Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Anopheles spp. memiliki dasar habitat yang berbeda-beda. Habitat dengan dasar batu dan tanah
lebih di-sukai oleh A. maculatus, A. balabacensis menyukai dasar pasir dan tanah Santoso 2002. A. subpictus dan A. maculatus ditemukan pada habitat dengan
dasar lumpur Safitri 2009. Larva A. punctulatus dan A. farauti ditemukan pada habitat permanen yaitu aliran sungai dan rawa-rawa, serta habitat sementara antara
lain kolam, kobakan disekitar sungai, dan tapak ban Beebe 2000.
2.3.8 Kecepatan aliran air
Habitat perkembangbiakan Anopheles sangat beragam dan setiap jenis Anopheles
memiliki kesukaan yang berbeda-beda untuk memilih habitatnya. A. barbirostris
menyukai tempat perkembangbiakan dengan air yang statis atau mengalir lambat Garjito et al. 2004. Larva A. minimus menyenangi aliran deras,
A. letifer ditemukan pada air yang tidak mengalir, sedangkan A. maculatus dan
A. balabacensis ditemukan pada habitat yang mengalir maupun tidak mengalir
Santoso 2002. Sama dengan A. subpictus yang ditemukan baik pada habitat air tidak mengalir maupun mengalir lambat Safitri 2009.
2.3.9 Tanaman air
Larva Anopheles spp. memanfaatkan keberadaan tanaman air untuk menambatkan diri, serta tempat berlindung dari arus air dan serangan predator.
Rao 1981 menyatakan bahwa adanya tanaman air termasuk ganggang pada permukaan air yang mendapat sinar matahari langsung sangat membantu
perkembangan larva karena mikrofauna dan mikroflora sebagai bahan makanan larva banyak berkumpul di sekitar tanaman.
Keberadaan tanaman air yang mengapung diatas permukaan air berpengaruh terhadap populasi larva Anopheles spp. Kirnowardoyo et al. 1982 menemukan
puncak kepadatan larva terjadi sebelum dilakukan pembersihan terhadap tanaman air. Budasih 1993 mengidentifikasi adanya tanaman ganggang Enteromorpha
dan Cladophora berpengaruh positif sebagai tempat perlindungan larva dari arus air dan serangan predator sedangkan Lemna sp. yang bergorombol padat di atas
permukaan air menyulitkan larva Anopheles spp. untuk mengambil udara.
2.3.10 Predator larva
Predator memiliki peranan yang penting dalam menyeimbangkan kepadatan larva nyamuk, sehingga predator larva terutama ikan pemakan jentik dapat
dimanfaatkan untuk pengendalian biotik. Efektifitasnya cukup baik seperti yang dilaporkan oleh Mattimu 1989 bahwa ikan mujair Oreochormis mossambicus
berukuran 4 cm sangat efektif sebagai pemangsa larva A. aconitus. Dalam waktu 24 jam ikan tersebut dapat menghabiskan 478 larva dari 500 larva yang
disediakan. Sama dengan hasil penelitian Arifin 1989 menyatakan bahwa ikan gapi Poecilia reticulata dapat memangsa larva A. aconitus dengan rata-rata 87
larva perhari dan kemampuannya menurun setelah ditambahkan makanan lain.
2.4 Epidemiologi Malaria