diperoleh dari literatur, hasil penelitian terdahulu, bahan pustaka dan data dari perusahaan terkait.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Persediaan
Setiap sumber yang disimpan dan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pada saat ini atau di masa yang akan datang disebut dengan pengendalian persediaan.
Handoko 2000, mendefinisikan inventory atau persediaan adalah segala sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau
pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Sumayang 2003 mendefinisikan inventory merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadi. Dua kondisi yang
dapat terjadi pada masalah persediaan barang adalah: 1. Over stocking, yaitu kondisi dimana jumlah barang yang disimpan terdapat
dalam jumlah yang besar untuk memenuhi permintaan dalam waktu yang lama.
2. Under stocking, yaitu kondisi persediaan barang dalam jumlah terbatas untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang pendek.
2.1.1 Faktor Penyebab Persediaan
Alasan perlu adanya persediaan menurut Sumayang 2003 adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidakpastian maka pada sistem ditetapkan persediaan darurat yang
dinamakan safety stock. Jika sumber dari ketidakpastian dapat dihilangkan maka jumlah inventory maupun safety stock dapat dikurangi.
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian. 3. Untuk mengantisipasi perubahan pada demand dan supply. Inventory
disiapkan untuk menghadapi perubahan biaya dan persediaan bahan baku.
2.1.2 Klasifikasi Persediaan
Persediaan dapat diklasifikasikan dalam 3 klasifikasi Pujawan,2005, yaitu :
1. Berdasarkan bentuknya, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi bahan baku raw material, barang setengah jadi WIP, dan produk jadi finished
goods. Klasifikasi ini biasanya hanya berlaku pada konteks perusahaan manufaktur.
2. Berdasarkan fungsinya, persediaan dapat dibedakan menjadi : a. Pipelinetransit inventory. Persediaan ini muncul karena lead time
pengiriman dari satu tempat ke tempat lain. b. Cycle stock. Persediaan yang mempunyai siklus persediaan tertentu
akibat motif memenuhi skala ekonomi. c. Persediaan pengaman safety stock. Berfungsi sebagai perlindungan
terhadap ketidakpastian permintaan maupun pasokan. d. Anticipation stock adalah persediaan yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi kenaikan permintaan akibat sifat musiman dari permintaan terhadap suatu produk.
3. Persediaan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan antara satu item dengan item lainnya. Item yang kebutuhannya
tergantung pada kebutuhan item lain dinamakan dependent demand item. Sebaliknya, kebutuhan independent demand item tidak tergantung pada
kebutuhan item lain. Klasifikasi ini dilakukan karena pengelolaan kedua jenis item yang berbeda. Yang termasuk dalam dependent demand item
adalah komponen atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk jadi. Produk jadi biasanya digolongkan dalam independent demand
item karena kebutuhan akan satu produk jadi tidak langsung mempengaruhi kebutuhan produk jadi yang lain.
2.1.3 Biaya Persediaan
Biaya peubah variable cost yang harus yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya jumlah persediaan menurut Handoko 2000,
adalah : 1. Biaya penyimpanan holding cost atau carrying cost, yaitu biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak.