1. Berdasarkan bentuknya, persediaan dapat diklasifikasikan menjadi bahan baku raw material, barang setengah jadi WIP, dan produk jadi finished
goods. Klasifikasi ini biasanya hanya berlaku pada konteks perusahaan manufaktur.
2. Berdasarkan fungsinya, persediaan dapat dibedakan menjadi : a. Pipelinetransit inventory. Persediaan ini muncul karena lead time
pengiriman dari satu tempat ke tempat lain. b. Cycle stock. Persediaan yang mempunyai siklus persediaan tertentu
akibat motif memenuhi skala ekonomi. c. Persediaan pengaman safety stock. Berfungsi sebagai perlindungan
terhadap ketidakpastian permintaan maupun pasokan. d. Anticipation stock adalah persediaan yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi kenaikan permintaan akibat sifat musiman dari permintaan terhadap suatu produk.
3. Persediaan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat ketergantungan kebutuhan antara satu item dengan item lainnya. Item yang kebutuhannya
tergantung pada kebutuhan item lain dinamakan dependent demand item. Sebaliknya, kebutuhan independent demand item tidak tergantung pada
kebutuhan item lain. Klasifikasi ini dilakukan karena pengelolaan kedua jenis item yang berbeda. Yang termasuk dalam dependent demand item
adalah komponen atau bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk jadi. Produk jadi biasanya digolongkan dalam independent demand
item karena kebutuhan akan satu produk jadi tidak langsung mempengaruhi kebutuhan produk jadi yang lain.
2.1.3 Biaya Persediaan
Biaya peubah variable cost yang harus yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya jumlah persediaan menurut Handoko 2000,
adalah : 1. Biaya penyimpanan holding cost atau carrying cost, yaitu biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak.
2. Biaya pemesanan biaya pembelian, yaitu biaya yang ditanggung perusahaan setiap kali memesan bahan untuk produksi order cost atau
procurement cost. 3. Biaya penyiapan manufacturing, yaitu biaya untuk memproduksi
komponen tertentu yang diproduksi sendiri dalam perusahaan setup cost. 4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan, yaitu biaya yang timbul bilamana
persediaan tidak mencukupi untuk permintaan bahan. Biaya ini adalah yang paling sulit untuk diperkirakan.
2.2 Analisis Persediaan ABC
Melalui identifikasi persediaan, manajemen dapat lebih efektif mengalokasikan sumber daya untuk mengendalikan barang yang relatif sedikit dengan
nilai tertinggi yang memerlukan perhatian lebih besar. Metode inventory ABC atau analisis aturan 80 - 20 adalah metode pengelolaan
inventory dengan cara mengelompokkan inventory berdasarkan nilai penggunaan yang akan menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas A : sebanyak kurang lebih 20 item dengan nilai penggunaan uang sebesar 80 dari total biaya persediaan.
2. Kelas B : sebanyak kurang lebih 30 item dengan nilai penggunaan uang sebesar 15 dari total biaya persediaan.
3. Kelas C : sebanyak kurang lebih 50 item dengan nilai penggunaan uang sebesar 5 dari total biaya persediaan.
2.3 Metode Bayes
Metode Bayes atau yang lebih dikenal dengan kaidah Bayes dikembangkan oleh Thomas Bayes 1702 - 1763 merupakan kaidah yang memperbaiki atau merevisi
suatu peluang probabilitas dengan cara memanfaatkan informasi tambahan. Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif
yaitu : m
Total Nilai i = ∑ Nilai ij Krit j
j=1 …………………..…...1
dimana : Total nilai = total nilai akhir dari alternatif ke-i
Nilai ij = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j