6
2.1.2. Karakter morfologi
Ikan tembang Sardinella maderensis terkenal sebagai pelagis kecil yang suka hidup bergerombol. Menurut www.fishbase.com 2009, ikan tembang memiliki
rangka yang terdiri dari tulang benar yang bertutup insang. Kepala simetris dan tidak seluruh sisik terbungkus dalam kelopak tebal. Sirip punggung terdiri dari
jari-jari lemah yang berbuku atau berbelah. Sirip ekor berwarna abu-abu kehitaman. Tubuhnya bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari keras pada
punggung, dan tidak memiliki sirip punggung tambahan yang seperti kulit. Bagian mendekati dorsal berwarna hijau kebiruan dan semakin mendekati perak pada
bagian perut, dengan satu garis samar keemasan pada bagian midlateral, didahului satu titik hitam di belakang bukaan insang. Perut sangat pipih, bersisik tebal yang
bersiku, rahang sama panjang, daun insang satu sama lain tidak melekat, bentuk mulut terminal posisi mulut terletak dibagian depan ujung hidung.
Bentuk badan fusiform, pipih dengan sisik duri di bagian bawah badan. Awal sirip punggung dorsal sebelum pertengahan badan memiliki jari-jari lemah
13-21. Bagian dasar sirip dubur anal bentuknya pendek dan jauh di belakang sirip dorsal serta berjari-jari lemah 12-23. Tapisan tulang insang halus berjumlah 70-166
pada busur insang pertama bagian bawah, sering ditemukan juga pada ikan pemakan plankton www.fishbase.com 2009.
Beberapa dari jenis Sardinella ada yang hampir menyerupai satu sama lainnya tetapi ada juga yang mempunyai beberapa perbedaan morfologis yang
menandakan ikan itu berbeda spesiesnya Dwiponggo 1982 in Syakila 2009. Perbedaan morfologis ini dapat seperti perbedaan warna tubuh yang terlihat pada
Sardinella fimbriata dengan warna abu-abu hijau kebiruan pada bagian atas
sedangkan warna biru gelap di bagian yang sama pada Sardinella lemuru Bleeker Peristiwady 2006.
2.1.3. Biologi dan habitat
Ikan tembang adalah ikan permukaan dan hidup di perairan pantai tropis serta suka bergerombol pada area yang luas. Proses pemijahan berlangsung hanya
sekali dalam setahun, selama musim panas. Telur dan larva ikan tembang sering di temukan di sekitar perairan mangrove atau bakau. Saat juvenil, ikan ini masih ada
yang hidup di daerah mangrove namun mulai memasuki perairan payau. Ketika
7 dewasa ikan ini hidup bergerombol bersama ikan lemuru dan banyak di temukan
di dekat pantai sampai ke arah laut sehingga sering ditemukan tertangkap bersama dengan ikan lemuru sampai dengan kedalaman 200 meter www.fishbase.org
2009. Monintja et al. 1994 meyatakan beberapa faktor yang menyebabkan ikan membentuk kelompok, antara lain sebagai perlindungan dari pemangsa, mencari
dan menangkap mangsa, untuk tujuan pemijahan, bertahan pada musim dingin, untuk melakukan ruaya dan pergerakan serta terdapatnya suatu pengaruh dari
faktor-faktor yang ada disekelilingnya. Menurut Day et al. 1999 in Syakila 2009, pada umumnya ikan tembang
memangsa crustacea ukuran kecil seperti copepoda, amphipoda dan udang stadia mysis serta larva-larva ikan. Selanjutnya diduga akan terjadi perubahan komposisi
makanan sesuai dengan musim serta jenis dan ketersediaan makanan di perairan. Dari jenis makanannya, ikan tembang tergolong omnivora namun cenderung pada
herbivora.
2.1.4. Distribusi dan musim