Taman Sri Bagenda dan Sumur Sijalatunda

nyaman untuk wisatawan. Sayangnya, KBS dinilai kurang melibatkan dan menguntungkan masyarakat lokal secara langsung.

E. Budidaya Jamur Tiram Ibu Cucu

Ibu Cucu adalah inisiator budidaya jamur tiram di Desa Tamansari. Beberapa tahun yang lalu, budidaya jamur tiram marak di Desa Tamansari sebagai upaya pemberdayaan wanita di Desa Tamansari. Namun usaha ini tidak berkelanjutan, satu-persatu berhenti seiring berjalannya waktu. Saat ini hanya Ibu Cucu yang bertahan dengan usaha budidaya ini. Dengan lahan seluas 600 m 2 , Ibu Cucu dapat menghasilkan 14 hingga 20 kg jamur tiram setiap harinya. Jamur tiram tersebut masih hanya dipasarkan untuk wilayah Bogor walau sudah ada permintaan dari luar kota karena tingkat produksinya yang masih rendah. Ibu Cucu tidak hanya memproduksi jamur tiram, tapi juga mengadakan pelatihan untuk siapa saja yang membutuhkan. Selain itu, Ibu Cucu juga telah menjadikan budidaya jamur tiram ini sebagai agrowisata sederhana. Ibu Cucu sudah cukup sering menerima kunjungan dari berbagai instansi untuk wisata edukasi jamur tiram walau tidak ada kegiatan promosi berarti yang dilakukan. Budidaya jamur tiram milik Ibu Cucu ini berpotensi sebagai objek agrowisata. Namun sayangnya akses menuju lokasi budidaya jamur tiram ini cukup sulit. Jalan menuju lokasi budidaya dari Jalan Raya Ciapus sudah beraspal dengan lebar 3 hingga 4 meter hingga rumah Ibu Cucu. Lokasi budidaya berada 500 meter dari kediaman Ibu Cucu dengan akses jalan berupa jalan pedestrian tanah. Akses tersebut dan budidaya jamur tiram dapa dilihat pada Gambar 16.

F. Kawasan Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan komoditas pertanian unggulan Kecamatan Tamansari. Diantara kedelapan desa, desa Tamansari memiliki petani tanaman hias terbanyak dan termaju. Di Desa Tamansari, produksi tanaman hias terpusat di RW 04. Di RW 04, hampir setiap rumah memproduksi tanaman hias. Umumnya tiap rumah memiliki lahan seluas 25-30 m 2 untuk memperbanyak dan memelihara tanaman hias. Beberapa orang memiliki lahan yang lebih luas, seperti Pak Arif. Pak Arif adalah salah satu pelopor usaha tanaman hias di Kecamatan Tamansari. Usaha tanaman hias Pak Arif sudah lebih maju dari masyarakat lainnya. Pak Arif memiliki rumah kaca seluas 1000 m 2 dan empat orang pekerja. Walaupun begitu, tidak ada persaingan berat antar petani tanaman hias. Hal ini dikarenakan permintaan tanaman hias yang tinggi sehingga para petani saling membantu untuk memenuhi permintaan. Selain itu, Pak Arif dan beberapa petani tanaman hias yang lebih sukses lainnya justru berbagi tips dalam berusaha. Selain dari sesama petani di Kecamatan Gambar 16 Jalan pedestrian menuju lokasi jamur tiram a dan budidaya jamur tiram b a b Tamansari, Pak Arif juga sering mendapatkan tamu dari berbagai instansi dan berbagai daerah untuk belajar produksi tanaman hias. Pak Arif juga membuka kesempatan magang untuk pelajar maupun mahasiswa yang ingin belajar. Pemandangan di RW 04 cukup menarik dan indah, karena terlihat tanaman hias sejauh mata memandang Gambar 17. Tanaman hias yang diproduksi berubah- ubah sesuai permintaan pasar. Namun beberapa tahun terakhir hingga saat ini tanaman hias yang mendominasi adalah berbagai jenis bromelia dan pucuk merah. Kawasan tanaman hias di RW 04 ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek agrowisata. Selain berpotensi, para petani tanaman hias pun menyambut dengan baik ide pengembangan agrowisata tersebut karena akan menambah pasar mereka. Akses menuju RW 04 pun tidak sulit karena letak RW 04 yang tidak jauh dari Jalan Raya Desa Tamansari.

G. Setu Tamansari

Setu Tamansari berada di Desa Tamansari, tidak jauh dari kantor Desa Tamansari dan jalan kabupaten yaitu Jalan Raya Ciapus. Setu Tamansari memiliki pemandangan yang sangat indah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 18. Sebagai objek wisata alam, Setu Tamansari sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi tempat rekreasi air. Saat ini Setu Tamansari hanya dibiarkan apa adanya, namun telah mengundang banyak pengunjung untuk berekreasi. Setu Tamansari belum dikembangkan karena status tanah setu yang dimiliki oleh pemerintah Jawa Barat sehingga pemerintah desa tidak memiliki hak untuk mengelolanya. Terlepas dari permasalahan status tanah, dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik, Setu Tamansari dapat menjadi objek wisata yang bagus dan mendukung pengembangan agrowisata di Kecamatan Tamansari. Gambar 17 Tanaman hias Gambar 18 Setu Tamansari