Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Peran Informan Tambahan dan Tingkat Melek Media dalam Membatasi Tayangan Televisi Anak
4.2.3.1 Reduksi Data Penelitian Peran Orang Tua
Tabel 4.3 No.
Informan Tambahan Peran Orang Tua
1. Bapak Ibrahim Zul
- Berperilaku kompak dengan istri
untuk terus mengawasi tayangan
televisi untuk anaknya.
- Menemani anaknya menonton
kartun favoritnya pada hari
Minggu.
- Sepakat dengan istri akan
memasang televisi berlangganan khusus anak-anak demi
tersaringnya tayangan-tayangan
televisi untuk anaknya.
- Setuju dengan semua jawaban sang
istri dengan kegiatan sebenarnya.
2. Ibu Sisca
- Mengakui benar adanya sang
suami berperilaku disiplin terhadap anak-anaknya.
- Ikut mengawasi dan memantau
tontonan televisi anaknya ketika memiliki waktu yang lebih.
- Setuju dengan suami atas
tindakannya memasang televisi paralel dirumah.
- Menyarankan kepada suami untuk
memasang televisi berlangganan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
khusus anak-anak agar lebih dapat mengontrol tayangan televisinya
dan mengurangi rasa khawatir.
4.2.3.1 Reduksi Data Penelitian Literasi Media
Tabel 4.4 No. Informan
Tambahan Tingkat Literasi Media
Media Literacy
1. Bapak Ibrahim Zul
- Memahami tayangan yang menjadi
konsumsi anaknya. -
Menanggapi tayangan televisi dan dampaknya bagi anak-anak.
- Memahami simbol-simbol
pedoman menonton televisi. -
Terampil dengan memberikan arahan kepada istri untuk terus
mengawasi tayangan televisi. 2. Ibu
Sisca -
Paham mengenai kartun favorit anaknya.
- Paham dengan simbol-simbol
panduan menonton televisi -
Menanggapi wacana KPI yang menghapus beberapa tayangan
televisi.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa yang dalam hal ini merupakan komunikasi yang berhubungan dengan penelitian berhubungan langsung dengan melek media
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
media literacy yang dapat membentuk pola menonton anak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disampaikan melalui media massa. Media massalah yang
kemudian akan membentuk keterampilan serta pengetahuan dalam menonton televisi yang dikenal dengan melek media. Melek media merupakan pemahaman
akan sumber-sumber dan teknologi komunikasi, kode-kode yang digunakan, pesan-pesan yang dihasilkan serta seleksi, interpretasi dan dampak dari pesan-
pesan tersebut https:www.academia.edu85262literasi_media_literasi_digital. Seorang pengguna media yang mempunyai literasi media atau melek
media akan berupaya memberi reaksi dan menilai sesuatu pesan media dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kajian literasi media menyediakan
pengetahuan, informasi dan statistik tentang media dan budaya, serta memberi pengguna media dengan satu set peralatan untuk berfikir dengan kritis terhadap
ide, produk atau citra yang dismpaikan dan dijual oleh isi media massa. Dalam upaya menyikapi pengaruh media massa seperti itu, saat ini berkembang
pemikiran tentang media literasi. Kajian ini merupakan gerakan penting di kalangan kumpulan-kumpulan di negara maju untuk mengendalikan kepentingan
dan pengaruh media massa dalam kehidupan individu, keluarga dan masyarakat serta membantu kita merancang tindakan dalam menangani pengaruh tersebut.
Dalam kata lain, kajian ini membantu individu menjadi melek media. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan hasil dari
penlitian mengenai peran orang tua serta kemelekan media bagi para orang tua agar dapat membatasi tayangan televisi bagi anak-anaknya melalui
operasionalisasi konsep yang diukur yaitu: 1.
Keterbukaan Keterbukaan adalah suatu keadaan di mana orang tua mengetahui
informasi tentang hal-hal yang disukai maupun tidak disukai oleh si anak melalui proses komunikasi yang dilakukannya. Dikaitkan dengan penelitian, para orang
tua dikatakan terbuka dilihat dari pengetahuan mereka mengenai tayangan favorit anaknya. Dari setiap masing-masing informan, seluruhnya mengaku tahu
tayangan televisi favoritnya meskipun hanya berkisar serial kartun. Beberapa orang tua juga beranggapan bahwa tidak ada kartun yang tidak mereka sukai,
seperti Ibu Winda, Ibu Sri Bulanna dan Ibu Nurul meskipun anak-anak mereka
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
punya tayangan kartun favoritnya sendiri yang tentu lebih dipilih untuk ditonton daripada kartun-kartun lainnya.
Bapak Hendra Sucitra dan Ibu Elliyah justru merasa anak-anak mereka tidak memiliki kartun favorit yang lain selain daripada Spongebob Squarepants.
Mereka menganggap anaknya terlalu monoton dalam menonton serial kartun. Namun bagi Ibu Elliyah, beliau akan membimbing anaknya untuk menonton
kartun mendidik lainnya yang dapat di tonton seperti Upin Ipin, Adit Sopo Jarwo dan lain sebagainya. Dalam pengetahuan mereka mengenai tayangan kartun
favorit anaknya, Ibu Sri Bulanna menyimpulkan sendiri bahwa anaknya menyukai serial Tom Jerry dilihat dari kebiasaannya suka dengan hewan kucing dan
perhatian beliau terhadap anaknya yang tidak pernah ketinggalan menonton kartun tersebut. Selain itu, Sir Ghuan dan Ibu Elliyah berperilaku sama yaitu mengetahui
anak-anaknya menyukai kartun Spongebob Squarepants dari kebiasaannya mengoleksi barang-barang yang berhubungan dengan kartun favoritnya tersebut
dan menyimpan beberapa gambar-gambar yang berhubungan pula dengan kartun tersebut. Keterbukaan ini dianggap keterbukaan yang dilakukan secara tidak
langsung karena Sir Ghuan dan Ibu Elliyah mengetahui dan paham mengenai kartun favoritnya melalui kebiasaan-kebiasaannya yang dilihat dari aktivitas
sehari-harinya. Data yang diperoleh dari informan utama, telah diperkuat dengan adanya
informan tambahan yang menyatakan hal yang sama terhadap pernyataan dari informan utama. Bapak Ibrahim dan Ibu Sisca yang menjadi informan tambahan
menyatakan dengan jawaban yang sama seperti ungkapan informan utama. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa data tersebut benar adanya.
2. Empati
Empati adalah suatu keadaan di mana orang tua mampu memposisikan dirinya sama seperti apa yang sedang dirasakan oleh anaknya, termasuk di
dalamnya tentang pemahaman terhadap kebutuhan yang seharusnya atau tidak seharusnya dipenuhi. Dikaitkan dengan penelitian ini, para orang tua sangat
berempati terhadap kebutuhan menonton anak-anaknya. Terlihat dari kesediaan orang tua dalam menemani sambil memantau anak-anaknya menonton televisi
meskipun hanya kartun sekalipun. Para orang tua juga menentukan jam-jam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tertentu yang berbeda-beda namun tidak ada yang berlebihan dalam memberikan waktu menonton televisi.
Pola menonton televisi pada anak-anak tersebut menunjukkan bahwa jumlah jam menonton anak-anak tidak melampaui batas jam menonton ideal.
Karena jika melihat perbandingan jumlah jam menonton televisi dengan jumlah jam belajar di sekolah, sangat dikhawatirkan proses pembentukan pola pikir,
karakter, dan perilaku anak justru terbentuk melalui tayangan televisi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kekuatan televisi dalam mempengaruhi anak-anak
sangat besar. Di samping jumlah jam belajar yang lebih sedikit ketimbang jam menonton, lemahnya pengawasan orang tua terhadap tontonan anak membuat
anak tidak mempunyai daya saring terhadap tayangan yang tidak mendidik Memantau dan menemani anak menonton televisi tidak terlalu dilakukan
oleh Ibu Sri Bulanna, beliau mengaku banyak menghabiskan waktunya diluar rumah dikarenakan pekerjaannya. Vino lebih banyak menghabiskan waktunya
dengan Bibinya atau pembantu rumah tangga. Tetapi anaknya, Alvino Akbar menurut pernyataan beliau adalah anak yang penurut dan mudah dinasehati
olehnya. Oleh karena itu, beliau sebenarnya juga telah melakukan empati terlebih dahulu sebelum anaknya dilepas untuk menonton televisi tanpa pantauan darinya
dengan cara ikut serta menonton tayangan kartun favorit Vino. Ketika beliau merasa kartun tersebut tidak membahayakan anaknya, barulah beliau melepas
Vino untuk menonton kartun tersebut. Para orang tua memposisikan dirinya saat memahami tayangan kartun
yang menjadi konsumsi anaknya ketika ikut serta dalam menonton kartun tersebut, kemudian memahami isi cerita, makna yang terkandung dalam kartun
tersebut, kemudian memberikan dukungan atau tidak bagi tayangan tersebut. Begitupun dengan informan tambahan, meskipun yang lebih dominan adalah
informan utama, Bapak Ibrahim dan Ibu Sisca dapat memposisikan diri mereka sebagai orang tua yang ikut menemani dan mengawasi anaknya dalam menonton
televisi ketika memiliki waktu yang luang. 3.
Dukungan Dukungan adalah suatu keadaan di mana orang tua mendorong anak
menuju ke arah yang lebih positif, dalam berbagai hal, termasuk di dalamnya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tentang tayangan-tayangan yang baik bagi perkembangannya. Dikaitkan dengan penelitian, para orang tua mengarahkan anak untuk melihat tayangan-tayangan
yang menurut mereka baik, dari segi isi maupun tampilan. Melalui pendampingan menonton televisi, para orang tua dapat menyimpulkan apakah tayangan tersebut
baik di konsumsi oleh anaknya atau tidak. Dalam penelitian ini, para orang tua juga memberikan dukungan penuh pada anak-anaknya menonton kartun
favoritnya karena masih kartun yang bersifat umum dan mengajarkan hal-hal yang positif. Mereka tentunya melakukan pemahaman terlebih dahulu atas kartun
pilihan anaknya kemudian memberikan dukungan. Seperti tayangan Spongebob Squarepants yang dianggap beberapa orang
tua akan mengajarkan hal-hal yang positif dan dapat baik bagi perkembangannya. Oleh karena itu, dukungan penuh diberikan oleh beberapa orang tua yang
menganggap Spongebob Squarepants adalah salah satu kartun yang dapat mendidik.
Namun dukungan tidak terlalu dilakukan oleh Ibu Nurul, mengingat anak perempuannya menyukai kartun Crayon Sinchan. Karena menurutnya, kartun
tersebut masih menayangkan cuplikan-cuplikan yang berbau pornografi seperti menyukai lawan jenis yang lebih tua, dan lain sebagainya. Oleh karena itulah,
beliau tidak ingin melewatkan waktu sedikitpun untuk tidak menemani anaknya menonton televisi. Kartun Crayon Sinchan tidak memberikan hal yang positif
seperti kartun lainnya, seperti anggapan Ibu Nurul. Sehingga beliau memasang televisi berlangganan yang pada akhirnya membuat beliau mendukung penuh
kartun-kartun yang lebih mendidik lainnya yang saat ini menjadi konsumsi anaknya.
Persis seperti ungkapan dari informan utama, informan tambahan juga tentunya memberikan dukungan yang lebih selagi tayangan yang menjadi
konsumsinya baik pula untuk di konsumsi dan tidak memberikan dampak yang negatif bagi anak-anak kecilnya.
4. Rasa Positif
Rasa positif adalah kemampuan orang tua dalam menyalurkan pemahamannya tentang suatu tayangan secara positif sehingga membangkitkan
tanggapan yang juga positif dari anak. Dikaitkan dengan penelitian ini, hampir
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
semua orang tua memberikan rasa positif mengenai tayangan kartun pilihannya. Meskipun ada beberapa orang tua yang menginginkan anaknya untuk tidak
monoton menonton kartun yang sama setiap harinya. Setelah pemahaman para orang tua mengenai kartun favoritnya, mereka kemudian memberikan rasa positif
pada tayangan tersebut dan membangkitkan tanggapan anak-anak mereka yang menyukai kartun tersebut dengan mengizinkan mereka untuk terus menonton
kartun tersebut. Anak-anak tentu tidak mengerti mengenai pemahaman orang tua mengenai tayangan positif dengan memberikan tanggapan langsung kepada anak
tersebut. Oleh karena itu, orang tua cukup memberikan izin dan dukungan saja. Namun, dukungan ataupun rasa positif tidak diberlakukan oleh Ibu Nurul
yang menganggap kartun favorit anaknya yaitu Crayon Sinchan masih penuh disaring terlebih dahulu sebelum menjadi konsumsi anak-anak terutama anaknya.
Sehingga beliau tidak dikatakan telah membangkitkan tanggapan positif anaknya mengenai kartun Crayon Sinchan. Beliau justru memberikan izin penuh untuk
anaknya menonton tayangan kartun lain yang saat ini telah menggantikan kartun favoritnya yang tidak didukungnya tersebut.
5. Kesamaan
Kesamaan adalah suatu keadaan di mana orang tua dan anak memiliki pandangan sama tentang suatu hal, dalam hal ini orang tua memiliki peranan
dalam menyamakan pandangan tersebut. Kesamaan dalam penelitian ini, terdapat pada hampir setiap orang tua. Bagi anaknya yang menjadikan Spongebob
Squarepants kartun favoritnya, orang tua dan anak memiliki kesamaan bahwa kartun tersebut adalah kartun yang baik untuk di konsumsi karena banyak
mengandung nilai yang positif, seperti persahabatan yang baik, tolong-menolong, dan lain sebagainya yang kemudian mengandung unsur lelucon-lelucon yang
membuat mereka tidak bosan untuk menonton setiap serialnya. Kesamaan yang terjadi justru tidak dialami oleh Ibu Nurul, seperti
penjelasan sebelumnya bahwa Ibu Nurul kurang mendukung anaknya, Latifah untuk menonton kartun favoritnya karena alasan yang telah di sebutkan. Namun
Ibu Nurul terus melakukan pemantauan dan membimbing anaknya menonton kartun lain sehingga beliau dan anaknya dapat menciptakan suatu kesamaan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mengenai suatu tayangan televisi yang lebih baik untuk di konsumsi. Kesamaan tersebut juga dilakukan oleh informan utama dan informan tambahan. Seperti Ibu
Winda dengan Bapak Ibrahim dan Bapak Hendra Sucitra dengan Ibu Sisca yang sepakat akan tayangan kartun yang menjadi favorit anak-anak mereka.
4.3.2 Kemampuan Melek Media Media Literacy