2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengemasan Aktif
Pengemasan mempunyai peran yang signifikan dalam rantai pasok makanan dan merupakan bagian yang penting baik pada pengolahan makanan dan keseluruhan rantai pasok makanan.
Pengemasan makanan harus memenuhi berbagai fungsi dan persyaratan. Fungsi kemasan yang paling mendasar adalah kemasan dapat mempermudah distribusi. Kemasan melindungi makanan dari kondisi
lingkungan,seperti cahaya, oksigen, kelembaban, mikroba, tekanan mekanis dan debu. Fungsi dasar lainnya adalah untuk menyediakan tempat untuk informasi bagi pembeli dan memberikan
kenyamanan bagi konsumen, contohnya mudah dibuka dan dapat ditutup kembali. Persyaratan dasar suatu kemasan yaitu mudah dipasarkan, mempunyai harga yang sesuai, kemampuan teknis contohnya
dapat digunakan pada mesin pengemasan otomatis dan dapat dikelim, dapat berhubungan langsung dengan makanan, berefek rendah terhadap lingkungan dan dapat didaur ulang atau digunakan kembali.
Sebuah kemasan harus memenuhi semua persyaratan tersebut secara efektif dan ekonomis. Beberapa fungsi dan persyaratan tersebut dapat saling bertentangan sehingga pengemasan modern harus
dioptimisasi dan terintegrasi secara efektif dengan rantai pasok makanan Ahvenainen, 2003. Menurut Ahvenainen 2003, pengemasan modern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengemasan
aktif active packaging dan pengemasan cerdas intelligent packaging. Actipak Project yang dibentuk pada tahun 1999-2001 di Eropa mencoba merumuskan definisi pengemasan aktif dan
pengemasan cerdas seperti di bawah ini. i.
Pengemasan aktif active packaging Pengemasan aktif bertujuan untuk mengubah kondisi makanan yang dikemas untuk
memperpanjang umur simpan atau untuk meningkatkan keamanan, sementara tetap mempertahankan kualitas makanan yang dikemas. Kondisi makanan dalam kemasan dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu proses fisiologis contohnya respirasi buah dan sayuran segar, proses kimia contohnya oksidasi lemak, proses fisika contohnya pembusukan pada roti, aspek
mikrobiologi kerusakan karena mikroba dan serangan hama contohnya serangga. Teknik dalam sistem pengemasan aktif dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu sistem penyerap, sistem pelepas,
dan sistem lainnya. a.
Sistem penyerap Sistem penyerap mengeluarkan komponen yang tidak diinginkan seperti oksigen,
karbon dioksida, etilen, kelebihan air, polutan dan beberapa komponen lainnya. Sistem penyerap oksigen biasa digunakan pada keju, daging, makanan cepat saji, roti, kopi, teh,
kacang dan susu. Sistem penyerap karbon dioksida biasa digunakan pada daging sapi kering, kopi kering dan daging unggas kering. Sistem penyerap etilen biasa digunakan pada buah-
buahan seperti apel, pisang, mangga, mentimun, tomat, alpukat dan sayur-sayuran seperti wortel dan kentang. Sistem penyerap uap air biasa digunakan pada daging, ikan, unggas, roti
dan potongan buah dan sayur. Sistem penyerap polutan biasa digunakan pada jus buah, ikan, makanan berminyak contohnya keripik kentang, biskuit dan sereal, dan bir. Polutan yang
dapat dihilangkan yaitu bau tidak sedap, amina dan aldehida. Sistem penyerap lain yaitu sistem penyerap sinar ultra violet biasa digunakan pada minuman, sementara sistem penyerap laktosa
dan sistem penyerap kolesterol biasa digunakan pada susu dan produk turunannya.
3 b.
Sistem pelepas Sistem pelepas melepaskan atau menambahkan bahan tertentu seperti karbon dioksida,
antioksidan dan bahan tambahan makanan ke makanan dalam kemasan atau ke bagian head- space kemasan secara aktif. Sistem pelepas karbon dioksida biasa digunakan pada sayur-
sayuran, buah-buahan, daging, ikan dan unggas. Sistem pelepas etanol biasa digunakan pada roti yang harus dipanaskan dan ikan kering. Sistem pelepas antimikroba tambahan biasa
digunakan pada daging, unggas, ikan, roti, keju, buah-buahan dan sayur-sayuran. Sistem pelepas SO
2
digunakan pada buah-buahan. Sistem pelepas antioksidan biasa digunakan pada makanan kering dan makanan berlemak. Sistem pelepas aroma dapat digunakan pada berbagai
jenis produk makanan. Sistem pelepas pestisida biasa digunakan pada makanan kering dalam karung seperti tepung, beras dan biji-bijian lainnya.
Sistem penyerap dan sistem pelepas dapat berbentuk sachet, label atau film. Sachet ditempatkan pada head-space kemasan sementara label ditempatkan pada bagian penutup
kemasan. Tetapi kontak langsung dengan makanan harus dicegah karena dapat merusak sistem dan menyebabkan migrasi bahan kemasan.
c. Sistem lainnya
Sistem lainnya dapat dibedakan atas beberapa jenis antara lain pencegah panas, self- heating cans and containers, self cooling cans and containers, kemasan dalam microwave, film
yang sensitif terhadap panas, film yang telah diradiasi sinar ultra violet dan film yang telah dilapisi material tertentu.
ii. Pengemasan cerdas smart packaging
Pengemasan cerdas bertujuan untuk mengawasi kondisi makanan terkemas dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas makanan dalam kemasan sewaktu transportasi
dan penyimpanan. Pengawasan kondisi makanan dilakukan dengan menggunakan indikator yang dibedakan atas indikator luar dan indikator dalam. Indikator luar adalah indikator yang diletakkan
di luar kemasan sementara indikator dalam adalah indikator yang ditempatkan di dalam kemasan, dapat ditempatkan pada head-space kemasan atau ditambahkan pada penutup kemasan. Contoh
indikator luar yaitu indikator waktu, indikator suhu dan indikator pertumbuhan mikroba sementara contoh indikator dalam adalah indikator oksigen, indikator karbon dioksida, indikator patogen dan
indikator pertumbuhan mikroba Ahvenainen, 2003. Menurut Suppakul et al., 2003, pengemasan aktif adalah sebuah konsep inovatif yang dapat
didefinisikan sebagai suatu jenis pengemasan dimana bahan kemasan, produk dan lingkungan berinteraksi untuk memperpanjang umur simpan atau menjaga keamanan atau penampakan bahan,
sementara tetap menjaga kualitas dari produk tersebut. Hal ini khususnya sangat penting untuk produk yang segar dan produk yang harus disimpan dalam waktu yang lama.
Day 2008 mendefinisikan pengemasan aktif sebagai suatu sistem kemasan yang sengaja ditambahkan dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kemasan dalam menjaga atau
memelihara aspek kualitas, keamanan, dan sensori dari bahan pangan. Kemasan aktif memiliki kemampuan untuk memerangkap atau menahan masuk oksigen, menyerap karbon dioksida, uap air,
etilen, flavor, bau, noda, mengeluarkan karbon dioksida, etanol, antioksidan, serta memelihara kontrol suhu dan bertanggung jawab terhadap perubahan suhu.
Kemasan cerdas smart packaging menurut Robertson 2006 adalah kemasan yang memiliki indikator baik yang diletakkan secara internal maupun secara eksternal dan mampu memberikan
informasi tentang keadaan kemasan dan atau kualitas kemasan di dalamnya. Smolander 2008 merangkum beberapa perkembangan dalam riset indikator kesegaran produk dari beberapa peneliti
smart packaging yang dapat dilihat pada Tabel 1.
4 Tabel 1. Beberapa indikator penentu kesegaran produk perikanan yang digunakan pada berbagai smart
packaging Metabolit yang
dideteksi Indikator Potensial dan Prinsip Sensor
Produk indikator kesegaran komersial
Gas-gas basa volatil
DTN pada komponen volatil dari produk dalam kemasan bereaksi dan merubah warna dari pewarna
indikator It’s Fresh™ It’s Fresh
Inc. Komponen
nitrogen volatil TMA, DMA,
amonia Reaksi dilihat berdasarkan perubahan warna
menggunakan pewarna sensitif pH atau dengan sensor optik
Fresh Taq USA, freshQ USA
Produk degradasi ATP
Test strip, biosensor elektrokimia berdasarkan penentuan enzimatis, kontak langsung dengan
makanan Transia GmbH Jerman
Komponen sulfur DTN pada komponen volatil sulfur dari kemasan,
reaksi berdasarkan perubahan warna mioglobin, atau perubahan warna lembaran perak skala nano
Freshness Guard Indicator Finlandia
Pengemasan antimikrobial adalah salah satu jenis dari pengemasan aktif yang dapat menambah umur simpan suatu produk dan memberikan perlindungan terhadap mikroba kepada konsumen.
Kemasan antimikrobial dapat menghambat, mengurangi, atau menghentikan pertumbuhan bakteri patogen pada produk terkemas maupun kemasan itu sendiri. Kemasan tersebut dapat berperan sebagai
pembawa komponen antimikroba danatau sebagai komponen antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tetap tingginya konsentrasi bahan pengawet alami pada permukaan bahan makanan Seydim
dan Sarikus, 2006. Kelembaban relatif RH memiliki efek yang sangat signifikan terhadap sifat permeabilitas dari
kemasan. Bahan higroskopis lebih terpengaruh oleh uap air daripada bahan tidak higroskopis. Peningkatan suhu juga dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas. Hal ini sesuai dengan hukum
kinetik dimana ketika suhu meningkat, molekul memperoleh lebih banyak energi dan lebih mudah bergerak menembus suatu matriks. Peningkatan suhu berbanding lurus dengan peningkatan
permeabilitas, tetapi berbeda untuk setiap jenis bahan Cooksey, 2007.
2.2. Kemasan Biodegradable