Krit j = tingkat kepentingan bobot kriteria ke-j i = 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif
j = 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut distribusi prior, sedangkan
nilai peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang posterior. Model persamaan Bayes dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2 Model perhitungan Bayes Yusuf Wibisono, 2009
Alternatif Kriteria
Nilai Alternatif
Peringkat Kriteria
1 Kriteria
2 Kriteria
3 Kriteria
4 Kriteria
5 Kriteria
n Alt. 1
V11 V12
V13 V14
V15 Vn
Nk1 Alt. 2
V21 V22
V23 V24
V25 V2n
Nk2 Alt. 3
V31 V32
V33 V34
V35 V3n
Nk3 Alt.m
Vm1 Vm2
Vm3 Vm4
Vm5 Vmn
Nkm Bobot
Kriteria B1
B2 B3
B4 B5
Bn
2.4 Metode Penentuan Jumlah dan Kapan Pemesanan Dilakukan
2.4.1 Metode Sistem Pemeriksaan Terus-menerus atau Continuous Review
System
Menurut Sumayang 2003, continuous review system disebut juga “Q” sistem atau sistem jumlah pemesanan tetap atau fixed order quantity system,
mengutamakan pengawasan yang terus menerus pada tingkat persediaan atau pada stock level. Posisi stock atau tingkat persediaan adalah total inventory
yang tersedia on hand inventory ditambah dengan jumlah material yang sedang dalam pemesanan.
Apabila posisi stock berkurang sampai ke tingkat persediaan yang telah ditentukan atau re-order point R maka sejumlah tetap material akan dipesan.
Karena jumlah yang dipesan tetap, maka waktu antara pemesanan tergantung pada laju perubahan permintaan.
Persediaan berkurang dengan kecepatan yang tidak beraturan sampai jumlahnya mencapai re-order point R dimana pemesanan sejumlah Q unit
mulai dilakukan. Pemesanan akan datang setelah tenggat waktu atau lead time L. Penjelasan mengenai continus review system tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.
Inventory Q Q Q R
L L L
Waktu Gambar 1 Continuous review system inventory
Sumber Sumayang, 2003 Dengan demikian metode sistem Q ditentukan oleh dua parameter,
yaitu : 1. Parameter Q ditetapkan dengan metode EOQ
EOQ
=
……………………………….2 dimana :
EOQ = jumlah pesanan yang paling efisien S
= biaya setiap kali pemesanan atau ordering cost D
= besar laju permintaan dalam unit per tahun i
= biaya pengelolaan atau carrying cost adalah persentase terhadap nilai inventory per tahun
C = biaya per unit
2. R berdasarkan biaya yang timbul karena persediaan habis atau stock out cost tetapi karena perkiraan tidak mudah maka digunakan
stock out probability. Untuk menentukan besarnya safety stock, dapat digunakan dengan
metode berikut : SS = z x s x
………………………..3 dimana :
SS = safety stock z = ditentukan oleh service level