Universitas Sumatera Utara
sekolah dan terus menemani hingga waktu pelajaran usai. Padahal, dapat dilihat bahwa jarak tempat tinggalnya menuju Permata Bangsa Binjai sedikit jauh. Sikap
bertanggung jawab juga beliau terapkan dalam memantau anaknya menonton televisi, beliau mengaku selalu memantau dan menemani anaknya menonton
televisi. Keterbukaannya dengan anaknya juga dapat dilihat melalui pengetahuan beliau tentang kartun favorit anaknya, yaitu Crayon Sinchan. Namun, beliau tidak
terlalu mendukung anaknya menonton tayangan kartun tersebut karena dianggap mengandung unsur-unsur pornografi dalam beberapa cuplikannya.
Ibu Nurul terlebih dahulu mengetahui tentang wacana KPI yang akan menghapuskan beberapa tayangan kartun. Agar anaknya dapat terus menonton
kartun, beliau pun kemudian memasang televisi berlangganan khusus anak-anak yang hanya menayangkan kartun-kartun. Semenjak saat itu pula, anak
perempuannya tidak lagi bergantung dengan serial Crayon Sinchan, namun mau menonton kartun lain. Ibu Nurul juga paham mengenai simbol panduan dalam
menonton televisi dan beliau juga tidak merasa khawatir karena televisi berlangganan yang dipasang olehnya tidak ada yang ditujukan selain daripada
anaknya. Beliau telah menyiasatinya dengan sangat baik, berbeda dengan perkiraan peneliti yang berpikir para orangtua yang mengetahui tentang wacana
KPI langsung bertindak. Ibu Nurul dengan Bapak Hendra Sucitra misalnya, mereka yang sudah mengetahui tentang wacana KPI langsung bertindak.
Meskipun telah memasang televisi berlangganan khusus anak-anak, Ibu Nurul tetap memberikan batasan menonton televisi untuk anaknya yaitu sekitar 4 jam
lamanya. Waktu tersebut sudah termasuk efektif untuk anak dibawah umur.
4.1.3.5 Informan V
Setelah selesai melakukan wawancara mendalam terhadap Ibu Nurul, peneliti kini mengelilingi sekolah dan tidak lagi mencari informan yang duduk di
kantin sekolah karena peneliti kerap kali gagal saat menanyakan para orang tua lain yang duduk di kantin sekolah, ternyata kebanyakan dari mereka adalah orang
tua dari anak-anak SD. Seorang Ibu berambut pendek dan berwarna, kemudian ditemukan peneliti sedang duduk di samping lapangan olahraga siswa-siswi
Permata Bangsa yang baru saja kelihatan di datangi oleh anak kecil berseragam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kotak-kotak berwarna kuning yang berarti menandakan bahwa Ibu tersebut adalah orang tua dari anak TK yang bersekolah disitu.
Peneliti kemudian melakukan hal yang sama dengan informan-informan sebelumnya. Setelah semuanya dilakukan, peneliti memulai melakukan
wawancara mendalam. Nama
: Elliyah
TTL : Binjai, 4 Juni 1985
Usia :
29 Tahun
Agama :
Islam Pendidikan
: SLTA
Tempat Tinggal : Jln. Tanjung Keriahen no. 98
Status :
Menikah Jumlah Anak
: 1 Orang Laki-laki Nama Anak
: Rangga Fadly Pekerjaan
: Wiraswasta Tanggal Wawancara : 4 Februari 2015
Tempat : Lapangan Olah Raga Murid Permata Bangsa
Pukul :
12.08 WIB
No Hp
: 081263592297
Ibu Elliyah yang berprofesi sebagai pengusaha muda ini terlihat selalu menemani anaknya Rangga di sekolah. Ibu Elliyah mengaku selalu menemani dan
memantau Rangga dalam menonton televisi, baik itu menonton kartun sekalipun. Beliau pun membatasi anak satu-satunya ini menonton televisi yang berlebihan.
Sekitar 2 jam dalam satu hari beliau anggap cukup, karena Rangga lebih suka bermain dengan smartphone milik beliau entah itu sekedar bermain game atau
menonton kartun melalui youtube. Beliau menekankan dengan tegas bahwa anaknya sangat menyukai kartun
Spongebob Squarepants yang menurutnya lucu, selalu menolong orang lain, dan kegiatan positif lainnya. Ibu Elliyah juga memperhatikan anaknya menyukai
tokoh kartun tersebut karena Rangga sering mengoleksi gambar-gambar yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
didapatnya melalui internet dan kemudian di simpan di smartphone ibunya tersebut.
Sebagai seorang Ibu, Ibu Elliyah menyatakan bahwa beliau tidak keberatan dengan kartun tersebut jika menjadi konsumsi bagi anaknya, karena
beliau sering meluangkan waktunya untuk menonton serial Spongebob Squarepants bersama anaknya. Oleh karena itu, beliau mengaku paham mengenai
cerita demi cerita kartun dengan tokoh berwana kuning itu. Menurut beliau, Spongebob Squarepants dapat mengajarkan bagaimana
persahabatan yang terjalin meskipun terdapat perbedaan, tolong-menolong, dan lelucon-lelucon yang sama sekali tidak mengandung unsur pornografi, kekerasan,
dan memunculkan imajinasi yang berlebihan bagi anak usia dibawah umur. “Namanya juga kartun, pastilah isinya cuma sekedar lelucon dan setau
saya kartun Spongebob Squarepants justru ngajarin hal-hal yang positif. Selama ini saya dukung-dukung aja Rangga nonton kartun itu kok, tapi dia
tetep saya ajarin nonton kartun lain, masih banyak kartun-kartun mendidik lainnya.”
Rangga hanya memiliki satu kartun favorit, namun bukan berarti ia tidak menyukai tayangan kartun lainnya, menurut Ibunya. Beliau selalu membimbing
Rangga untuk tidak monoton dalam menonton, meski hanya menonton kartun sekalipun. Masih banyak kartun yang dapat mendidik, seperti Upin Ipin, Adit
Sopo Jarwo, dan lain sebagainya yang bisa menjadi pilihannya. Namun berbeda dengan Alvino Akbar anak dari Ibu Sri Bulanna, Ibu Elliyah mengaku sedikit
susah untuk melakukan hal tersebut. Rangga terbilang anak yang susah dinasehati sekali saja, harus berulang-ulang. Oleh sebab itu, Ibu Elliyah selalu mendampingi
segala kegiatan yang dilakukan oleh Rangga. Ketika Rangga menonton televisi, beliau juga tetap harus mendampingi. Peneliti kemudian masuk ke pertanyaan
mengenai bagaimana menurut BapakIbu mengenai tayangan televisi yang ada pada saat ini. Ibu Elliyah langsung menjawab hal yang tidak jauh berbeda dengan
informan-informan sebelumnya bahwa dengan tegas beliau menyatakan tayangan televisi saat ini sangat banyak yang tidak mendidik.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
“Gak mendidik sama sekali, terlalu berimajinasi yang gak masuk akal, terutama sinetron-sinetron ya. Kasihan anak-anak sekarang, di dominasi
sama tayangan malah yang begituan.”
Ibu Elliyah juga mengakui bahwa beliau sangat paham dengan simbol- simbol seperti R, RBO, D, BO dan lain sebagainya. Beliau bahkan menyebutkan
satu persatu kepanjangan dari singkatan-singkatan tersebut. Beliau menjawab simbol tersebut adalah panduan menonton agar kita mengerti sebelum menonton
tayangan televisi dan mengerti pula siapa yang ditujukan untuk menonton tayangan yang bersimbol itu. Namun tidak semua tayangan televisi menunjukkan
simbol demikian, jadi anak-anak yang menonton televisi tanpa pengawasan dari orang tuanya akan menjadi sesuatu yang perlu ditakuti oleh para orang tua. Jika
dalam keadaan seperti itu, Ibu Elliyah menyatakan beliau akan memperketat waktu menonton televisi untuk anaknya, hanya boleh menonton televisi
bersamanya dan tidak boleh menonton televisi sendirian. Apabila beliau melihat terlebih dahulu simbol yang terlihat dalam
tayangan televisi tersebut, beliau akan tetap menemaninya menonton televisi meskipun bersimbol SU Semua Umur.
”Yang sudah disaring sedemikian, diberi tanda SU sekalipun, kadang kedapatan juganya cuplikan yang bukan untuk SU. Itu yang seharusnya
menjadi perhatian Komisi Penyiaran Indonesia” Peneliti mulai memasuki ke pertanyaan selanjutnya, yaitu pengetahuan
beliau mengenai wacana KPI yang akan menghapuskan beberapa tayangan kartun Indonesia. Beliau menjawab sudah mengetahui namun hanya melalui wacana
yang tidak resmi dari KPI, melainkan hanya melalui blog-blog. Beliau terlihat kaget ketika peneliti melontarkan pertanyaan tersebut, karena beliau masih
percaya tidak percaya atas berita yang sebenarnya sudah pernah dibacanya. Peneliti kemudian menunjukkan capture foto wacana KPI yang disimpan di
smartphone peneliti. Ibu Elliyah menambahkan jikalau memang wacana tersebut benar-benar direalisasikan oleh KPI, beliau hanya akan menyediakan DVD atau
VCD kartun terutama kartun favorit anaknya sebagai stock jika menonton televisi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Atau beliau mengaku akan menyiasatinya dengan memasang televisi berlangganan khusus untuk anak-anak, seperti para informan lain. Tidak hanya
kartun Spongebob Squarepants, beliau akan menambahkan beberapa kartun- kartun mendidik lainnya dengan membimbing terlebih dahulu anaknya supaya ia
mau menonton kartun-kartun lainnya. “Yang seharusnya dihapus itusinetron-sinetron, bukan kartun.”
Kesimpulan Kasus Ibu Elliyah sebagai orang tua berperilaku protektif terhadap anaknya,
terlihat dari penjagaan ketat yang dilakukan sendiri olehnya di luar maupun di dalam sekolah. Beliau mengaku anak laki-lakinya tersebut harus selalu diawasi
karena sedikit bertingkah nakal dan aktif meskipun hanya tingkah laku nakalnya anak-anak kecil. Dalam menonton televisi, Ibu Elliyah menyatakan bahwa
anaknya hanya menonton televisi sekitar 2 jam dalam sehari karena lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game di smartphone milik beliau. Anaknya
menyukai tayangan kartun Spongebob Squarepants dan beliau pun mendukung kartun tersebut sebagai konsumsi anaknya.
Ibu Elliyah menganggap tayangan televisi saat ini dapat merusak imajinasi anak-anak dan tentunya tidak mendidik. Beliau menyatakan bahwa beliau paham
mengenai simbol-simbol panduan dalam menonton televisi, namun beliau tetap terus memantau anaknya dalam menonton televisi meskipun sudah bersimbolkan
SU atau A. Hal tersebut tepat dilakukan oleh beliau, mengingat anaknya yang bersifat jahil dan nakal. Anaknya bisa saja mengganti channel-nya sendiri jika
tanpa pemantauan dari orang tuanya yaitu Ibu Elliyah. Mengenai wacana KPI, Ibu Elliyah menyatakan telah mengetahuinya
namun hanya membaca dari berita online yang bukan merupakan alamat resmi dari KPI. Ketika diperjelas mengenai wacana tersebut, beliau langsung
mengatakan bahwa tidak seharusnya kartun yang dihapuskan melainkan sinetron- sinetron yang tidak mendidik tersebut. Ungkapan Ibu Elliyah merupakan
ungkapan kritis yang tegas terlihat dari pernyataannya yang menggebu-gebu dalam penyampaiannya ketika wawancara berlangsung. Setelah memahami
wacana tersebut, beliau akan melakukan tindak lanjut dengan memperketat lagi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
waktu menonton televisi pada anaknya kemudian akan membeli beberapa DVD atau VCD kartun untuk konsumsinya jika menonton televisi. Selain itu, sama
dengan informan-informan lainnya bahwa beliau akan memasang televisi berlangganan khusus anak-anak yang akan menjadi pengganti terhapusnya
beberapa kartun oleh KPI.
4.1.4 Peran Orang Tua dan Tingkat Melek Media dalam Membatasi Tayangan Televisi Anak