32 Panjang maksimum ikan tembang yang tertangkap yaitu 238 mm. Kurva
pertumbuhan ikan tembang diperairan Teluk Jakarta Gambar 13 menunjukkan bahwa ikan yang berumur muda memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat
daripada ikan dewasa. Panjang observasi maksimum ikan tembang mencapai 238 mm yaitu pada usia 18 bulan. Pertambahan laju pertumbuhan ikan tembang mulai
berhenti pada saat iklan tembang berumur 36 bulan. Umumnya ikan tembang memiliki dua kelompok umur, dimana panjang ikan dari umur yang sama
cenderung membentuk suatu distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa umur ikan tembang yang tertangkap di perairan Teluk Jakarta tidak
melebihi dua tahun.
Gambar 13. Kurva pertumbuhan ikan tembang
Parameter pertumbuhan ini memegang peran penting dalam pengkajian stok. Salah satu aplikasi yang paling sederhana adalah mengetahui panjang ikan
dengan menggunakan inverse persamaan pertumbuhan von Bertalanffy dapat diketahui umur ikan tertentu. Dengan demikian penyusunan rencana perikanan
lebih mudah dilakukan
4.2.4. Hubungan panjang dan bobot
Hubungan panjang dan bobot ikan adalah parameter yang dapat digunakan untuk menganalisis pola pertumbuhan ikan, dengan kata lain hubungan panjang-
bobot digunakan untuk menduga bobot melalui panjang dan sebaliknya. Analisis
L
∞
247.28
50 100
150 200
250
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Panjang mm
Umur bulan
L
t
= 247.28 1-e
-0.92t+0.4966
33 hubungan panjang dan bobot menggunakan data panjang total dan bobot basah
ikan contoh untuk melihat pola pertumbuhan individu ikan tembang di perairan Teluk Jakarta. Hubungan panjang bobot ikan tembang disajikan pada Gambar 14.
a b Gambar 14. Hubungan panjang-bobot ikan tembang Sardinella maderensis di
Teluk Jakarta Dari hasil analisis regresi hubungan panjang bobot dalam bentuk logaritma,
diperoleh persamaan hubungan panjang bobot ikan tembang adalah Log W = -5.7070 + 3.3470 Log L dengan kisaran nilai b sebesar 3.3120-3.3821 allometrik
positif. Dari persamaan tersebut dapat diketahui setiap penambahan satu satuan panjang akan menurunkan bobot ikan sebesar 5.7070 gram. Perbandingan pola
pertumbuhan ikan tembang dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan pola pertumbuhan ikan tembang genus: Sardinella Spesies Daerah
Penangkapan Periode
Pengambilan Contoh Pola Pertumbuhan
Sardinella maderensis
Teluk Jakarta Chaira 2010
Januari - Maret Allometrik Positif
Sardinella fimbriata Teluk Palabuhanratu
Syakila 2009 Desember - Maret
Isometrik Sardinella gibbosa
Labuan Hari 2010
Mei - Juli Isometrik
Teluk Palabuhanratu Hari 2010
Mei - Juli Isometrik
Blanakan Hari 2010
Mei - Juli Isometrik
Log W = -5.71 + 3.3470Log L R² = 0.952
0.5 1
1.5 2
2.5
2.1 2.2
2.3 2.4
Log W
Log L
W = 0.000002L
3.3470
R² = 0.952
50 100
150 200
100 200
300
Bobot gram
Panjang mm
34 Hubungan panjang bobot ikan tembang Sardinella fimbriata di Teluk
Palabuhanratu Syakila 2009 menunjukkan pola pertumb uhan isometik. Pola
pertumbuhan isometrik juga terjadi pada Sardinella gibbosa di Labuan, Teluk Palabuhanratu, dan Blanakan Hari 2010, sedangkan dari nilai b yang diperoleh
dan setelah dilakukan uji t =0.05 ikan tembang Sardinella maderensis yang tertangkap di Teluk Jakarta menunjukkan tipe pertumbuhan allometrik positif,
artinya laju pertumbuhan bobot lebih cepat dari pada laju pertumbuhan panjangnya Effendie 2002. Nilai b yang berbeda pada suatu spesies dipengaruhi
oleh tingkat perkembangan ontogenik seperti perbedaan spesies, umur, tingkat kematangan gonad, dan jenis kelamin, serta dipengaruhi juga oleh letak geografis,
kondisi lingkungan seperti musim dan tingkat kepenuhan lambung.
4.2.5. Faktor kondisi