5 sehingga mampu menyangga air lebih banyak. Sementara itu, secara kimia tanah
gambut memiliki tingkat kemasaman yang tinggi dengan kisaran pH 3-5, kandungan unsur mikro dan basa-basa rendah, namun KTK tinggi. Lahan gambut
yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan disarankan pada gambut tipis dengan ketebalan kurang dari 100 cm dengan pertimbangan gambut tipis memiliki
tingkat kesuburan relatif lebih tinggi dan memiliki resiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut tebal Agus dan Subiksa 2008.
Tanah gambut dengan ketebalan 1.4 - 2 meter tergolong sesuai marjinal kelas kesesuaian S3 untuk berbagai jenis tanaman pangan. Faktor pembatas
utama adalah kondisi media perakaran dan unsur hara yang tidak mendukung pertumbuhan tanaman. Tanaman pangan yang mampu beradaptasi antara lain
padi, jagung, kedelai, ubikayu, kacang panjang dan berbagai jenis sayuran lainnya Agus dan Subiksa 2008.
2.1.5 Kedala Utama Pemanfaatan Lahan Gambut
Pemanfaatan lahan gambut untuk kegiatan pertanian, akan dihadapkan pada beberapa kendala. Menurut Hardjowigeno 1986, terdapat beberapa
tantangan yang harus dipecahkan agar pengembangan lahan gambut untuk pertanian berhasil dengan baik. Tantangan-tantangan tersebut antara lain adalah :
Keragaman sifat tanah gambut : sifat tanah gambut sangat beragam mulai dari sangat subur sampai sangat miskin. Keberhasilan pengembangan lahan gambut di
suatu tempat bukan jaminan bahwa di tempat lain juga akan berhasil. Penurunan permukaan gambut : tanah gambut keadaan alami menahan air sangat
banyak, akan tetapi setelah didrainase sedikit demi sedikit akan melepaskan air yang ditahannya sehingga terjadi penyusutan gambut yang dikenal dengan istilah
subsidence Kering tidak balik irreversible: kering yang berlebihan akibat pembuatan
saluran drainase yang terlalu dalam dapat mengakibatkan tanah gambut kering tidak balik, sehingga kemampuan gambut menyerap air lambat dan rendah.
Sifat kimia tanah yang kurang baik : tanah gambut memiliki reaksi tanah yang sangat masam, kejenuhan basa rendah, kapasitas tukar kation sangat tinggi, serta
hara makro dan mikro rendah. 2.1.6 Usaha-Usaha Perbaikan Tanah Gambut
Menurut Soepardi 1983, faktor-faktor penting yang menentukan dalam usaha- usaha perbaikan tanah gambut yaitu :
1. Pengaturan tata air : drainase tanah gambut diatur dengan penurunan dan
pengendalian arus air untuk jangka waktu relatif lama sehingga memungkinkan aearasi pada daerah akar selama musim pertanaman
2. Pemadatan : gambut memadat setelah drainase selama beberapa tahun
pertama dan saat itu penanaman dilakukan
6 3.
Pengelolaan sifat fisik gambur : gambut bersifat porus, sehingga perlu dilakukan pengelolaan sifat fisik dengan penambahan bahan tanah mineral
yang megandung debu dan liat 4.
Perbaikan sifat kimia tanah : gambut memiliki sifat kahat unsur hara baik makro maupun mikro sehingga perlu dilakukan penambahan hara pada
tanah gambut menyeluruh baik makro maupun mikro
2.2 Silika