Setu Tamansari Studi Potensi Lanskap Perdesaan Untuk Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

wisata yang dapat dilakukan di curug ini yakni mandi, foto, menikmati pemandangan, berkemah, spooning nooks, bumper pool, outbound, mengadakan acara perpisahan, dan masih banyak lagi. Pengunjung yang datang ke kawasan ini umumnya adalah anak sekolah, mahasiswa, pasangan muda mudi, dan keluarga. Curug Nangka dapat menjadi wisata pendukung pengembangan agrowisata. Permasalahan yang dihadapi adalah objek wisata yang terlalu jauh dari area parkir dan trek wisata yang kurang jelas.

M. Pura Parahyangan Agung Jagatkarta

Mengutip dari RIPPDA Kabupaten Bogor 2003-2008, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta Gambar 24 terletak di lereng Gunung Salak di Desa Tamansari. Pura ini dimiliki oleh Yayasan Giri Tamansari dan dikelola bersama dengan masyarakat. Pura ini berjarak 1,8 km dari pusat Kota Bogor dan dapat dicapai dengan kendaraan umumangkot dari Pasar Ramayana jurusan Ciapus. Daya tarik utama kawasan ini adalah tempat persembahyangan yang mirip dengan miniatur Candi Cangkuang. Pura ini merupakan tempat sembahyang umat Hindu, yang dibangun di atas tanah dengan luas kurang lebih 30 hektar. Pura ini dibangun secara bertahap selama kurang lebih 10 tahun, yaitu sejak pengurugan lahan pada tahun 1995 hingga diresmikan di penghujung tahun 2005. Fasilitas yang tersedia di pura ini antara lain bangunan-bangunan utama seperti Pura Padmesana, Balai Pasamuan Agung, dan Mandala Utama, serta bangunan pendukung pelaksanaan upacara seperti dapur, ruang makan, toilet, dan kamar mandi. Umat Hindu yang datang untuk bersembahyang di pura ini tidak hanya berasal dari Kabupaten Bogor saja, melainkan dari Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Sumatera, Bali, bahkan mancanegara. Pengunjung yang datang tidak hanya tertutup bagi umat Hindu saja, tetapi juga terbuka untuk umat non-Hindu. Pengunjung yang datang ke pura ini diberikan beberapa peraturan yang harus dipatuhi, seperti misalnya wanita yang sedang haid tidak boleh memasuki areal pura. Umat Hindu maupun pengunjung lainnya yang ingin masuk ke areal pura harus meminta ijin kepada Pemangku. Selain itu, sebelum memasuki areal pura harus memakai selendang yang dipercaya akan melindungi dari hal-hal yang gaib seputar pura. Pengunjung juga harus melepaskan alas kaki. Pengunjung umum seperti rombongan anak sekolah juga diperbolehkan untuk datang berkunjung. Bahkan rombongan pengunjung pernah mencapai hingga 19 bis dalam satu hari. Aktivitas yang dapat dilakukan di pura ini yakni beribadah, foto-foto dengan seizin penjaga pura, dan menikmati pemandangan. Keberadaan pura ini bertujuan untuk memperkenalkan pengunjung agar lebih dekat dengan alam. Beberapa kegiatan dalam kawasan ini antara lain aktivitas penghijauan dan pendidikan mengenai alam. Gambar 24 Pura Parahyangan Agung Jagatkarta Usaha pemasaran dilakukan melalui media website. Pura Parahyangan Agung Jagatkarta sangat berpotensi sebagai objek wisata dan dapat mendukung pengembangan agrowisata di Kecamatan Tamansari.

N. Bumi Perkemahan Sukamantri

Berdasarkan RIPPDA Kabupaten Bogor 2003-2008, Bumi Perkemahan Sukamantri Gambar 25 merupakan objek wisata alam yang berlokasi di Desa Sukamantri, berjarak kurang lebih 15 km dari Kota Bogor. Bumi Perkemahan Sukamantri memiliki luas sekitar 5 hektar, dengan pemandangan hutan pinus dan rasamala. Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Ciomas 14 km dan dari Kabupaten Bogor 14 km. Namun kondisi jalan dari jalan raya menuju bumi perkemahan terbentang sejauh 2 km dengan kondisi sangat rusak dan berbatu, sehingga kendaraan roda empat harus berjalan dengan sangat perlahan untuk melewatinya. Adapun sarana dan fasilitas yang tersedia antara lain areal berkemah, jalur tracking, pintu gerbang, loket karcis, aula, shelter, toiet, kamar mandi, tempat sampah, tempat parkir, musholla, pos jaga, ruang informasi, pondok kerja, tempat duduk, shelter gardu pandang, dan warung wisata. Tiket masuk sekitar Rp. 3.000,00 – 3.500,00 per orang. Bumi Perkemahan Sukamantri yang terletak pada ketinggian 750 mdpl ini memiliki konfigurasi lapangan yang umumnya bergelombang. Kawasan ini mempunyai curah hujan 4.000 mmtahun dengan suhu udara 25°C. Bumi Perkemahan Sukamantri terdiri dari hutan tanaman Agatis, Rasamala, dan Pinus. Potensi visual lanskap menuju lokasi cukup menarik dengan pemandangan alam berupa pegunungan dan perkebunan, sedangkan potensi visual lanskap di dalam kawasan adalah tegakan tanaman hutan dan panorama Kota Bogor. Kegiatan yang dilakukan di Bumi Perkemahan Sukamantri adalah berkemah, trekking, dan berbagai permainan outdoor. Untuk kegiatan berkemah tersedia dua kompleks perkemahan dengan kapasitas tampung keseluruhan 20 – 30 unit kemah 300 orang. Status lahan Bumi Perkemahan Sukamantri adalah hutan produksi yang dimanfaatkan sebagai bumi perkemahan sejak tahun 1980. Bumi perkemahan Sukamantri merupakan objek wisata alam yang sangat berpotensi, tetapi karena memiliki tema yang khas dan letaknya di dalam hutan yang jauh dari daerah pertumbuhan kecamatan, Bumi Perkemahan Sukamantri tidak memberikan banyak pengaruh terhadap pengembangan agrowisata di Kecamatan Tamansari. Gambar 25 Bumi perkemahan Sukamantri BPS