a a Pemanfaatan Trass sebagai Pupuk Silika dan Pemberian Dolomit untuk Padi di Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

15 dilakukan pengelolaan seperti pemberian pupuk makro dan mikro serta penambahan kapur. Gambut banyak mengandung bahan organik, hal ini ditunjukkan dengan nilai C-organik yang tinggi, akan tetapi tanah ini bersifat masam. Kemasaman gambut sangat tinggi ditunjukkan dengan nilai pH 3. Sumber H + tersebut berasal dari gugus karboksil dan fenol yang bersifat reaktif Soepardi 1983. Pada konsentrasi tinggi asam-asam organik bersifat racun bagi tumbuhan. Gambut juga memiliki sifat kekurangan unsur hara baik makro maupun mikro Noor 2001. Asam-asam organik hasil dekomposisi selanjutnya membentuk koloid organik dengan tapak muatan. Muatan pada koloid tersebut tergantung pada pH, jika pH tinggi maka muatan negatif tanah tinggi dan sebaliknya Anwar dan Sudadi 2007. Reaksi tanah gambut dikendalikan oleh kompleks jerapan, persentase kejenuhan basa, perbandingan kation logam dan sifat larutan tanah. Kemasaman gambut tergolong kemasaman potensial yang berasal dari ion H + dalam kompleks jerapan tanah.

4.2 Pertumbuhan Tanaman

4.2.1 Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam Lampiran 4 menunjukkan bahwa perlakuan dolomit dan trass secara tunggal berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada minggu ke-2, sedangkan perlakuan kombinasi trass dengan dolomit tidak berpengaruh nyata. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan trass dan dolomit terhadap tinggi tanaman disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaruh Trass dan Dolomit Terhadap Tinggi Tanaman Minggu ke-2 Perlakuan D1 D2 D3 Rata-Rata ................................. ……..cm……................................ T0 8.7 17.1 20.8 15.6 a T1 10 19.5 21.8

17.1 a

T2 9.9 18.3 19.9

16.0 a

T3 9.9 17.0 22.3

16.4 a

Rata-Rata 9.6 a

18.0 b 21.2 c

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan lajur yang sama tidak berbeda nyata pada taraf nyata 5 Uji Wilayah Duncan DMRT Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis dolomit tinggi tanaman semakin tinggi. Peningkatan tinggi tanaman dari perlakuan dolomit D1 ke D2 dan D2 ke D3 masing-masing sebesar 87.5 dan 17.78. Peningkatan dosis trass dari T0 ke T1, T2, dan T3 meningkatkan tinggi tanaman, akan tetapi tidak berbeda nyata. Hasil analisis ragam tinggi tanaman minggu ke-8 berlainan dengan tinggi tanaman minggu ke-2. Perlakuan dolomit berpengaruh nyata terhadap tinggi 16 tanaman, sedangkan perlakuan trass secara tunggal dan perlakuan kombinasi trass