Informan II Proses Pelaksanaan Penelitian

Universitas Sumatera Utara menampilkan beberapa cuplikan seperti mengejek teman, berbuat jahil dan lain sebagainya. Namun menurutnya, hal tersebut masih menjadi kebiasaan para anaknya bersama teman-temannya, meskipun tetap harus diberi nasihat agar perbuatan tersebut masih dibatas wajar. Ibu Winda memahami betul mengenai simbol-simbol panduan menonton televisi dan beliau merasa tidak khawatir karena anaknya selalu menonton televisi bersamanya. Menurut beliau, tayangan televisi saat ini banyak yang tidak mendidik, seperti sinetron, acara gosip selebriti dan lain-lain. Beliau menganggap bahwa kartun sama sekali tidak berbahaya, oleh karena itu beliau sedikit tidak menyetujui wacana KPI yang akan menghapus beberapa tayangan kartun di Indonesia. Sebagai orang tua, jikalau KPI akan benar-benar merealisasikan wacananya tersebut, beliau akan membiasakan anaknya untuk menonton kartun lain yang tidak termasuk dalam golongan kartun yang akan dihapuskan. Selain itu, beliau akan memasang televisi berlangganan dirumahnya khusus untuk anak-anak yang menyajikan kartun-kartun serial untuk anak-anak. Tindakan tersebut cukup efektif agar anak perempuan dari Ibu Winda dapat terus menonton televisi dengan tayangan kartun. Ibu Winda juga tidak perlu khawatir jika sedang tidak ada waktu untuk menemani anaknya menonton televisi, karena apabila memasang televisi berlangganan khusus untuk anak-anak, tentu tayangan yang disajikan adalah murni hanya untuk anak-anak. Tidak ada tayangan lain kecuali tayangan yang ditujukan untuk anak-anak.

4.1.3.2 Informan II

Setelah selesai mengobrol dengan informan pertama, di hari yang sama peneliti kembali melakukan pencarian. Pencarian informan selanjutnya tidak terlalu sulit karena ketika waktu istirahat sebelumnya, peneliti sudah memperhatikan orang tua yang duduk di kantin sekolah yang ditemui oleh anak TK. Saat mengobrol dengan informan pertama, peneliti sedikit memperhatikan seorang Ibu yang sedang menyuapi makan anaknya yang mengenakan seragam kotak-kotak berwarna kuning yang menandakan anak tersebut adalah anak TK di sekolah tersebut. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk peneliti melanjutkan wawancara dengan informan selanjutnya dengan mendatangi Ibu yang telah jauh diperhatikan sebelumnya. Tidak berbeda dengan prosedur pertama, peneliti terlebih dahulu mengenalkan diri sambil menunjukkan judul penelitian. Kemudian peneliti mengajak beliau mengobrol lalu mengarah ke wawancara mendalam setelah mendapat persetujuan untuk merekam pembicaraan tersebut. Nama : Sri Bulanna TTL : Binjai, 23 Maret 1982 Usia : 32 Tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA Tempat Tinggal :Jln. Tanjung Keriahen no. 254 Binjai Status : Menikah Jumlah Anak : 2 Orang 2 Orang Laki-laki Nama Anak : Alvino Akbar Pekerjaan : Wiraswasta Tanggal Wawancara : 3 Februari 2015 Tempat : Kantin Permata Bangsa Binjai Barat Pukul : 11.50 WIB No Hp : 085270029383 Bunda dari Alvino Akbar murid Taman Kanak-Kanak kelas B di Perguruan Permata Bangsa ini menyatakan kepada peneliti bahwa beliau tidak selalu memantau anak laki-lakinya tersebut ketika sedang menonton televisi di karenakan beliau sedikit sibuk diluar rumah dengan pekerjaannya dan Alvino lebih sering dijaga oleh Bibinya atau pembantu rumah tangganya. Namun anak laki-laki yang akrab disapa Vino dirumahnya ini merupakan anak yang penurut dan tidak pernah melawan orang tuanya. Menurut Ibu Sri, Vino sangat menyukai banyak tayangan kartun namun lebih sering menonton Tom Jerry yang tayang di MNC Group. Beliau juga menyatakan bahwa anaknya itu sangat menyukai kartun tersebut karena ia sangat menyukai pula hewan terutama kucing. Vino menonton Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tayangan kartun di televisi hanya dibatasi paling lama hanya 4 jam dan tentunya konsumsinya hanya kartun saja. Vino tidak selalu menonton Tom Jerry, ia juga menyukai beberapa kartun seperti Upin Ipin, Bobo Boy, dan lain sebagainya yang dapat ditontonnya ketika selesai menonton kartun kucing dan tikus tersebut. “Vino itu suka kali sama kucing, jadi dia saya liat suka kali juga sama kartun Tom Jerry. Tapi nggak juga sih, dia masih mau nonton kartun lain kayak Boboy Boy itu, Upin Ipin pun dia suka. Saya dukung aja kartun-kartun itu sih, gak berbahaya kok menurut saya. Sesekali saya menemani dia nonton dulu, kalo gak berbahaya ya udah, saya lepas dia nonton sendiri. Kan kartun itu gak kayak sinetron-sinetron sekarang yang buat anak-anak berimajinasi berlebihan” Ibu Sri mendukung penuh kartun-kartun yang menurutnya dapat mendidik untuk menjadi konsumsi bagi anak-anak dibawah umur karena beliau juga pernah ikut menonton kartun-kartun yang ditonton oleh anaknya terlebih dahulu dan memahami isi cerita kartun tersebut. Menurutnya, yang penting tayangan kartun itu tidak mengajarkan anak-anak untuk berimajinasi yang berlebihan dan berfikiran dewasa sebelum waktunya seperti beberapa tayangan-tayangan televisi saat ini yang beliau anggap sama sekali tidak memberikan pelajaran yang positif untuk anak-anak. Mungkin memang tayangan tersebut bukan dikhususkan untuk anak-anak, namun anak-anak dengan mudahnya menonton tayangan tersebut diluar sepengetahuan orang tuanya. Tetapi baginya tidak untuk Vino, Vino lebih mudah dinasehati dengan kalimat-kalimat yang mudah dicernanya, dengan lemah lembut yang dapat membuatnya paham dan menuruti perkataan orang tuanya. Ibu Sri Bulanna yang memiliki 2 anak tersebut mengaku paham mengenai simbol-simbol yang tertera di setiap tayangan televisi seperti BO, R, SU, RBO, dan lain sebagainya. Mengenai hal tersebut juga Ibu Sri Bulanna sudah pernah menasehati anak laki-lakinya tersebut bahwa itu bukanlah tayangan untuknya dan tidak boleh menontonnya melalui perkataan yang lembut namun sedikit memberikan gimmick demi kebaikan anaknya. Menurutnya pula, tayangan yang berlambangkan BO, R, SU dan RBO tersebut banyak yang tayang pada malam hari ketika anaknya sudah tidak lagi menonton televisi dan harus tidur. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara “Vino itu anak yang mudah di nasehati, menurut saya karena sekolah disini dia jadi anak yang penurut. Kalau kedapatan simbol yang bukan untuknya tapi dia gak sengaja nonton tayangan itu, saya pasti kasih tau. Saya pasti nasehati sebelumnya kalau itu bukan untuknya, kadang sedikit saya beri gimmick seperti tayangan itu banyak hantunya, nak. Dengan gitu, Vino langsung menurut. Lagian Vino itu tidak terlalu banyak punya kesempatan nonton tayangan yang bersimbol seperti itu, jam 8 paling tidak dia udah tidur. Jadi saya gak perlu khawatir.” Ibu Sri Bulanna pun menyatakan bahwa beliau belum mengetahui tentang rencana KPI yang akan menghapuskan beberapa tayangan kartun di Indonesia. Menanggapi kartun favorit anaknya akan ikut dihapus, beliau merasa KPI patut memperhatikan lagi jika memang Tom Jerry mengandung kekerasan terhadap hewan. Tidak seharusnya KPI menghapuskan kartunnya, tapi boleh menghapus cuplikan-cuplikannya yang dianggap mengandung kekerasan tersebut. Meskipun tidak semua kartun yang sering menjadi konsumsi anaknya ikut dihapus, sebagai orang tua Ibu Sri Bulanna kini harus lebih sering meluangkan waktunya untuk ikut serta menemani dan memantau anaknya dalam menonton televisi. Hal tersebut dilakukan agar nantinya ketika tayangan televisi yang tidak seharusnya ditonton malah menjadi konsumsi Vino. Setelah itu, beliau akan menasehati kembali mengenai tayangan tersebut jangan sampai ditonton karena tidak akan baik baginya. Barulah ketika Vino paham dan menuruti perkataan orang tuanya, Ibu Sri Bulanna dapat melepaskan ia kembali ketika menonton televisi. Selain itu, Bunda dari Vino ini menyatakan akan memperbanyak DVD atau VCD kartun-kartun termasuk kartun favoritnya untuk menyiasati jikalau kartun telah dihapus oleh KPI. Ketika anaknya menonton televisi, sebelumnya sudah disediakan dan dinyalakan DVD atau VCD kartun tersebut untuk siap ditontonnya. Hal tersebut juga diajarkan beliau kepada pembantu rumah tangganya yang menjadi orang tua kedua setelah beliau ketika beliau tidak bisa mengurus anak bungsunya itu. Kesimpulan Kasus Sebagai orang tua, Ibu Sri Bulanna tidak terlalu peduli dan tidak ambil pusing dengan anaknya, berbeda seperti Ibu Winda yang kerap kali menemani anaknya ketika menonton televisi. Ibu Sri Bulanna lebih sering menyerahkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pengasuhan anaknya kepada pembantu rumah tangganya dirumah, dikarenakan Ibu Sri Bulanna sibuk dengan pekerjaannya diluar rumah. Namun Ibu Sri Bulanna tidak merasa khawatir dengan tontonan televisi anaknya ketika dirumah, beliau sudah terlebih dahulu mengajarkan pembantu rumah tangganya untuk selalu membatasi tayangan televisi anaknya, hanya sekitar paling lama 4 jam Vino boleh menonton televisi dalam sehari. Itu merupakan waktu yang cukup efektif. Menurut beliau, anaknya Vino adalah anak yang penurut dan mudah dinasehati, oleh sebab itu pulalah Ibu Sri Bulanna tidak mengkhawatirkan anaknya menonton tayangan yang tidak baik. Beliau mengaku menemani anaknya menonton televisi terlebih dahulu sekedar untuk menyaring tontonan Vino agar ia tidak menonton sinetron, atau tayangan-tayangan untuk dewasa lainnya yang dianggap beliau sama sekali tidak mendidik tersebut. Setelah menyaring tayangan televisi Vino, menasehati tayangan yang bersimbol R, RBO, BO dan D, bukanlah untuk anak seusianya. Dengan memberikan gimmick yang dianggap beliau sangat ampuh agar anaknya menurutinya. Hal tersebut tidak masalah untuk dilakukan, karena untuk kebaikan anaknya. Ibu Sri Bulanna juga menyatakan bahwa Vino sudah tidur di jam 8. Jam tersebut adalah jam yang ditentukan dengan tepat bagi anak dibawah umur seperti Vino. Oleh karena itu, ia tidak memiliki kesempatan lagi untuk menonton tayangan yang bersimbol bukan untuknya. Mengenai KPI, Ibu Sri Bulanna mengaku tidak mengetahui tentang wacana tersebut, beliau berkomentar jikalau KPI benar-benar ingin menghapus beberapa kartun termasuk kartun favorit anaknya tersebut yaitu Tom Jerry, lebih baik menghapus cuplikan-cuplikannya saja yang menurut KPI mengandung kekerasan tersebut. Beliau juga akan menyiasati hal tersebut dengan memperbanyak DVD atau VCD sebagai pengganti tontonan televisinya dirumah, agar ia tidak menonton tayangan-tayangan lain. Hal tersebut juga akan diajarkan terlebih dahulu kepada pembantu rumah tangganya untuk bertindak sama seperti beliau jika beliau tidak berada dirumah. Tindakan tersebut termasuk tindakan efektif yang dilakukan untuk orang tua yang memiliki banyak pekerjaan diluar rumah. Secara tidak langsung, Ibu Sri Bulanna juga terus mengikuti perkembangan anaknya dalam menonton televisi seperti menemaninya terlebih dahulu sekedar untuk memahami tayangan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara favoritnya. Setelah beliau memastikan bahwa tayangan tersebut tidak berbahaya, beliau lalu melepaskan anaknya menonton televisi tanpa pantauan kembali darinya. Ibu Sri Bulanna memiliki hak untuk memantau bagaimana pembantu rumah tangganya merawat anak laki-lakinya tersebut, apakah pembantu rumah tangganya telah bertindak hal yang sama dengan Ibu Sri Bulanna atau tidak.

4.1.3.3 Informan III

Dokumen yang terkait

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

1 22 124

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 16

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 2

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 6

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 16

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 2

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 20

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBATASI TAYANGAN TELEVISI BAGI ANAK DI PERGURUAN TK PERMATA BANGSA BINJAI BARAT (Studi Kasus terhadap Wacana di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun di Indonesia)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 6

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBATASI TAYANGAN TELEVISI BAGI ANAK DI PERGURUAN TK PERMATA BANGSA BINJAI BARAT (Studi Kasus terhadap Wacana di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun di Indonesia)

0 0 16