2.8. Kondisi Lingkungan Perairan