Budidaya Jamur Tiram Ibu Cucu Kawasan Tanaman Hias

spiritual yang kental. Namun jauh dan sulitnya akses menjadi penghambat untuk pengembangan atraksi wisata ini. Situs Punden Berundak dapat dilihat pada Gambar 22.

L. Curug Nangka

Berdasarkan RIPPDA Kabupaten Bogor 2003-2008, Curug Nangka Gambar 23 berjarak kurang lebih 15 Km dari pusat Kota Bogor dengan kondisi jalan umumnya baik dan dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Curug Nangka terletak di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari. Objek wisata alam ini berada pada ketinggian kurang lebih 750 mdpl dan berdekatan dengan wana wisata Bumi Perkemahan Gunung Salak. Kawasan ini mempunyai curah hujan 4.000 mmtahun dengan suhu udara 20 – 22°C. Tidak hanya udaranya yang sejuk, Curug Nangka juga memiliki hamparan hutan pinus yang indah. hutan pinus tersebut juga merupakan atraksi wisata bagi pengunjung selain curug. Curug Nangka terdiri dari 5 hektar hutan tanaman Agathis, Rasamala, dan Pinus. Daya tarik utamanya berupa Curug Daun, Curug Kawung, dan Curug Nangka dengan ketinggian rata- rata 10 – 20 m. Fasilitas yang tersedia adalah areal perkemahan camping ground, loket karcis, ruang informasi, jalan setapak, pos jaga, pondok kerja, area parkir, toko cinderamata, rumah makan, shelter, tempat sampah, MCK, musholla, warung makan dan minum, tempat duduk, area parkir, area outbound flying fox, dan lain- lain. Tiket masuk ke curug ini adalah Rp. 4.000,00 per orang bagi warga Negara Indonesia dan Rp.18.500,00 per orang bagi wisatawan mancanegara. Aktivitas Gambar 23 pintu masuk a, curug Nangka b Sumber: RIPPDA Kabupaten Bogor tahun 2003-2008 Gambar 22 Situs Punden Berundak Sumber: www.inilahkoran.com a b wisata yang dapat dilakukan di curug ini yakni mandi, foto, menikmati pemandangan, berkemah, spooning nooks, bumper pool, outbound, mengadakan acara perpisahan, dan masih banyak lagi. Pengunjung yang datang ke kawasan ini umumnya adalah anak sekolah, mahasiswa, pasangan muda mudi, dan keluarga. Curug Nangka dapat menjadi wisata pendukung pengembangan agrowisata. Permasalahan yang dihadapi adalah objek wisata yang terlalu jauh dari area parkir dan trek wisata yang kurang jelas.

M. Pura Parahyangan Agung Jagatkarta

Mengutip dari RIPPDA Kabupaten Bogor 2003-2008, Pura Parahyangan Agung Jagatkarta Gambar 24 terletak di lereng Gunung Salak di Desa Tamansari. Pura ini dimiliki oleh Yayasan Giri Tamansari dan dikelola bersama dengan masyarakat. Pura ini berjarak 1,8 km dari pusat Kota Bogor dan dapat dicapai dengan kendaraan umumangkot dari Pasar Ramayana jurusan Ciapus. Daya tarik utama kawasan ini adalah tempat persembahyangan yang mirip dengan miniatur Candi Cangkuang. Pura ini merupakan tempat sembahyang umat Hindu, yang dibangun di atas tanah dengan luas kurang lebih 30 hektar. Pura ini dibangun secara bertahap selama kurang lebih 10 tahun, yaitu sejak pengurugan lahan pada tahun 1995 hingga diresmikan di penghujung tahun 2005. Fasilitas yang tersedia di pura ini antara lain bangunan-bangunan utama seperti Pura Padmesana, Balai Pasamuan Agung, dan Mandala Utama, serta bangunan pendukung pelaksanaan upacara seperti dapur, ruang makan, toilet, dan kamar mandi. Umat Hindu yang datang untuk bersembahyang di pura ini tidak hanya berasal dari Kabupaten Bogor saja, melainkan dari Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Sumatera, Bali, bahkan mancanegara. Pengunjung yang datang tidak hanya tertutup bagi umat Hindu saja, tetapi juga terbuka untuk umat non-Hindu. Pengunjung yang datang ke pura ini diberikan beberapa peraturan yang harus dipatuhi, seperti misalnya wanita yang sedang haid tidak boleh memasuki areal pura. Umat Hindu maupun pengunjung lainnya yang ingin masuk ke areal pura harus meminta ijin kepada Pemangku. Selain itu, sebelum memasuki areal pura harus memakai selendang yang dipercaya akan melindungi dari hal-hal yang gaib seputar pura. Pengunjung juga harus melepaskan alas kaki. Pengunjung umum seperti rombongan anak sekolah juga diperbolehkan untuk datang berkunjung. Bahkan rombongan pengunjung pernah mencapai hingga 19 bis dalam satu hari. Aktivitas yang dapat dilakukan di pura ini yakni beribadah, foto-foto dengan seizin penjaga pura, dan menikmati pemandangan. Keberadaan pura ini bertujuan untuk memperkenalkan pengunjung agar lebih dekat dengan alam. Beberapa kegiatan dalam kawasan ini antara lain aktivitas penghijauan dan pendidikan mengenai alam. Gambar 24 Pura Parahyangan Agung Jagatkarta