Model Periodic Review System Sistem Pemeriksaan Periodik

1. Pemeriksaan stock persediaan atau posisi persediaan pada setiap periode waktu yang tetap yaitu pada periode P. 2. Selisih persediaan target T dengan stock persediaan sama dengan jumlah yang dipesan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diilustrasikan periodic review system inventory dalam Gambar 2. T Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 L L P P Waktu Gambar 2 Periodic review system inventory Sumber Sumayang, 2003 Perbedaan dengan metode system Q adalah : 1. Pada metode sistem P tidak ada reorder point sebagai batas waktu untuk melaksanakan pemesanan. Pemesanan pada metode sistem P dilakukan pada periode waktu yang tetap. 2. Pada metode sistem P tidak ada EOQ yang merupakan jumlah pesanan tetap, sedangkan dalam metode P jumlah pesanan tergantung pada laju perubahan permintaan. 3. Pada metode periodic review system parameter adalah P dan T sedangkan pada metode economic order quantity parameter adalah Q dan R. a. P dihitung dengan cara EOQ dimana waktu periodik P P = …..……………………….6 dimana : P = periode waktu pemesanan S = biaya setiap kali pemesanan atau ordering cost D = besar laju permintaan dalam unit per tahun i = biaya pengelolaan atau carrying cost adalah persentase terhadap nilai inventory per tahun C = biaya per unit b. T adalah target persediaan yang ditentukan dengan cara menetapkan service level di mana target persediaan ditentukan cukup tinggi untuk mengatasi laju perubahan permintaan selama lead time ditambah dengan laju perubahan permintaan sampai waktu pemeriksaan yang akan datang. Untuk menentukan target persediaan T, dapat menggunakan rumus T = P + L x AU + SS …………………………...7 dimana : T = target persediaan SS = safety stock P = periode selama pemesanan optimal L = lead time AU = average usage Jumlah safety stock SS, ditentukan dengan rumus : SS = z x �P + L x s …………………………...8 dimana : SS = safety stock z = distribusi normal tingkat pelayanan P = periode selama pemesanan optimal L = lead time s = penyimpangan standar permintaan Total biaya inventory TC, yaitu TC = DC + S D Q + Q 2 + SS iC …………………...9 dimana : TC = total cost biaya total D = besar laju permintaan dalam unit per tahun C = biaya per unit n = periode bulan P = periode selama pemesanan optimal S = biaya setiap kali pemesanan atau ordering cost SS = safety stock AU = average usage pemakaian rata-rata per satuan waktu tertentu i = biaya pengelolaan atau carrying cost adalah persentase terhadap nilai inventory per tahun Perbedaan antara sistem Q dan sistem P terdapat dalam kriteria periode pemesanan, jumlah yang dipesan, jumlah barang yang disimpan dan penanganan dalam administrasi dalam memantau persediaan. Tabel 3 berikut merupakan perbandingan antara sistem Q dan sistem P. Tabel 3 Perbandingan sistem Q dan sistem P Sistem Q Sistem P Periode pemesanan tidak tetap Periode pemesanan tetap Jumlah yang dipesan selalu sama Jumlah yang dipesan berbeda dalam setiap pemesanan Barang yang disimpan relatif lebih sedikit Membutuhkan safety stock relatif lebih besar, untuk melindungi variansi demand dan juga untuk demand selama periode pesan belum sampai Memerlukan administrasi yang berat untuk selalu dapat memantau tingkat persediaan agar tidak terlambat pesan Administrasi ringan

2.5 Forecasting Peramalan

Tujuan utama dari peramalan dalam manajemen permintaan adalah untuk meramalkan permintaan dari item independent demand di masa yang akan datang Gaspers, 2005. Pemilihan item independent demand yang akan diramalkan tergantung pada situasi dan kondisi aktual dari masing - masing industri manufaktur. Dalam setiap industri manufaktur, produk akhir merupakan item independent demand yang dipilih untuk diramalkan.

2.5.1 Model Peramalan

Secara umum, model peramalan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu : 1. Metode kualitatif, model peramalan yang digolongkan sebagai model kualitatif adalah : a. Dugaan manajemen management estimate, di mana peramalan semata - mata berdasarkan pertimbangan manajemen. b. Riset pasar, merupakan metode peramalan berdasarkan hasil - hasil dari survei pasar yang dilakukan oleh tenaga pemasar. c. Metode kelompok terstruktur, merupakan teknik berdasarkan opini beberapa orang atau ahli secara interaktif tanpa menyebutkan identitasnya metode Delphi. Dalam metode ini terdapat peranan fasilitator untuk memperoleh atau menyimpulkan hasil peramalan itu. d. Analogi historis, merupakan teknik peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk yang dapat disamakan secara analogi. Misalnya peramalan untuk mengembangkan pasar televisi multisistem menggunakan model permintaan televisi hitam putih atau televisi berwarna biasa. 2. Model kuantitatif, terbagi menjadi 2 jenis : a. Model kuantitatif intrinsik, sering disebut sebagai model deret waktu time series model. Beberapa model deret waktu yang populer dan umum diterapkan dalam peramalan permintaan adalah : • Analisis trend Trend Analysis Analisis trend adalah analisis yang digunakan untuk mengamati kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun waktu yang cukup panjang. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat peramalan dengan trend analysis, yaitu : a. Linear Model model linier : suatu trend yang kenaikanpenurunan nilai yang akan diramalkan naikturun secara linier. b. Quadratic Model model kuadrat : trend yang nilai variabel tak bebasnya naikturun secara linier atau terjadi parabola bila datanya dibuat secara plot hubungan variabel dependen dan independen adalah kuadratik. c. Exponential Growth Model model pertumbuhan exponensial : sebuah trend yang nilai variabel tak bebasnya naik secara berlipat ganda atau tidak linier.