10
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengemasan, Laboratorium DIT dan Laboratorium Pengawasan Mutu Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB, Laboratorium Departemen
Teknologi Hasil Hutan IPB, serta Laboratorium Kemasan dan Material Balai Pengujian Mutu Barang Ekspor dan Impor Departemen Perdagangan, Jakarta. Penelitian dilakukan mulai Mei 2009 sampai
Juli 2010.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan antara lain kitosan, asam asetat, gliserol, aquades, ekstrak bawang putih, alkohol, indikator PP, dan KOH. Produk yang dikemas di dalam plastik adalah kerupuk
udang yang telah digoreng. Kerupuk ini dibeli di Pasar Anyar, Bogor, kitosan didapatkan dari Laboratorium Departemen THP, FPIK IPB, sementara ekstrak bawang putih diekstrak dari bawang
putih di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Balitro. Peralatan yang digunakan pada pembuatan kemasan aktif dan pengujian mutu produk terkemas
antara lain peralatan gelas, oven, pelat kaca, peralatan titrasi, hot plate magnetic stirrer, neraca digital, dan termometer. Alat yang digunakan untuk uji sifat fisis dan mekanis film antara lain digital
thickness gauge, tensile strength and elongation tester strograph, moisture cupmeter dan spektrofotometer visible. Plastik yang digunakan untuk mengemas kerupuk selama penyimpanan
adalah kemasan plastik polipropilena PP.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu i pembuatan film berbahan kitosan; ii uji pengaruh konsentrasi gliserol terhadap kekuatan seal kemasan; iii uji sifat fisik dan mekanis
kemasan, dan iv aplikasi kemasan pada kerupuk udang.
3.3.1. Pembuatan film berbahan kitosan
Prosedur pembuatan film kitosan yang terbaik menurut Wardhani 2008 yaitu 3 g kitosan dilarutkan dalam asam asetat 1 vv sebanyak 96,5 ml lalu dipanaskan di atas penangas sambil
diaduk selama 60 menit sampai homogen. Suhu larutan dijaga tidak melebihi 50°C karena zat antimikroba pada kitosan dikhawatirkan akan rusak pada suhu tinggi. Setelah larutan homogen maka
segera ditambah gliserol 0,5 ml yang berfungsi sebagai plasticizer. Larutan film lalu disimpan dalam oven bersuhu 40°C selama 24 jam kemudian dituang ke atas cetakan pelat kaca secara merata dan
dikeringkan selama 24 jam di oven bersuhu 40°C. Diagram alir proses pembuatan dapat dilihat pada Gambar 1.
11 Gambar 1. Skema proses pembuatan larutan film kitosan
3.3.2. Uji pengaruh konsentrasi gliserol terhadap kekuatan seal plastik
Uji pengaruh konsentrasi gliserol terhadap kekuatan seal plastik dilakukan secara kualitatif yaitu dengan membandingkan kekuatan seal dari plastik dengan cara disobek pada bagian seal-nya.
Plastik yang bagian seal-nya lebih kuat akan lebih tahan terhadap gaya tarik yang diberikan sehingga bagianyang sobek adalah plastiknya sedangkan bagian seal-nya akan tetap utuh. Konsentrasi gliserol
yang diberikan adalah 0,5 , 0,8 dan 1 vv.
3.3.3. Uji Fisik dan Mekanis Kemasan
Uji sifat fisik dan mekanis kemasan dilakukan untuk mengetahui kualitas kemasan yang diproduksi dan membandingkan dengan kemasan konvensional yang telah ada saat ini. Uji yang
dilakukan meliputi ketebalan, kadar air film, kekuatan tarik dan persen pemanjangan elongasi, laju transmisi uap air, dan nilai transparansi plastik. Prosedur analisis disajikan pada Lampiran 1.
Kitosan 3 g
Pelarutan
Pemanasan 50°C selama 60 menit
Pendinginan 40°C selama 24 jam
Larutan film
Penuangan di pelat kaca Pengeringan 40°C
selama 24 jam Pelepasan film dari cetakan
Film kitosan Asam asetat 1
96,5 ml
Gliserol 0,5 ml Ekstrak bawang putih
0 dan 1 ml Homogenisasi
selama 10 menit
12
3.3.4. Aplikasi kemasan pada kerupuk udang