Situs Batu Tapak Studi Potensi Lanskap Perdesaan Untuk Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

merupakan cermin rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas segala kenikmatan yang diperoleh. Adapun kegiatan-kegiatan budaya yang dilakukan pada upacara ini antara lain seperti Majikeun Pare, Helaran Kesenian, Parebut Dongdang, serta berbagai atraksi kesenian khas Sunda. Di lokasi Sindang Barang telah diidentifikasi sebanyak 53 lokasi situs bersejarah peninggalan Kerajaan Sunda Padjadjaran pada abad XIV-XV, yang telah dan sedang diteliti oleh peneliti dari Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Fasilitas pendukung yang dapat digunakan di objek wisata ini yaitu berupa penginapan, tempat parkir, pemandu wisata lokal, toilet, papan penunjuksignage, papan pengumuman, aula gamelan, dan ruang pertemuan. Kampung Budaya Sindang Barang menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengunjung, seperti pasanggrahan wisma tamu, bale pangriungan tempat diskusi, imah panengenpangiwa rumah kokolot adat, saung talu panggung pertunjukan, saung usung tempat menumbuk padi, alun-alun untuk bermain bersamaplay group, dan area trekking. Kampung Budaya Sindangbarang menyediakan paket menginap semalam dan paket kunjungan sehari untuk anak sekolah, mahasiswa, dan umum. Paket kunjungan tersebut terdiri dari pengenalan bangunan di Kampung Adat, pemutaran film Seren Taun, melihat cara bercocok tanam padi ladang dan cara menumbuk padi di saung lisung, melakukan permainan anak-anak, melihat pertunjukan kesenian Sunda, dan kunjungan ke tempat-tempat cinderamata. KBS juga menyediakan fasilitas yang khas dan memadai untuk berlibur, acara diskusi, family gathering, arisan, reuni, perhelatan, maupun acara ulang tahun. Adapun beberapa atraksi atau kegiatan yang biasa dilakukan di Kampung Budaya Sindang Barang, diantaranya yaitu upacara adat seren taun, pertunjukan kesenian Sunda, belajar gamelan Sunda, dan belajar tarian Sunda. Sedangkan permainan anak-anak tradisional yang biasa dilakukan anak-anak penduduk setempat di KBS adalah gatrik, galah, asin, dampuh, boy-boyan, engrang, oray- orayan, dan lain-lain. KBS sangat berpotensi untuk pengembangan agrowisata. KBS dapat menawarkan berbagai jenis rekreasi dan wisata secara lengkap dan Gambar 15 Kampung Budaya Sindangbarang: suasana KBS a, pasanggrahan b, lahan pertanian c a b c nyaman untuk wisatawan. Sayangnya, KBS dinilai kurang melibatkan dan menguntungkan masyarakat lokal secara langsung.

E. Budidaya Jamur Tiram Ibu Cucu

Ibu Cucu adalah inisiator budidaya jamur tiram di Desa Tamansari. Beberapa tahun yang lalu, budidaya jamur tiram marak di Desa Tamansari sebagai upaya pemberdayaan wanita di Desa Tamansari. Namun usaha ini tidak berkelanjutan, satu-persatu berhenti seiring berjalannya waktu. Saat ini hanya Ibu Cucu yang bertahan dengan usaha budidaya ini. Dengan lahan seluas 600 m 2 , Ibu Cucu dapat menghasilkan 14 hingga 20 kg jamur tiram setiap harinya. Jamur tiram tersebut masih hanya dipasarkan untuk wilayah Bogor walau sudah ada permintaan dari luar kota karena tingkat produksinya yang masih rendah. Ibu Cucu tidak hanya memproduksi jamur tiram, tapi juga mengadakan pelatihan untuk siapa saja yang membutuhkan. Selain itu, Ibu Cucu juga telah menjadikan budidaya jamur tiram ini sebagai agrowisata sederhana. Ibu Cucu sudah cukup sering menerima kunjungan dari berbagai instansi untuk wisata edukasi jamur tiram walau tidak ada kegiatan promosi berarti yang dilakukan. Budidaya jamur tiram milik Ibu Cucu ini berpotensi sebagai objek agrowisata. Namun sayangnya akses menuju lokasi budidaya jamur tiram ini cukup sulit. Jalan menuju lokasi budidaya dari Jalan Raya Ciapus sudah beraspal dengan lebar 3 hingga 4 meter hingga rumah Ibu Cucu. Lokasi budidaya berada 500 meter dari kediaman Ibu Cucu dengan akses jalan berupa jalan pedestrian tanah. Akses tersebut dan budidaya jamur tiram dapa dilihat pada Gambar 16.

F. Kawasan Tanaman Hias

Tanaman hias merupakan komoditas pertanian unggulan Kecamatan Tamansari. Diantara kedelapan desa, desa Tamansari memiliki petani tanaman hias terbanyak dan termaju. Di Desa Tamansari, produksi tanaman hias terpusat di RW 04. Di RW 04, hampir setiap rumah memproduksi tanaman hias. Umumnya tiap rumah memiliki lahan seluas 25-30 m 2 untuk memperbanyak dan memelihara tanaman hias. Beberapa orang memiliki lahan yang lebih luas, seperti Pak Arif. Pak Arif adalah salah satu pelopor usaha tanaman hias di Kecamatan Tamansari. Usaha tanaman hias Pak Arif sudah lebih maju dari masyarakat lainnya. Pak Arif memiliki rumah kaca seluas 1000 m 2 dan empat orang pekerja. Walaupun begitu, tidak ada persaingan berat antar petani tanaman hias. Hal ini dikarenakan permintaan tanaman hias yang tinggi sehingga para petani saling membantu untuk memenuhi permintaan. Selain itu, Pak Arif dan beberapa petani tanaman hias yang lebih sukses lainnya justru berbagi tips dalam berusaha. Selain dari sesama petani di Kecamatan Gambar 16 Jalan pedestrian menuju lokasi jamur tiram a dan budidaya jamur tiram b a b