Curug Nangka Studi Potensi Lanskap Perdesaan Untuk Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.
Tabel 9 Penilaian KKA Kecamatan Tamansari
DESA Kesesuaian dan Kelayakan Agrowisata KKA
Jumlah Terbobot
ΣKKA 0.2 0.1 0.05 0.05 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Pasir Eurih 4
3 4
3 3
3 3
4 4
4 3.55
Tamansari 4
4 4
2 3
3 3
3 3
4 3.4
Sukaluyu 4
3 1
4 3
3 2
1 3
4 2.95
Sukajadi 4
4 1
1 3
3 2
3 2
1 2.7
Sukamantri 3
4 1
1 2
3 2
3 1
1 2.3
Sukajaya 3
3 1
1 4
3 3
1 1
2.2 Sirnagalih
2 3
1 1
4 3
3 3
1 2.2
Sukaresmi 2
3 1
1 3
3 3
1 1
1.9 Kriteria yang dinilai adalah atraksi pertanian nomor 1 pada tabel dengan
bobot 20, atraksi alami nomor 2 pada tabel dengan bobot 10, atraksi sejarah nomor 3 pada tabel dengan bobot 5, atraksi budaya nomor 4 pada tabel dengan
bobot 5, akses nomor 5 pada tabel dengan bobot 10, sumber daya tempat beanja nomor 6 pada tabel dengan bobot 10, letak dari jalan nomor 7 pada
tabel dengan bobot 10, sarana wisata nomor 8 pada tabel dengan bobot 10, pengelolaan nomor 9 pada tabel dengan bobot 10, dan program wisata nomor
10 pada tabel dengan bobot 10. Nilai KKA tertinggi diraih oleh Desa Pasir Eurih dengan nilai 3.55 dari 4. Sedangkan nilai KKA terendah diraih oleh Desa Sukaresmi
dengan nilai 1.9 dari 4. Selanjutnya, kedelapan nilai tersebut akan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu sangat berpotensi untuk agrowisata, berpotensi untuk
agrowisata, dan cukup berpotensi untuk agrowisata dengan mengetahui rentang kelas. Rentang kelas didapatkan melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut:
R = Smax
– Smin = 0.55.
K dengan R adalah nilai rentang antar kelas yang dicari, Smax adalah nilai KKA
tertinggi yaitu 3.55, Smin adalah nilai KKA terendah yaitu 1.9, dan K adalah jumlah kelas yang diinginkan yaitu 3. Melalui perhitungan, didapatkanlah nilai R sebesar
0.55. Maka yang dikategorikan dalam kelas cukup berpotensi adalah desa dengan nilai 1.9 hingga 2.45, nilai 2.46 hingga 3 untuk kelas berpotensi, dan nilai 3.01
hingga 3.55 untuk kelas sangat berpotensi. Maka dapat disimpulkan bahwa kategori desa sangat berpotensi terdiri dari Desa Pasir Eurih dan Desa Tamansari, dan desa
berpotensi hanya diduduki oleh Desa Sukajadi. Sementara itu, desa lainnya yaitu Desa Sukamantri, Desa Sukajaya, Desa Sirnagalih, Desa Sukaluyu, dan Desa
Sukaresmi masuk dalam kategori desa cukup berpotensi untuk agrowisata. Kategori potensi agrowisata desa dapat dilihat pada Gambar 26.
Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bogor telah menunjuk Desa Pasir Eurih, Desa Tamansari, dan Desa Sukajadi sebagai desa wisata di Kecamatan
Tamansari. Keputusan tersebut ternyata berbeda dengan desa berpotensi agrowisata hasil analisis KKA. Desa Pasir Eurih dan Desa Tamansari mendapat peringkat satu
dan dua, namun ternyata peringkat ketiga bukanlah Desa Sukajadi melainkan Desa Sukaluyu. Desa Sukajadi berada pada peringkat keempat walau termasuk dalam
kategori potensi sama dengan Desa Sukaluyu. Desa Sukajadi memiliki atraksi alami dan sarana wisata yang lebih baik, namun Desa Sukaluyu lebih unggul dalam atraksi
budaya, sejarah, pengelolaan agrowisata, dan aktivitas agrowisata. Desa Sukaluyu memiliki vihara yang masih terjaga bangunan dan budayanya, serta aktivitas
agrowisata yaitu peternakan Cordero dan saung jejamuran Kang Idih.
Desa Pasir Eurih dan Desa Tamansari termasuk dalam kategori sangat berpotensi dengan selisih hanya 0.15 poin. Kedua desa tersebut memiliki atraksi
pertanian yang beragam dan indah. Kedua desa tersebut juga memiliki atraksi budaya yang bernilai lokal tinggi dan dilestarikan, yaitu budaya Sunda di Desa Pasir
Eurih dan budaya Hindhu di Desa Tamansari. Akses di kedua desa tersebut sama- sama cukup baik, begitu pun sumber daya rekreasi dan tempat perbelanjaan, letak
dari jalan utama, dan sarana wisata. Kedua desa tersebut juga sudah memiliki program dan aktivitas agrowisata walau dalam skala kecil, yaitu tanaman hias dan
budidaya jamur tiram di Desa Tamansari serta desa wisata Pasir Eurih dan Kampung Budaya Sindangbarang di Desa Pasir Eurih. Keempat desa ini
selanjutnya akan menjadi fokus analisis penilaian keberlanjutan masyarakat.
Analisis Penilaian Keberlanjutan Masyarakat
Analisis penilaian keberlanjutan masyarakat PKM merupakan metode analisis yang dikeluarkan oleh Global Ecovillage Network GEN pada tahun 2000.
Analisis ini dapat menunjukkan tingkat keberlanjutan suatu masyarakat. Dalam studi ini, analisis PKM digunakan untuk menilai empat desa, yaitu Desa Pasir Eurih,
Desa Tamansari, Desa Sukaluyu, dan Desa Sukajadi. Keempat desa tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis KKA. Desa Pasir Eurih dan Desa Tamansari sebagai desa
yang sangat berpotensi untuk agrowisata sudah tentu dianalisis lebih lanjut. Desa Sukajadi dipilih karena statusnya yang telah ditunjuk sebagai desa wisata oleh
Disbudpar Kabupaten Bogor. Namun karena hasil analisis KKA menunjukkan bahwa peringkat ketiga diduduki oleh Desa Sukaluyu melainkan Desa Sukajadi,
maka Desa Sukaluyu pun dipilih untuk dianalisis. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Penilaian keberlanjutan masyarakat Kecamatan Tamansari
Desa Aspek
Total Peringkat
Ekologis Sosial
Spiritual
Pasir Eurih 182
330 329
841 1
Sukaluyu 203
259 198
660 2
Tamansari 184
234 198
616 3
Sukajadi 204
207 203
614 4
Keterangan: Penilaian parameter dalam satu aspek:
333+ : Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan
166-332 : Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan
0-165 : Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan
Penilaian parameter dalam tiga aspek total: 999+
: Menunjukkan kemajuan sempurna ke arah keberlanjutan 500-998
: Menunjukkan suatu awal yang baik ke arah keberlanjutan 0-449
: Menunjukkan perlunya tindakan untuk mencapai keberlanjutan