a 4.68 a b Pemanfaatan Trass sebagai Pupuk Silika dan Pemberian Dolomit untuk Padi di Tanah Gambut dari Kumpeh, Jambi

18 Unsur silika merupakan unsur yang dibutuhkan oleh padi agar dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan padi merupakan tanaman akumulator Si sehingga membutuhkan unsur Si lebih banyak untuk pertumbuhannya dibandingkan tanaman lain. Hasil pengukuran serapan hara oleh padi menunjukkan bahwa serapan Si lebih tinggi dibandingkan serapan unsur hara makro khususnya Mg. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Yoshida 1981, kebutuhan unsur hara Si padi jauh melebihi kebutuhan unsur hara makro N, P, maupun K. Untuk setiap 5 tha hasil padi, dibutuhkan sebanyak 230-470 kg Siha, sedangkan N, P, dan K berturut-turut hanya berkisar 75-120 kg Nha, 20-25 kg Pha, dan 23-257 kg Kha. Serapan silika oleh padi dilakukan secara selektif, selain itu serapan silika oleh padi lebih cepat daripada serapan air. Kekuatan tanaman menyerap silika lebih besar daripada air ketika kandungan silika dalam tanaman tersebut rendah Tanaka and Park 1996. Menurut Havlin et al., 2005, tanaman menyerap Si dalam bentuk asam monosilikat [H 4 SiO 4 atau SiOH 4 ]. Si diserap oleh akar kemudian di translokasikan ke pucuk daun melalui xylem. Distribusi Si dalam tanaman dikontrol oleh transpirasi. Akumulasi Si banyak terdapat dalam jaringan tanaman yang lebih tua karena unsur Si bersifat tidak mobil dalam tanaman Ma and Yamaji 2006.

4.4 Perubahan Sifat Kimia Tanah

4.4.1 Analisis pH Tanah

Perlakuan trass dan dolomit menyebabkan terjadinya perubahan sifat kimia tanah diantaranya kemasaman pH tanah gambut. Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 10 dan uji Duncan Tabel 9 dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan pH tanah, sementara perlakuan trass secara tunggal dan kombinasi trass dengan dolomit tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan uji Duncan, menunjukkan bahwa peningkatan pH tanah dari perlakuan D1 ke D2 sebesar 0.37 8.58, dan dari D2 ke D3 sebesar 0.64 13.67. Nilai pH tanah perlakuan dosis D1 dan D2 tidak berbeda nyata, sedangkan perlakuan dosis D3 nyata lebih tinggi dibandingkan D1 dan D2. Tabel 9. Pengaruh Trass dan Dolomit Terhadap pH Tanah Perlakuan D1 D2 D3 Rata-Rata T0 4.30 4.72 5.55 4.86 T1 4.37 4.53 5.03 4.64 T2 4.45 4.75 5.40 4.87 T3 4.10 4.70 5.30 4.70 Rata-Rata

4.31 a 4.68 a

5.32 b

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada lajur yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 uji Duncan DMRT 19 Perubahan pH setelah perlakuan rata-rata berkisar dari 1.1-2.5 dari pH tanah awal. Perubahan pH terbesar pada perlakuan T0D3 sebesar 2.5, sedangkan perubahan pH yang paling kecil yaitu pada perlakuan T3D1 sebesar 1.1. Kenaikan pH setelah perlakuan karena pengaruh dolomit, sesuai dengan reaksi ilustrasi kimia dalam air berikut : CaMg CO 3 2 + H 2 O Ca 2+ +Mg 2+ + 2HCO 3 - + 2OH - 2OH - + H + H 2 O Pada reaksi berlangsung seperti di atas, bergerak ke kanan sehingga anion-anion HCO 3 - dan OH - yang dihasilkan dapat menetralkan ion H + dalam larutan tanah. dan pH larutan tanah naik Soepardi 1983. Pada saat pH larutan tanah meningkat, gugus karboksil mengalami deprotonisasi, selanjutnya kation Ca 2+ dan Mg 2+ menggantikan posisi ion H + dalam kompleks jerapan, seperti reaksi berikut ini : RCOOH RCOO - + H + Ca 2+ + RCOO - RCOOCa Mg 2+ + RCOO - RCOOMg Dekomposisi bahan organik meningkatkan konsentrasi CO 2 dalam tanah Rengel 2003, CO 2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat H 2 CO 3 . Dalam larutan tanah pH 3.5-9 asam humat membentuk sistem koloid polielektrolit liniear yang bersifat fleksibel, sedangkan pada pH rendah berbentuk kaku dan cenderung teragregasi membentuk suatu padatan mekromolekul melalui ikatan hidrogen. Meningkatnya pH tanah akan mengakibatkan ikatan hidrogen semakin lemah. Hal ini dipengaruhi oleh disosiasi gugus fungsional yang bersifat asam seperti asam humat, sehingga pada pH yang relatif tinggi konsentrasi ion H + rendah dan akan meningkatkan konsentrasi COO - yang dapat berperan sebagai ligan asam humat. Syarat tumbuh padi yakni pada tanah yang memiliki pH antara 4-8. Peningkatan dosis dolomit sejalan dengan menigkatnya pH, sedangkan peningkatan dosis trass tidak meningkatkan pH tanah. Hasil yang sama dari penelitian oleh Utomo 2011 penambahan trass ke dalam tanah mineral tidak dapat meningkatkan pH tanah secara signifikan. 4.4.2 Kadar SiO 2 Tanah Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 11, perlakuan trass berpengaruh nyata pada kadar SiO 2 total dalam tanah. Perlakuan dolomit dan kombinasi trass dengan dolomit tidak berpengaruh nyata. Selanjutnya hasil uji Duncan pengaruh trass dan dolomit terhadap kadar SiO 2 total dalam tanah disajikan pada Tabel 10. 20 Tabel 10. Pengaruh Trass dan Dolomit Terhadap Kadar SiO