Kampung Budaya Sindangbarang Studi Potensi Lanskap Perdesaan Untuk Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

H. Saung Jejamuran Kang Idih

Saung jejamuran Kang Idih adalah rumah makan jamur tiram milik Kang Idih yang terletak di Desa Sukajaya. Rumah makan ini berwujud saung lesehan dengan pemandangan sawah. Rumah makan ini sangat unik karena semua menunya berbahan jamur tiram. Jamur tiram yang digunakan pun merupakan hasil budidaya Kang Idih sendiri. Rumah atau kumbung jamur untuk budidaya terlatak di belakang rumah makan Gambar 19. Pengunjung dapat melihat kumbung jamur tersebut. Selain memproduksi dan mengolah jamur tiram menjadi makanan, Kang Idih juga memberikan pelatihan budidaya jamur tiram. Alasan Kang Idih membuat rumah makan ini untuk menambah nilai jual jamur tiramnya. Menu yang ditawarkan pun sangat unik, seperti sate jamur, siomay jamur, nasi goreng jamur, mie jamur, risoles jamur, hingga puding jamur. Rumah makan jamur tiram milik Kang Idih sangat berpotensi menjadi objek agrowisata karena tidak hanya membudidayakan jamur tiram, namun juga mengolah jamur tiram tersebut menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah.

I. Peternakan Cordero

Peternakan Cordero berada di Desa Sukaluyu. Peternakan ini merupakan peternakan terbesar di Kecamatan Tamansari dan satu-satunya peternakan yang memiliki kambing peranakan etawa PE. Dengan lahan seluas 3000 m 2 , peternakan ini memiliki sekitar sepuluh ekor sapi yang terdiri dari sapi Bali, sapi PO, dan sapi Holstein, serta kurang lebih 200 ekor kambing PE. Kambing PE merupakan jenis kambing super karena bobot per kambingnya dapat mencapai 130 kg. Selain itu, susu kambing PE pun lebih bergizi dari susu kambing biasa. Hewan ternak di peternakan Cordero dapat dilihat pada Gambar 20. Walaupun bisnis peternakan ini hanya berupa penjualan susu dan penjualan hewan, banyak pengunjung yang datang untuk bermain dan melihat-lihat. Secara tidak langsung peternakan ini telah menjadi atraksi agrowisata walaupun masih sederhana dan dalam skala kecil. Pengunjung yang datang umumnya adalah keluarga yang ingin mengenalkan hewan ternak kepada anaknya, atau kelompok remaja yang sekedar ingin bermain. Peternakan Cordero memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan menjadi objek agrowisata. Gambar 19 Saung jejamuran a, menu b, dan jamur tiram c a b c

J. Poh-pohan

Poh-pohan adalah jenis lalap khas masakan Sunda. Desa Tamansari adalah salah satu pemasok besar poh-pohan di Kabupaten dan Kota Bogor. Di Desa Tamansari, penanaman poh-pohan berpusat di RW 08. Masyarakat menanam poh- pohan di hutan di kaki Gunung Salak. Saat ini terdapat empat blok lahan poh-pohan dan setiap blok memiliki luas 80 hektar. Penanam poh-pohan tersebut adalah masyarakat RW 08 Desa Tamansari dan sekitarnya. Mereka menanam poh-pohan di hutan karena mereka tidak memiliki lahan sendiri. Setiap harinya petani poh- pohan mengambil poh-pohan di kavlingnya masing-masing kemudian dijual kepada pengumpul. Pengumpul mengikat-ikatkan kumpulan poh-pohan dan menjualnya ke pasar. Tiap sepuluh batang poh-pohan disatukan menjadi satu disebut satu cincin dan tiap sepuluh cincin disebut satu gabungan. Setiap harinya pengumpul dapat menjual satu mobil poh-pohan atau sekitar 150 gabungan. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 21. Poh-pohan berpotensi menjadi objek wisata karena lanskap visual lahan poh-pohan yang khas dan jarang ditemui. Pengunjung dapat belajar memanen poh-pohan dan mengikat poh-pohan.

K. Situs Punden Berundak

Situs Punden Berundak adalah makam orang sakti pada zaman kerajaan Pajajaran. Situs ini terletak di Gunung Salak, sekitar dua jam berjalan kaki dari tempat pengumpul poh-pohan melalui jalan pedestrian. Pengunjung yang datang umumnya berasal dari luar Bogor. Kegiatan yang dilakukan adalah berdoa, bersemedi, atau sekedar berwisata. Durasi kunjungan ada yang hanya sebentar, ada juga yang berhari-hari. Berdasarkan wawancara dengan warga setempat, biasanya pengunjung datang pada malam jumat kliwon. Untuk mengunjungi situs ini, pengunjung perlu ditemani oleh seorang juru kunci makam yang tinggal di kampung . Situs punden berundak cukup unik karena memiliki nilai sejarah dan Gambar 21 Petani poh-pohan a, lahan poh-pohan b, dan proses pengikatan poh-pohan c Gambar 20 Kambing PE a dan sapi b a b c a b spiritual yang kental. Namun jauh dan sulitnya akses menjadi penghambat untuk pengembangan atraksi wisata ini. Situs Punden Berundak dapat dilihat pada Gambar 22.

L. Curug Nangka

Berdasarkan RIPPDA Kabupaten Bogor 2003-2008, Curug Nangka Gambar 23 berjarak kurang lebih 15 Km dari pusat Kota Bogor dengan kondisi jalan umumnya baik dan dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Curug Nangka terletak di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari. Objek wisata alam ini berada pada ketinggian kurang lebih 750 mdpl dan berdekatan dengan wana wisata Bumi Perkemahan Gunung Salak. Kawasan ini mempunyai curah hujan 4.000 mmtahun dengan suhu udara 20 – 22°C. Tidak hanya udaranya yang sejuk, Curug Nangka juga memiliki hamparan hutan pinus yang indah. hutan pinus tersebut juga merupakan atraksi wisata bagi pengunjung selain curug. Curug Nangka terdiri dari 5 hektar hutan tanaman Agathis, Rasamala, dan Pinus. Daya tarik utamanya berupa Curug Daun, Curug Kawung, dan Curug Nangka dengan ketinggian rata- rata 10 – 20 m. Fasilitas yang tersedia adalah areal perkemahan camping ground, loket karcis, ruang informasi, jalan setapak, pos jaga, pondok kerja, area parkir, toko cinderamata, rumah makan, shelter, tempat sampah, MCK, musholla, warung makan dan minum, tempat duduk, area parkir, area outbound flying fox, dan lain- lain. Tiket masuk ke curug ini adalah Rp. 4.000,00 per orang bagi warga Negara Indonesia dan Rp.18.500,00 per orang bagi wisatawan mancanegara. Aktivitas Gambar 23 pintu masuk a, curug Nangka b Sumber: RIPPDA Kabupaten Bogor tahun 2003-2008 Gambar 22 Situs Punden Berundak Sumber: www.inilahkoran.com a b