Dolomit Padi Pemanfaatan Trass sebagai Pupuk Silika dan Pemberian Dolomit untuk Padi di Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

8 Selain trass, terdapat beberapa bahan lain yang dapat digunakan sebagai pupuk Si. Bahan yang dapat digunakan sebagai pupuk Si dan kadar Si yang terdapat di dalamnya disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Bahan Sumber Pupuk Si dan Kadar SiO 2 No. Bahan Kadar SiO 2 Kutipan 1 Indonesian Electric Furnace Slag 14.1 Suwarno and Goto 1997 2 Japanese Converter Slag 13.5 Suwarno and Goto 1997 3 Kalsium Silikat Slag 18-21 Tisdale et al., 1985 4 Kalsium Silikat CaSiO 3 31 Tisdale et al., 1985 5 Sodium Metasilikat NaSiO 3 23 Tisdale et al., 1985 6 Abu Volkan Kelud 45.90 Zuraida 1999 7 Abu Volkan Merapi 63.90 Losina, Sugiharto, dan Cahyadi 2011 8 Abu sekam padi 16.68 Bakri 2008

2.4 Dolomit

Dolomit merupakan salah satu bahan amelioran yang memiliki rumus kimia CaMgCO 3 2 . Pupuk dolomit adalah bahan mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung. Kelompok dolomit meliputi dolomit [CaMgCO 3 2 ], ankerit [CaFeCO 3 2 ], dan kutnahorit [CaMnCO 3 2 ]. Struktur dolomit berbeda dengan kalsit, lapisan Ca dan Mg saling bertukaran pada sumbu C. Komposisi dolomit bersifat intermediet antara CaCO 3 dan MgCO 3 dengan perbandingan Ca dan Mg 1:1. Komposisi dolomit terdiri atas CaO 30.4, MgO 21.7, dan CO 2 47.9 Hurlbut, Junior, dan Klein 1977. Menurut Sastrosupadi dan Santoso 2003 pemberian dolomit 1.5 ton hektar belum efektif dalam meningkatkan pH tanah sehingga dosis perlu ditingkatkan menjadi 3 ton hektar untuk sesuai rekomendasi Kamprath 1972 untuk penetralan 1.5 A1-dd. Pemberian dolomit di samping menambah unsur hara Ca dan Mg juga dapat meningkatkan ketersediaan hara-hara yang lain serta memperbaiki sifat fisik tanah.

2.5 Padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun, tanaman pertanian kuno yang berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering gogo yang ditanam di lahan kering dan padi sawah di lahan sawah yang memerlukan penggenangan. Menurut De Datta dan Yoshida 1981 masa pertumbuhan padi umumnya sekitar tiga sampai enam bulan mulai dari perkecambahan sampai pendewasaan, 9 tergantung varietas yang digunakan dan kondisi lingkungan pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman padi pada dasarnya terbagi ke dalam tiga fase yaitu: 1. fase vegetatif, fase awal pertumbuhan kecambah sampai inisiasi malai. Pada fase ini tinggi tanaman dan jumlah anakan bertambah secara aktif, daun tumbuh secara teratur. Lamanya fase ini beragam, penyebabnya adalah adanya perbedaan umur tanaman. 2. fase reproduktif, pertumbuhan tanaman ditandai dengan memanjangnya beberapa ruas teratas batang tanaman, berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun bendera, bunting, dan pembungaan. 3. fase pemasakan, dimulai dari proses pembungaan sampai masak panen. Fase ini ditandai dengan terjadinya penuaan daun, pertumbuhan bulir padi, peningkatan ukuran dan bobot gabah, pemasakan bulir padi mulai dari masak tepung, menguning, dan masak panen. Waktu yang dibutuhkan untuk fase ini sekitar 30 hari untuk di daerah tropis dan sekitar 65 hari di daerah dengan suhu dingin. Keunggulan padi varietas Ciherang diantaranya adalah umur tanaman pendek, tanaman tegak, tinggi maksimum mencapai 107-115 cm, anakan produktif mencapai 14-17 batang, tahan terhadap wereng cokelat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3, tahan terhadap Hawar Daun Bakteri strain III dan IV Suprihatno, Daradjat, Satoto, Baehaki, Suprihanto, Setyono, Indrasari, Wardana, dan Sembiring 2010. BAB III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian