Pengumpulan larva Anopheles spp. Pengukuran karakteristik habitat perkembangbiakan.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survai eksploratif, yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu : 1 Pengumpulan larva nyamuk di perairan, 2 Penguku- ran karakteristik habitat, 3 Penandaan koordinat habitat, 4 Penangkapan nyamuk Anopheles , 5 Identifikasi Anopheles, dan 6 Pengumpulan data pendukung.

3.3.1 Pengumpulan larva Anopheles spp.

Larva Anopheles dikumpulkan pada perairan dengan menggunakan cidukan bervolume 300 ml, dengan titik pencidukan menyebar Gambar 2.2. Larva yang dikumpulkan dihitung kemudian dimasukkan dalam kantong plastik mengguna- kan pipet dan diberi label sesuai dengan habitat, selanjutnya dibawa ke labora- torium lapangan untuk dipelihara sampai menjadi nyamuk dewasa Gambar 2.5.

3.3.2 Pengukuran karakteristik habitat perkembangbiakan.

Karakteristik habitat perkembangbiakan Anopheles spp. yang diukur dalam penelitian ini adalah karakteristik fisik terdiri atas jenis habitat, luas, kedalaman, kecepatan aliran air, kekeruhan dasar habitat dan suhu air, karakteristik kimia meliputi pH dan salinitas air, serta karakteristik biologis yang terdiri atas keberadaan tanaman air dan predator larva. Pengukuran karakteristik habitat ditunjukkan pada Gambar 2.3. 1 Jenis habitat perkembangbiakan. Jenis habitat potensial perkembangbiakan Anopheles spp. dibedakan tipe perairan yang ditemukan pada saat survai, yaitu : bekas galian kubangan, kolam, sumur, parit, sungai, rawa-rawa, dan kobakan pada permukaan tanah. 2 Kedalaman air. Tinggi permukaan dari dasar air diukur dengan mencelupkan tangkai cidukan, kemudian diukur bagian basahnya cm. Pengukuran tinggi permukaan air dilakukan pada beberapa titik kemudian dihitung rata-ratanya. 3 Luas habitat perkembangbiakan. Luas habitat nyamuk diukur dengan memperkirakan panjang, lebar, dan kelilingnya kemudian dihitung perkiraan luasnya dalam m 2 . 4 Kekeruhan air. Tingkat kekeruhan diketahui berdasarkan pengamatan secara visual berdasarkan klasifikasi jernih atau keruh. 5 Kecepatan aliran air. Kecepatan aliran air diketahui melalui pengamatan visual pada gerakan aliran air apakah mengalir atau tidak. 6 Jenis dasar habitat perkembangbiakan. Jenis dasar habitat perkembangbiakan nyamuk diukur dengan cara mengambil contoh dasar air dengan menggunakan cidukan atau melalui pengamatan visual bila genangan air jernih kemudian diklasifikasi menjadi dasar air berupa : lumpur, pasir, kerikil, dan lain-lain 7 Suhu air. Suhu air diukur dengan menggunakan termometer air berbentuk batang dengan skala 0 o C-100 o C dengan cara dicelupkan ke dalam air habitat kurang lebih dua menit kemudian dibaca skalanya. 8 Salinitas air. Pengukuran salinitas menggunakan refraktometer, dilakukan dengan cara mengoleskan air pada alat dan nilainya akan terbaca pada skala yang ada. 9 pH air. pH air diukur dengan menggunakan pH meter digital kisaran pH 0 - 14. Alat ini dicelupkan pada sampel air kemudian akan terbaca hasilnya 10 Tanaman air. Keberadaan tanaman air pada habitat perkembangbiakan diketahui melalui pengamatan visual pada badan air. Tanaman air dicatat berdasarkan jenisnya. 11 Keberadaan predator larva. Keberadaan predator larva pada habitat Anopheles spp. diketahui melalui pengamatan visual. Predator larva dicatat dan dibedakan jenisnya : 1 ikan, 2 berudu, 3 larva capung, 4 udang, 5 dan 6 tidak ada predator.

3.3.3 Penandaan koordinat habitat