17 Tabel 2. Pengaruh konsentrasi gliserol terhadap karakteristik film
Konsentrasi gliserol vv Tekstur kemasan
Kelenturan kemasan Kekuatan seal
0,5 0,8
1,0 kasar
agak kasar halus
kaku agak kaku
lentur agak kuat
lemah lemah
Gambar 3 menunjukkan film yang dibuat dengan konsentrasi gliserol yang berbeda. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa film yang dihasilkan dengan konsentrasi gliserol 0,5 lebih kasar dan
kaku. Film yang dihasilkan dari larutan dengan konsentrasi gliserol 0,8 lebih plastis dan lentur tetapi teksturnya masih agak kasar sementara film yng dihasilkan dari larutan yang menggunakan
konsentrasi gliserol 1 teksturnya lebih halus dan lentur. Film yang telah diperoleh lalu dikelim untuk melihat pengaruh gliserol terhadap kekuatan sealing film tersebut.
Pada Gambar 4 terlihat bahwa kekuatan seal setiap film berbeda. Pada film dengan konsentrasi gliserol 0,5 terlihat bahwa jika kedua ujung film tersebut ditarik untuk membuka hasil
seal-nya maka film tersebut menjadi robek di bagian seal-nya. Sementara pada film dengan gliserol 0,8 dan 1 terlihat bahwa apabila kedua ujung film ditarik maka hasil seal-nya akan terlepas.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil seal dari film dengan gliserol 0,5 lebih kuat dibandingkan dengan hasil seal dari film dengan gliserol 0,8 dan 1. Hal ini
terbukti dari hasil seal film yang tidak terlepas walaupun ditarik. Apabila ditarik lebih kuat maka film tersebut akan robek pada bagian seal-nya yang berarti bahwa nilai kekuatan seal-nya lebih besar dari
nilai ketahanan sobeknya. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi gliserol berpengaruh positif
terhadap sifat plastis dari film yang dihasilkan tetapi tidak berpengaruh positif terhadap kekuatan seal dari film tersebut. Semakin besar konsentrasi gliserol yang digunakan maka film yang diperoleh
semakin plastis sementara kekuatan seal yang diperoleh semakin lemah. Atas kesimpulan ini maka diputuskan untuk menggunakan film dengan konsentrasi gliserol 0,5 dalam penelitian selanjutnya.
4.3. Karakteristik Fisis dan Mekanis Kemasan
Salah satu fungsi utama kemasan yaitu melindungi produk dari kerusakan terutama kerusakan karena faktor mekanis dan kerusakan yang disebabkan karena perpindahan uap air dan gas serta
mikroba. Karena itu maka pemilihan bahan yang digunakan sangat mempengaruhi fungsi kemasan yang dihasilkan karena setiap bahan mempunyai karakteristik tertentu. Akan tetapi penambahan agen
antimikroba ke dalam kemasan dapat berakibat sebaliknya yaitu penurunan nilai fisik dan mekanis dan perubahan sifat optis dari kemasan tersebut sehingga perlu diperhatikan kecocokan dari agen
antimikroba yang digunakan dan bahan utama pembuat kemasan tersebut Ahvenainen, 2003.
4.3.1. Ketebalan
Ketebalan merupakan indikator kekuatan suatu bahan dimana bahan yang mempunyai ketebalan lebih tinggi pada umumnya lebih kuat dan lebih tahan terhadap kerusakan akibat benturan
secara mekanis. Ketebalan film akan berpengaruh terhadap kuat tarik, persen pemanjangan, dan laju transmisi gas Park et al., 1993. Hasil pengukuran dari ketebalan kemasan disajikan pada Gambar 5.
18 Gambar 5. Nilai ketebalan kemasan yang digunakan
Gambar 5 menunjukkan bahwa film yang ditambah ekstrak bawang putih mempunyai ketebalan yang lebih besar daripada film kitosan. Volume larutan yang dipakai untuk membuat kedua
jenis film dan luas cetakan sama yaitu 100 ml dan 20 × 28 cm
2
. Perbedaan ketebalan ini diduga karena ekstrak bawang putih mengandung sejumlah senyawa seperti dialil disulfida, dialil trisulfida, alil
propil disulfida, sejumlah kecil disulfida dan dialil polisulfida yang dinamakan alisin Seydim dan Sarikus, 2006. Adanya senyawa-senyawa ini mengakibatkan total padatan yang terdapat pada film
yang ditambah ekstrak bawang putih menjadi lebih banyak daripada total padatan pada film. Ketebalan PP yang digunakan jauh lebih kecil daripada ketebalan film kitosan. Hal ini terjadi
karena film yang diproduksi getas dan kekuatan tariknya kecil sehingga harus diproduksi lebih tebal agar film tersebut tidak sobek.
4.3.2. Kekuatan Tarik dan Elongasi
Kekuatan tarik menunjukkan ukuran ketahanan film, yaitu regangan maksimal yang dapat diterima sampel sebelum putus, sedangkan persen pemanjangan merupakan perubahan panjang
maksimum yang dialami film pada saat sampel sobek. Nilai kekuatan tarik sangat berpengaruh pada kekuatan mekanis film. Semakin tinggi kekuatan tarik suatu kemasan maka semakin kuat pula
kemasan tersebut dalam menahan benturan dan semakin besar pula bobot yang dapat dibawa dalam kemasan tersebut. Sementara nilai elongasi menentukan elastisitas dari kemasan tersebut. Semakin
besar nilai elongasi suatu kemasan maka semakin tinggi elastisitasnya. Nilai kekuatan tarik dan nilai elongasi bersifat spesifik sesuai dengan jenis bahan yang
digunakan. Nilai kekuatan tarik dan nilai elongasi dari kemasan yang diuji disajikan pada Gambar 6 dan Gambar 7.
0.182 0.202
0.043
0.000 0.050
0.100 0.150
0.200 0.250
Film kitosan Film kitosan + EBP
PP
N il
ai k
e te
b al
an m
m
Jenis Kemasan
19 Gambar 6. Nilai kekuatan tarik kemasan yang digunakan
●
Sumber : Benning 1983
Gambar 7. Nilai elongasi kemasan yang digunakan
●
Sumber : Benning 1983 Film kitosan tanpa ekstrak bawang putih memiliki nilai kekuatan tarik lebih tinggi dari film
kitosan yang ditambah ekstrak bawang putih. Hal ini diduga terjadi karena penambahan ekstrak bawang putih menyebabkan film menjadi bersifat lebih liat tetapi mengurangi sifat kaku yang tadinya
terdapat pada film kitosan. Akibatnya yaitu film kitosan yang ditambah ekstrak bawang putih menjadi lebih plastis tetapi lebih mudah putus.
Film kitosan yang ditambah ekstrak bawang putih memiliki nilai elongasi yang lebih besar dari film kitosan tanpa penambahan ekstrak bawang putih. Hal ini diduga terjadi karena ekstrak bawang
putih yang ditambahkan yang berupa oleoresin akan mengisi ruang antar molekul daerah yang tidak berbentuk pada struktur polimer dan akan meningkatkan kerapatan ruang antar molekul Ahvenainen,
2003. Hal ini menyebabkan struktur yang terbentuk lebih padat sehingga film yang dihasilkan lebih plastis. Kitosan yang ditambah ekstrak bawang putih dapat membentuk tekstur film yang baik karena
4.569 3.409
17.237 × 10¹
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Film kitosan Film kitosan + EBP
PP
N il
ai K
e k
u at
an t
ar ik
N
Jenis Kemasan
107.897 176.530
60
50 100
150 200
250
Film kitosan Film kitosan + EBP
PP
N il
ai E
lo n
g as
i
Jenis Kemasan
●
●
20 mempunyai kemampuan mengikat komponen air dan minyak mengandung gugus OH dan atau gugus
NH₂ yang terdapat di dalam ekstrak bawang putih Brzeski, 1987. Benning 1983 menyatakan bahwa kekuatan tarik PP sebesar 172,368 Nmm
2
. Hal ini sangat besar apabila dibandingkan dengan kekuatan tarik film kitosan dan film kitosan yang ditambah
ekstrak bawang putih yaitu sebesar 4,569 Nmm
2
dan 3,409 Nmm
2
. Akibat dari nilai kekuatan tarik yang rendah ini yaitu film kitosan yang diproduksi tidak dapat digunakan untuk mengemas produk
yang berbobot besar.
4.3.3. Laju Transmisi Uap Air Water Vapor Transmission Rate