2. Biaya pemesanan biaya pembelian, yaitu biaya yang ditanggung perusahaan setiap kali memesan bahan untuk produksi order cost atau
procurement cost. 3. Biaya penyiapan manufacturing, yaitu biaya untuk memproduksi
komponen tertentu yang diproduksi sendiri dalam perusahaan setup cost. 4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan, yaitu biaya yang timbul bilamana
persediaan tidak mencukupi untuk permintaan bahan. Biaya ini adalah yang paling sulit untuk diperkirakan.
2.2 Analisis Persediaan ABC
Melalui identifikasi persediaan, manajemen dapat lebih efektif mengalokasikan sumber daya untuk mengendalikan barang yang relatif sedikit dengan
nilai tertinggi yang memerlukan perhatian lebih besar. Metode inventory ABC atau analisis aturan 80 - 20 adalah metode pengelolaan
inventory dengan cara mengelompokkan inventory berdasarkan nilai penggunaan yang akan menjadi tiga kelas, yaitu :
1. Kelas A : sebanyak kurang lebih 20 item dengan nilai penggunaan uang sebesar 80 dari total biaya persediaan.
2. Kelas B : sebanyak kurang lebih 30 item dengan nilai penggunaan uang sebesar 15 dari total biaya persediaan.
3. Kelas C : sebanyak kurang lebih 50 item dengan nilai penggunaan uang sebesar 5 dari total biaya persediaan.
2.3 Metode Bayes
Metode Bayes atau yang lebih dikenal dengan kaidah Bayes dikembangkan oleh Thomas Bayes 1702 - 1763 merupakan kaidah yang memperbaiki atau merevisi
suatu peluang probabilitas dengan cara memanfaatkan informasi tambahan. Persamaan Bayes yang digunakan untuk menghitung nilai setiap alternatif
yaitu : m
Total Nilai i = ∑ Nilai ij Krit j
j=1 …………………..…...1
dimana : Total nilai = total nilai akhir dari alternatif ke-i
Nilai ij = nilai dari alternatif ke-i pada kriteria ke-j
Krit j = tingkat kepentingan bobot kriteria ke-j i = 1,2,3,…n; n = jumlah alternatif
j = 1,2,3,…m; m = jumlah kriteria Informasi awal tentang nilai peluang ini disebut distribusi prior, sedangkan
nilai peluang yang sedang diperbaiki dengan informasi tambahan disebut peluang posterior. Model persamaan Bayes dapat dilihat dalam Tabel 2.
Tabel 2 Model perhitungan Bayes Yusuf Wibisono, 2009
Alternatif Kriteria
Nilai Alternatif
Peringkat Kriteria
1 Kriteria
2 Kriteria
3 Kriteria
4 Kriteria
5 Kriteria
n Alt. 1
V11 V12
V13 V14
V15 Vn
Nk1 Alt. 2
V21 V22
V23 V24
V25 V2n
Nk2 Alt. 3
V31 V32
V33 V34
V35 V3n
Nk3 Alt.m
Vm1 Vm2
Vm3 Vm4
Vm5 Vmn
Nkm Bobot
Kriteria B1
B2 B3
B4 B5
Bn
2.4 Metode Penentuan Jumlah dan Kapan Pemesanan Dilakukan
2.4.1 Metode Sistem Pemeriksaan Terus-menerus atau Continuous Review
System
Menurut Sumayang 2003, continuous review system disebut juga “Q” sistem atau sistem jumlah pemesanan tetap atau fixed order quantity system,
mengutamakan pengawasan yang terus menerus pada tingkat persediaan atau pada stock level. Posisi stock atau tingkat persediaan adalah total inventory
yang tersedia on hand inventory ditambah dengan jumlah material yang sedang dalam pemesanan.
Apabila posisi stock berkurang sampai ke tingkat persediaan yang telah ditentukan atau re-order point R maka sejumlah tetap material akan dipesan.
Karena jumlah yang dipesan tetap, maka waktu antara pemesanan tergantung pada laju perubahan permintaan.
Persediaan berkurang dengan kecepatan yang tidak beraturan sampai jumlahnya mencapai re-order point R dimana pemesanan sejumlah Q unit
mulai dilakukan. Pemesanan akan datang setelah tenggat waktu atau lead time L. Penjelasan mengenai continus review system tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.