Usaha pemasaran dilakukan melalui media website. Pura Parahyangan Agung Jagatkarta sangat berpotensi sebagai objek wisata dan dapat mendukung
pengembangan agrowisata di Kecamatan Tamansari.
N. Bumi Perkemahan Sukamantri
Berdasarkan RIPPDA Kabupaten Bogor 2003-2008, Bumi Perkemahan Sukamantri Gambar 25 merupakan objek wisata alam yang berlokasi di Desa
Sukamantri, berjarak kurang lebih 15 km dari Kota Bogor. Bumi Perkemahan Sukamantri memiliki luas sekitar 5 hektar, dengan pemandangan hutan pinus dan
rasamala. Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Ciomas 14 km dan dari Kabupaten Bogor 14 km. Namun kondisi jalan dari jalan raya menuju bumi
perkemahan terbentang sejauh 2 km dengan kondisi sangat rusak dan berbatu, sehingga kendaraan roda empat harus berjalan dengan sangat perlahan untuk
melewatinya. Adapun sarana dan fasilitas yang tersedia antara lain areal berkemah, jalur tracking, pintu gerbang, loket karcis, aula, shelter, toiet, kamar mandi, tempat
sampah, tempat parkir, musholla, pos jaga, ruang informasi, pondok kerja, tempat duduk, shelter gardu pandang, dan warung wisata. Tiket masuk sekitar Rp.
3.000,00
– 3.500,00 per orang. Bumi Perkemahan Sukamantri yang terletak pada ketinggian 750 mdpl ini
memiliki konfigurasi lapangan yang umumnya bergelombang. Kawasan ini mempunyai curah hujan 4.000 mmtahun dengan suhu udara 25°C. Bumi
Perkemahan Sukamantri terdiri dari hutan tanaman Agatis, Rasamala, dan Pinus. Potensi visual lanskap menuju lokasi cukup menarik dengan pemandangan alam
berupa pegunungan dan perkebunan, sedangkan potensi visual lanskap di dalam kawasan adalah tegakan tanaman hutan dan panorama Kota Bogor.
Kegiatan yang dilakukan di Bumi Perkemahan Sukamantri adalah berkemah, trekking, dan berbagai permainan outdoor. Untuk kegiatan berkemah tersedia dua
kompleks perkemahan dengan kapasitas tampung keseluruhan 20 – 30 unit kemah
300 orang. Status lahan Bumi Perkemahan Sukamantri adalah hutan produksi yang dimanfaatkan sebagai bumi perkemahan sejak tahun 1980. Bumi perkemahan
Sukamantri merupakan objek wisata alam yang sangat berpotensi, tetapi karena memiliki tema yang khas dan letaknya di dalam hutan yang jauh dari daerah
pertumbuhan kecamatan, Bumi Perkemahan Sukamantri tidak memberikan banyak pengaruh terhadap pengembangan agrowisata di Kecamatan Tamansari.
Gambar 25 Bumi perkemahan Sukamantri BPS
Sarana dan Prasarana
Fasilitas yang telah dimiliki Kecamatan Tamansari terkait pariwisata adalah penginapan, yaitu Highland Resort di Desa Tamansari dan Kampung Budaya
Sindangbarang di Desa Pasir Eurih. Selain itu terdapat juga villa di sepanjang jalan Gunung Malang, mulai dari daerah gerbang Curug Nangka hingga Pura
Parahyangan Agung Jagatkarta. Desa wisata Pasir Eurih juga memiliki 21 rumah warga yang bersedia dijadikan homestay untuk wisatawan. Selain penginapan,
fasilitas mendasar yang dibutuhkan adalah akses yang baik, transportasi, tempat parkir, petunjuk arah, dan toko souvernir.
Akses merupakan kendala utama Kecamatan Tamansari untuk pengembangan agrowisata. Jalan di Kecamatan Tamansari tidak cukup lebar untuk kebutuhan
wisata. Walau begitu, kondisi jalan menuju objek-objek wisata umumnya sudah beraspal. Transportasi di Kecamatan Tamansari pun belum memadai karena trayek
yang ada tidak meliputi seluruh objek wisata. Angkutan umum hanya dapat ditemui di jalan raya dan beberapa jalan desa dengan rute terbatas. Oleh karena itu
pengunjung umumnya membawa kendaraan pribadi untuk berwisata. Akan tetapi, tidak banyak tempat parkir yang tersedia. Di antara semua atraksi wisata yang telah
dijelaskan sebelumnya, hanya Pura Parahyangan Agung Jagatkarta yang telah memiliki tempat parkir yang layak. Lokasi lainnya tidak memiliki tempat parkir
yang cukup luas, bahkan tidak memiliki lahan untuk tempat parkir sama sekali. Selain itu, penunjuk arah menuju objek-objek wisata tersebut masih minimalis.
Belum semua objek yang dijelaskan sudah memiliki petunjuk arah. Beberapa petunjuk arah yang sudah ada pun belum memadai. Hal ini dikarenakan letak
petunjuk yang kurang strategis dan pemberian petunjuk yang tidak menyeluruh, tidak sejak awal dan tidak sampai tujuan. Fasilitas yang tidak kalah penting adalah
toko souvenir. Toko souvenir berperan sebagai sumber ekonomi masyarakat secara langsung dan media promosi wisata. Objek wisata yang telah memiliki toko
souvenir hanyalah Pura Parahyangan Agung Jagatkarta. Sayangnya, toko souvenir tersebut pasif dan sudah jarang beroperasi. Hal-hal tersebut perlu mendapat
perhatian khusus dalam pengembangan agrowisata ke depannya.
Analisis Kesesuaian dan Kelayakan Agrowisata
Analisis kesesuaian dan kelayakan agrowisata dinilai terhadap sepuluh kriteria kelayakan agrowisata KKA yang dikeluarkan oleh Smith 1989 dalam
Maharani 2009 berdasarkan potensi agrowisata dan kondisi desa aktual. Sepuluh poin tersebut adalah atraksi pertanian, atraksi alami, atraksi sejarah, atraksi budaya,
akses, sumber daya tempat belanja, letak dari jalan, sarana wisata, pengelolaan, dan program wisata. Penilaian dilakukan dengan mencocokkan kondisi aktual meliputi
aspek fisik-biofisik, aspek legal, aspek wisata, dan aspek sosial-budaya desa dengan pilihan dalam kesepuluh kroteria tersebut. Objek penilaian adalah kedelapan desa
di Kecamatan Tamansari agar dapat diketahui desa mana saja yang berpotensi untuk pengembangan agrowisata berbasis masyarakat. Penilaian kesesuaian dan
kelayakan agrowisata ditunjukkan pada Tabel 9.