7 dewasa ikan ini hidup bergerombol bersama ikan lemuru dan banyak di temukan
di dekat pantai sampai ke arah laut sehingga sering ditemukan tertangkap bersama dengan ikan lemuru sampai dengan kedalaman 200 meter www.fishbase.org
2009. Monintja et al. 1994 meyatakan beberapa faktor yang menyebabkan ikan membentuk kelompok, antara lain sebagai perlindungan dari pemangsa, mencari
dan menangkap mangsa, untuk tujuan pemijahan, bertahan pada musim dingin, untuk melakukan ruaya dan pergerakan serta terdapatnya suatu pengaruh dari
faktor-faktor yang ada disekelilingnya. Menurut Day et al. 1999 in Syakila 2009, pada umumnya ikan tembang
memangsa crustacea ukuran kecil seperti copepoda, amphipoda dan udang stadia mysis serta larva-larva ikan. Selanjutnya diduga akan terjadi perubahan komposisi
makanan sesuai dengan musim serta jenis dan ketersediaan makanan di perairan. Dari jenis makanannya, ikan tembang tergolong omnivora namun cenderung pada
herbivora.
2.1.4. Distribusi dan musim
Menurut Peristiwady 2006, ikan tembang termasuk pada ikan pelagis kecil yang hidup di laut terbuka, lepas dari dasar perairan. Wilayah distribusinya
meliputi 46°LU-23°LS dan 17°BB-36°BT Gambar 4. Pergerakan vertikal terjadi karena perubahan siang dan malam, dimana pada malam hari gerombolan ikan
cenderung berenang ke permukaan dan akan berada pada permukaan sampai dengan matahari sudah akan terbit. Pada malam terang bulan gerombolan ikan itu
agak berpencar atau tetap berada di bawah permukaan air Monintja et al. 1994.
2.2. Alat Tangkap Ikan Tembang
Armada penangkapan ikan pelagis yang beroperasi di wilayah Teluk Jakarta didominasi oleh pukat cincin mini purse seine. Mini purse seine adalah alat
tangkap yang sering digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan scholling dan berada dekat dengan permukaan air Gambar 5.
Sasaran penangkapannya adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan kembung, selar, tetengkek, tembang Taufiq 2009.
8
Gambar 4. Peta penyebaran Sardinella maderensis : Konsentrasi daerah penyebaran ikan tembang
Sumber : www.aquamaps.org 2009
Gambar 5. Cara kerja alat tangkap purse seine Sumber : saveecodestinations.wordpress.com 2010
Pada umumnya penangkapan ikan dengan mini purse seine dilakukan pada malam hari, akan tetapi ada juga mini purse seine yang dioperasikan
pada siang hari. Pengumpulan ikan pada area penangkapan pukat cincin ada yang menggunakan rumpon dan ada pula yang menggunakan lampu.
Umumnya setting penurunan dilakukan dua kali selama satu malam operasi, yang dilakukan pada waktu senja hari dan pagi harifajar, kecuali
dalam keadaan tertentu frekuensi penangkapan bisa dikurangi atau ditambah.
Pukat cincin yang digunakan setiap nelayan umumnya dengan ukuran panjang 30-40 meter dan dalam depth 6 meter. Pukat cincin yang dioperasikan
pada malam hari dengan menggunakan alat bantu cahaya memiliki ukuran
9 panjang lebih kecil bila dibandingkan dengan purse seine pada siang hari. Oleh
karena itu, terdapat penggolongan purse seine dalam skala kecil, sedang dan besar. Hal ini mempengaruhi trip penangkapan purse seine di laut, dimana
pengoperasian mini purse seine relatif lebih pendek trip penangkapannya bila dibandingkan dengan medium atau large purse seine
Menurut Subani et al. 1989 in Taufiq 2009, mini purse seine biasa disebut juga jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan menyerupai
kantong dan pada bagian bawah jaring tali ris bawah dilengkapi dengan tali yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring dengan cara menarik tali ris
bawah tersebut. Dalam pengoperasiannya Ikan-ikan yang tertangkap dikarenakan gerombolan ikan tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang
oleh jaring dari dua arah, baik pergerakan ke samping maupun ke arah dalam. Biasanya mini purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan
kapal pembantu Nedelec 2000 in Taufiq 2009.
2.3. Sebaran Frekuensi Panjang